Denpasar – Sejumlah warga di Bali dilaporkan mengalami kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) berupa gejala demam hingga sakit kepala setelah disuntik vaksin AstraZeneca. Meski demikian, Pemprov Bali tetap melanjutkan pemakaian vaksin AstraZeneca karena belum ada KIPI berupa gejala berat.
“Gejala yang berat dipastikan belum ada. Kegiatan vaksinasi COVID-19 dengan menggunakan AstraZeneca dipastikan tetap berjalan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya saat dimintai konfirmasi wartawan di Denpasar, Kamis (1/4/2021).
Menurut Suarjaya, KIPI yang dialami masyarakat setelah divaksinasi AstraZeneca di Bali berupa demam dan sakit kepala. Gejala ringan ini sudah teratasi dengan obat penurun panas dan tidak sampai masuk ke rumah sakit. Sejauh ini tidak ada KIPI seperti di Sulawesi Utara.
“Kita ini ada beberapa mengalami KIPI ringan. Berupa demam dan sakit kepala, tetapi sudah teratasi dengan adanya pemberian obat penurun panas atau parasetamol. Itu saja, yang lain nggak ada, seperti yang kejadian di Sulawesi Utara itu tidak ada,” tuturnya.
Namun Suarjaya mengaku tidak hafal berapa data pasti masyarakat yang mengalami KIPI ringan tersebut. Sebab, memang tidak dilakukan pencatatan. Bahkan dirinya hanya mendapatkan informasi lewat telepon dari sejumlah warga.
“Tidak ada yang sampai diopname, hanya laporan seperti ada demam, lalu diberi parasetamol dan hilang. Dan laporannya secara lisan saja melalui telepon dengan menanyakan kalau demam bagaimana. Lalu besoknya, setelah minum parasetamol, demamnya reda,” kata dia.
Hingga saat ini Bali telah menerima vaksin AstraZeneca sebanyak 200 ribu dosis. Vaksin ini digunakan untuk tiga wilayah yang dirancang menjadi zona hijau COVID-19, yakni International Tourism Development Center (ITDC) di Kabupaten Badung, Ubud di Kabupaten Gianyar, dan Sanur di Kota Denpasar.
“Sejauh ini jumlah vaksin yang sudah diterima oleh Dinas Kesehatan Provinsi Bali berjumlah 200 ribu dosis. Belum ada penambahan lagi terkait vaksin AstraZeneca dikarenakan penyuntikan akan dilakukan dua bulan lagi setelah pemberian dosis pertama,” tuturnya.
Sumber : media network/detikcom