Sebelumnya Putu Sudarsana berkecimpung di pariwisata sejak 1994, namun karena imbas Bom Bali II pada 1 Oktoer 2005, ia beralih ke wiraswasta dekorasi. Peluang tersebut ia ambil, mengingat masyarakat Hindu Bali dipadati kegiatan adat, yang mayoritas sudah memilih kerja praktis dengan menyewa perlengkapan dekorasi.
Karena terkendala dana, Sudarsana masih membeli perlengkapan yang harganya paling terjangkau, berupa kursi plastik, kursi bangket dan lain-lain. Disusul merakit tenda, kain dan seiring dengan masuknya permintaan dari klien, secara perlahan berupaya kebutuhan lainnya, lewat nama usaha “Arya Dekorasi” yang berlokasi di Tabanan.
Sepanjang perjalanan merintis usaha sejak 2006, Sudarsana sempat mendengar keluhan klien soal harga yang agak timpang. Sejak saat itulah, dibentuk Asosiasi Pengusaha Dekorasi Bali (APDB) yang bermarkas di Renon, Denpasar, guna mencari jalan tengah, atas permasalahan ini, dengan mematok pada satu harga saja. Untuk APDB cabang Tabanan (15 anggota), ia sendiri diberi mandat sebagai Ketua.
Arya Dekorasi sudah hadir berkreasi di seputar Tabanan, Klungkung, Negara hingga Buleleng, dengan komitmen ‘palu gada’ segala permintaan yang datang. Mulai dari tenda berbagai ukuran kecil hingga besar, kipas blower, meja, sound system, vintage dekor, dekor angkul-angkul natural, dekor gayor dan lain-lain. Bila mengalami kekurangan perlengkapan, akan saling berkoordinasi dengan anggota di asosiasi, inilah benefit dari APDB ini.
“Bisa saling merangkul dan bersinergi, untuk mewujudkan event apapun, hanya saja sampai saat ini belum ada kesempatan untuk menghandle event pemerintah daerah. Semoga kepercayaan segera menghampiri kami, sehingga jangkauan jam terbang kami tak hanya berorientasi di kearifan adat lokal saja”.