I NYOMAN ASRIANA | UD.BATU BUKIT
Sejak badai pandemi covid-19 melanda seluruh dunia, berbagai lini kehidupan manusia mulai berubah. Salah satunya dampak pandemi terhadap ekonomi dunia. Banyak pengusaha angkat tangan bahkan gulung tikar lantaran ekonomi yang kian melesu. Namun berbeda dengan usaha yang ditekuni I Nyoman Asriana yang ternyata masih tetap eksis di masa pandemi ini. Pengusaha konstruksi batu bukit ini mengaku bersyukur dapat menikmati rejeki serta tetap memperkerjakan para karyawannya.
Nyoman Asriana telah menggeluti usaha konstruksi batu bukit sejak tahun 1994. Hanya saja baru meresmikan bendera usaha berbentuk UD sekitar tujuh tahun belakangan ini, yaitu UD. Batu Bukit. Beralamat di Jalan Tukad Dalem, Desa Kutuh, UD Batu Bukit menyediakan berbagai jenis batu yang dapat digunakan sebagai material konstruksi bangunan. Di antaranya batu sengkol merah muda, batu palimanan putih, batu bukit, batu laparock, batu bata expus, koral, hingga batu kali.
Batu-batuan tersebut terbentuk secara alami dan banyak ditemukan di desa kelahiran Nyoman Asriana yaitu Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Potensi alam tersebut dimaksimalkan menjadi sebuah peluang usaha yang menjanjikan. Di tangan Asriana, bebatuan yang nampak biasa disulap menjadi ornamen bangunan yang indah. Beberapa jenis batu diaplikasikan pada bangunan dengan cara ditempel menggunakan campuran semen dan pasir. Ada pula jenis batu-batuan yang lunak sehingga dapat diukir sesuai selera. Bentuk relief khas Bali menjadi ukiran yang lumrah dikerjakan oleh Nyoman Asriana.
Suami dari Ni Made Deni ini menyasar target market dari berbagai kalangan, baik perseorangan, instansi pemerintahan maupun swasta. Paling banyak konsumennya merupakan pelaku usaha akomodasi seperti hotel, villa, maupun home stay. Bahkan di masa pandemi tahun 2020 hingga 2021 ini, permintaan pesanan dari pangsa pasar ini masih terus ada. Hal ini lantaran momentum tersebut dimanfaatkan oleh pengusaha hotel untuk berbenah diri, termasuk melakukan renovasi bangunan akomodasi mereka. Kemudian batu bukit dilirik untuk menambah dekorasi pada konstruksi bangunan tersebut.
“Bersyukur saya masih mampu menjalankan roda usaha di tengah pandemi. Sehingga saya dapat terus menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat,” ujarnya.
Selain menerima jasa pemasangan dan penjualan batu, ayah tiga anak ini juga mampu mengerjakan proyek konstruksi secara umum. Mulai dari pembangunan rumah tinggal, rumah kos, villa, home stay maupun pengerjaan kolam renang. Khusus pesanan yang menggunakan konsep arsitektur khas Bali, Nyoman Asriana juga menerima pembuatan Kemulan Taksu, Bale bengong, Sekutus, Penunggu Karang, Bale Gong, Piyasan, Gedong sari, Dinding Karang Pura, Rumah Style Bali, Bale Banjar, dan Bale Kulkul.
Berawal dari Tukang Bangunan
Motivasi untuk maju menjadi pelecut semangat Nyoman Asriana dalam bekerja dan berusaha. Lantaran ia terlahir dari keluarga sederhana yang mengandalkan hasil dari pertanian. Kondisi itu membuat pria kelahiran 31 Desember 1975 ini terpaksa tidak melanjutkan sekolah ke jenjang SMP agar bisa membantu ekonomi keluarganya. Pada tahun 1990 ia memutuskan ikut orang lain bekerja sebagai asisten tukang bangunan di usianya yang masih remaja.
“Saat itu saya hanya mendapat upah sekitar Rp 2.000,- per harinya. Tetapi saya tetap mensyukuri berapa pun rejeki yang saya terima. Sebab yang saya pikirkan pengalaman kerja itu kelak akan berguna untuk menopang kehidupan saya,” tuturnya.
Modal pengalaman kerja itu ia jadikan sebagai dasar untuk memberanikan diri menerima tawaran proyek secara mandiri. Ia pun menerima pengerjaan konstruksi bangunan maupun pemasangan batu-batuan alam meski peralatan dimiliki terbilang masih sederhana. Nyoman Asriana kemudian mengajak enam rekan sesama tukang untuk ikut menyukseskan proyek pesanannya. Hasil jerih payahnya kemudian dikumpulkan sedikit demi sedikit untuk membeli sebuah sepeda motor. Kendaraan pertama yang ia miliki itu ia gunakan untuk mengangkut bahan-bahan konstruksi bangunan.
Sempat beberapa kali mengalami pasang surut usaha, Nyoman Asriana mengaku ingin terus berfokus pada usaha konstruksi bukit batu dan tak mau melirik peluang usaha lainnya. Demi memperluas jangkauan pemasaran ia pun memanfaatkan teknologi informasi yang bersifat digital untuk mempromosikan usahanya. Terbukti sejak tahun 2013, ia kerap menerima pesanan dari konsumen yang mengakses informasi tentang usahanya di internet.
Kini ia tidak hanya mampu memajukan taraf kehidupan, pun berhasil membuka lapangan kerja bagi yang memerlukan. Total pekerja yang digandengnya saat ini sekitar 20 orang, baik pekerja harian maupun tetap. Nyoman Asriana berpesan kepada generasi muda yang tengah memperjuangkan mimpi mereka untuk tidak mudah patah semangat apabila menemui hambatan. Usaha yang dilakoni dengan konsistensi niscaya akan mendatangkan hasil yang diharapkan.