Berani mengambil langkah mandiri serta berpikir maju ke depan tanpa harus menunggu momentum untuk memulainya. Demikian prinsip hidup seorang I Made Sudarsana yang akhirnya mengantarkan dirinya pada pintu keberhasilan usaha. Tidak mau menunggu kesempatan untuk datang sendirinya, putra daerah Karangasem ini lebih memilih menjemput kesuksesannya sendiri lewat inisiatif bekerja dan membangun usaha di industri pertambangan dan penyedia armada alat berat.
Apa yang terlintas di pikiran ketika mendengar nama Kecamatan Kubu? Bagi orang Bali tentunya sudah sangat mengenal kawasan ini dengan potensi alam yang berlimpah. Salah satunya yang cukup maju dikembangkan yaitu industri pertambangan pasir lantaran lokasinya yang berada di jalur arus lahar dari erupsi Gunung Agung. Di antara pelaku usaha yang bergeliat di industri ini, I Made Sudarsana menjadi satu dari segelintir masyarakat lokal yang mampu mengolah sumber daya alam yang tersedia.
Sejak tahun 2010 lalu, Made Sudarsana mulai berfokus pada usaha pertambangan galian c. Ia mengibarkan bendera PT. Anom Jaya Utama sebagai supplier kebutuhan pasir dan material batu untuk memenuhi permintaan di industri konstruksi. Hingga saat ini pihaknya telah memasok kebutuhan material ke seluruh pelosok Bali baik dalam pengerjaan konstruksi infrastruktur, bangunan perkantoran, perumahan, dan lainnya.
Kualitas Material
Sejatinya, wilayah Kubu bukan satu-satunya daerah pemasok material pasir dan batu di Pulau Dewata. Beberapa daerah lainnya di Karangasem maupun yang ada di kabupaten lain juga menggerakkan ekonomi daerah melalui industri pertambangan non logam. Hanya saja memang, bahan baku konstruksi di Kecamatan Kubu selalu dilirik lantaran memiliki kualitas yang lebih unggul, sebut saja di tempat tinggal Made Sudarsana yaitu Desa Sukadana. Faktor yang menjadikan kualitas pasir di Kubu lebih unggul sebab merupakan material berasal dari pegunungan.
Karena fungsinya yang sangat vital, pasir berkualitas selalu menjadi incaran. Meki di tempat lain banyak yang menyediakan pasir dengan harga murah namun permintaan pasir di Kecamatan Kubu tak pernah surut. Made Sudarsana mengatakan pihaknya menjadi salah satu pemasok material pasir untuk konstruksi berskala besar. Sebut saja pengalamannya dalam menyediakan pasir dan batu pada proyek perluasan bandara, pembangunan bendungan, renovasi jembatan, hingga proyek dermaga di Sanur. Juga kerja sama dengan para kontraktor dalam pembangunan gedung rumah sakit, perbankan, maupun rumah tinggal.
Bekerja Sejak Dini
Diakui Made Sudarsana, salah satu sosok yang berperan penting dalam perjalanan karirnya selama ini yaitu istri tercinta. Sang istri merupakan perempuan tangguh yang senantiasa mendukung setiap langkah Sudarsana bahkan di saat orang lain sangsi atas kemampuannya. Selain itu terdapat restu ibu yang senantiasa mengarahkan Made Sudarsana belajar membangun rasa cinta kasih terhadap sesama sehingga pada saat berada di titik keberhasilan dirinya tidak lupa untuk berbagi ke sesama. Aksi sosial untuk masyarakat dan lingkungan serta tak melupakan aspek spiritual merupakan bukti konkret dari ajaran Tri Hita Karana yang menjadi pedoman hidupnya sampai sekarang.
Sebagai anak yang bertumbuh di antara 8 bersaudara, Made Sudarsana memiliki inisiatif untuk mandiri secara finansial. Sejak masih duduk di bangku sekolah dasar ia sudah getol berwirausaha, selain untuk mengisi waktu luang juga merupakan tuntutan dari keadaan. Ia mengumpulkan pundi-pundi rupiah dari berjualan es lilin dan bekerja mencuci kendaraan orang lain. Melalui kerja keras tersebut ia mampu membiayai sekolahnya hingga tamat.
Selepas SMA, Made Sudarsana memutuskan pergi merantau lalu mendapatkan pekerjaan perdana sebagai sopir angkutan umum rute Amlapura-Singaraja. Sejak itu ia mulai mengenal pergaulan yang lebih luas sampai mendapat kesempatan untuk menjadi sopir transportasi di luar Bali. Hasil kerja keras kemudian disisihkan hingga jumlahnya cukup mengawali usaha showroom mobil di tahun 2000 dengan mengusung nama Bimantara Motor.
Meski sudah mengecap kesuksesan usaha di perantauan, tetap saja hasrat untuk pulang ke kampung halaman selalu muncul. Tiba di tahun 2010, Made Sudarsana bertekad untuk mewujudkan cita-citanya membangun ekonomi di desa kelahiran. Dari sana dimulai cerita perjuangan merintis usaha, Made Sudarsana mengawalinya dengan menyewa excavator untuk membuka lahan galian c. Setelah berjalan satu tahun, perkembangan usaha kian menggembirakan barulah ia memberanikan diri membeli sebuah armada lalu terus berkembang menjadi berbagai armada pengangkut material dan alat berat lainnya. Demi mendukung aktivitas bisnis ia juga mengurus legalitas usaha dengan meresmikan PT. Anom Jaya Utama dengan menunjuk putra-putranya sebagai direktur.
Sejalan dengan meningkatnya denyut aktivitas pertambangan di Daerah Kubu, Made Sudarsana melirik peluang usaha lainnya yang masih memiliki benang merah dengan usaha sebelumnya. Ia mendirikan usaha penyewaan armada alat berat miliknya dengan nama Bimantara Trans. Melalui upaya menangkap kebutuhan pasar ini ia dapat sekaligus membantu pengusaha lainnya. Mengadopsi nama-nama tokoh pewayangan terkuat yaitu Bima dan Hanoman, Made Sudarsana berharap ke depannya PT. Anom Jaya Utama dan Bimantara Trans semakin kuat bertahan di tengah era persaingan.