Bersama almarhum kakek, I Dewa Agung Bagus Eka Pemayun menggagas usaha di bidang pariwisata yang bisa dikatakan menjadi pioneernya kala itu. Kendati tak memiliki latar belakang yang mengkhusus, melainkan lulusan ilmu ekonomi, bukan berarti ia tak berpeluang emas dalam menggarapnya, justru mendapat dukungan dari rekan-rekan sesama yang berkecimpung di pariwisata.
Berawal dari merintis pertunjukan barong “Barong & Kris Dance Jambe Budaya” yang bekerjasama dengan beberapa travel agent di tahun 2009. Kemdian 2016, tren agro wisata yang diproyeksikan akan naik daun, disarankan dari teman-teman pemandu wisata untuk juga digeluti Eka Pemayun. Kebetulan ia pun memiliki lahan strtegis, sehingga bisnis yang kedua, pun kian berkembang. Akhir 2018 akhir, lagi-lagi datang dari gagasan pemandu wisata, agar ia membuka wahana adventure, karena mendapatkan banyak masukan dari wisatawan. Kali ini, menjadi tantangan eksta baginya, terlebih modal materi dan lahan, karena tak cukup tanah seluas 1-2 ha untuk membentuk trek. Syukurnya, keberuntungan berpihak padanya, ia menemukan lokasi lembah yang ideal, sekaligus kepercayaan dari warga setempat. Tentunya atas apesiasi tersebut, ia berkontribusi ke desa adat Batubulan, Gianyar, dengan kontrak lokasi selama 10 tahun dan lahan parkir.
Modal nekat, pria yang juga sebagai kelian dinas ini, berlanjut membeli unit ATV (All Terrain Vehicle) yang menghabiskan dana sekitar empat miliar, dengan pengadaan 48 unit. Disusul membuka jalur trek, sekitar tujuh miliar ia habiskan untuk alokasinya tersebut. Sampai datanglah tamu ‘pandemi’ yang tak diundang, membuat dirinya harus menutup agro wisata selama dua tahun. Ia menjual beberapa produk yang memiliki waktu batasan penggunaan, namun sia-sia. Apalagi pandemi datang, saat sebulan sebelum lebaran, ia yang sudah mempersiapkan begitu banyak produk, terpaksa membuangnya, karena setahun tak berhasil ia jual kembali.
Untuk adventure sendiri, tetap ia buka, untuk maintenance ATV maupun medan offroad, hanya tenaganya yang berjumlah 30 orang, ia atur sedemikan rupa, yang perharinya hanya mempekerjakan dua orang.
2021 kasus pandemi yang mulai menurun dan penerbangan international yang beberapa mulai dibuka kembali, Eka Pemayun mulai menaikkan pamor “Jambe Asri ATV” dengan menggarap akun resmi di platform media sosial seperti Instagram @jambeasriatv dan di Facebook “Jambe Asri ATV”. Masa-masa di penghujung pandemi, pria berusia 39 tahun ini, sudah sedikitnya bisa bernafas lega, bisnisnya sudah mulai didatangi wisatawan dan berakitiftas kembali. Terlebih sangat cocok, yang sudah penat dengan masa-masa kuncitara (lockdown), bisa memacu adrenalin sembari berinteraksi dengan alam, yang dipercayai mampu menghilangkankan stres akibat pandemi.
Peristiwa pandemi ini, telah meninggalkan berbagai banyak pelajaran hidup, apalagi warga Bali yang 70% berkecimpung di pariwisata, sehingga terimbas ke penyokong-penyokong lainnya, meski tak terkoneksi langsung ke pariwisata. “Kita yang ada di pariwisata tak boleh terlena seperti tahun sebelum 2019, berbagai stake holder di indutri pariwisata ini, harus bersinergi dan mendukung antara satu sama lain”.
Harapannya tidak ada ‘pandemi-pandemi’ lain lagi kedepannya. Kita sebagai manusia yang hidup di Semesta ini, juga harusnya merefleksikan diri atas kejadian wabah tersebut. Bagaimana menjaga etika kita kepada bumi dan seluruh isinya. Karena munculnya penyakit ini adalah tak jauh-jauh akibat eksploitasi alam oleh manusia itu sendiri, sehingga terjadi tidak keseimbangan alam yang merusak ekosistem. Semoga kita semakin bijaksana kedepannya dan bersahabat dengan alam raya yang hakikatnya telah memberikan esensial kehidupan ini.