Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali bagian barat menjadi salah satu program yang akan terus diperkuat.
Hal ini agar nantinya penyebaran wisatawan dapat merata, tidak hanya terpusat di Bali bagian timur dan selatan. Sandiaga Uno saat kunjungannya ke Kabupaten Jembrana mengatakan, salah satu pengembangan yang disiapkan pemerintah adalah pembangunan infrastruktur jalan tol yang akan menghubungkan Jembrana dengan Denpasar. Rencanannya pembangunan jalan tol ini akan selesai pada 2025. “Kita harus bersiap-siap karena Jembrana akan dilewati tol yang akan menghubungkan Denpasar dan tahun 2025 akan tersambung, jadi kita harus siapkan ekosistem pariwisatanya karena semua nanti akan mulai berpindah ke Bali bagian barat,” kata Sandiaga dalam siaran pers, Sabtu (31/12/2022).
Di Kabupaten Jembrana, Sandiaga juga meninjau Sentra Tenun Tradisional Jembrana serta Sirkuit Makepung. Ia menjabarkan, Bali masih menjadi top of mind destinasi pariwisata di dunia. Hal ini yang merupakan peluang yang harus dimanfaatkan dengan maksimal. “Jadi ini optimisme kita, sehingga ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif harus disiapkan di sini. Ini pekerjaan rumah kita agar kepulihan kita ini lebih merata dan berkualitas serta berkelanjutan,” imbuh Sandiaga.
Ia menjelaskan, target kunjungan wisatawan baik nusantara dan wisatawan mancanegara di tahun 2023 naik dua kali lipat. Untuk wisatawan mancanegara, ia menargetkan jumlahnya akan meningkat hingga 7,4 juta sementara wisatawan nusantara mencapai kisaran 1,2-1,4 miliar pergerakan. “Ini harus disikapi oleh seluruh pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif, jangan sampai ketinggalan, kita harus siapkan untuk membuka peluang usaha dan tentunya lapangan kerja yang luas,” tandas Sandiaga Uno.
Taman Nasional Bali Barat
Curik Bali (Jalak Bali) merupakan salah satu ikon pariwisata di Bali bagian barat. Keberadaan mereka juga menjadi upaya pelestarian untuk menjadi salah satu daya tarik wisata yang unik bagi wisatawan. Terutama dalam menghadirkan konsep pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. “Saya usulkan pariwisata berbasis konservasi, berbasis ecotourism ini dapat terus diperkuat untuk menjadi daya tarik. Seperti (pelestarian) Curik Bali ini yang tidak bisa ditemui di mana-mana, tapi hanya di Taman Nasional Bali Barat,” kata Menparekraf Sandiaga saat meninjau lokasi Penangkaran Burung Curik Bali Taman Nasional Bali Barat.
Burung Curik Bali memang satwa khas endemik Bali Barat. Populasinya dulu sempat merosot tajam bahkan hampir punah karena hanya tersisa 6 ekor di alam bebas. Namun dengan upaya konservasi yang dilakukan, saat ini jumlah burung Curik Bali yang terdata mencapai 560 ekor. Dengan memperkenalkannya kepada wisatawan untuk mengenal lebih jauh tentang burung Curik Bali dan wisatawan diajak terlibat dalam upaya konservasi melalui paket wisata yang ditawarkan, tentu akan memberikan pengalaman yang menarik bagi wisatawan.
Kemenparekraf dikatakan Sandiaga secara maksimal akan mendukung dengan menyiapkan berbagai pelatihan dan pendampingan juga promosi. “Kami akan promosikan secara totalitas dan interkoneksinya kami akan pantau betul supaya nanti pengalaman baik dari segi pariwisata maupun ekonomi kreatifnya. Kami juga petakan kerja sama untuk meningkatkan investasi di Bali Barat,” kata Menparekraf Sandiaga.