I KETUT WIDIASA | TIRTA YASA GROSIR
Bidang usaha retail maupun grosir penjualan produk kebutuhan sehari-hari terbukti menjadi bisnis yang mampu bertahan di situasi apa pun. Termasuk di masa pandemi saat ini, sebab keperluan sehari-hari tetap akan diperlukan masyarakat berbagai kalangan. Hal ini pun telah dibuktikan oleh salah seorang pengusaha muda asal Buleleng bernama I Ketut Widiasa. Toko penjualan grosir serta minimarket yang ia kelola bersama saudara tetap ramai dikunjungi para pelanggan setianya. Ia mengaku menerapkan beberapa strategi guna mempertahankan loyalitas konsumen di tengah era persaingan yang makin kompetitif.
Badai Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak awal tahun ini berdampak signifikan pada perekonomian masyarakat. Menurunnya angka produktivitas masyarakat akibat gelombang pemutusan kerja berbanding lurus dengan penurunan daya beli masyarakat. Hanya saja untuk konsumsi kebutuhan sehari-hari masih menunjukkan denyut kehidupan. Hal ini dibuktikan dengan masih banyak pengusaha retail yang masih bertahan di tengah era pandemi saat ini.
Salah satu pengusaha tersebut adalah Ketut Widiasa, saat ini dipercaya mengelola usaha keluarga yang berorientasi dalam bidang retail dan juga grosir. Pria asli Desa Banjar, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng ini menjalankan usaha dagang perseorangan (UD) Tirta Yasa yang berlokasi di desanya, tepatnya sebelah timur pasar tradisional Desa Banjar. UD. Tirta Yasa menyediakan berbagai produk kebutuhan yang diperlukan masyarakat sehari-hari, seperti sembako, makanan ringan, keperluan mandi maupun mencuci, dan lain-lain.
Sistem Reward
Ketut Widiasa menjelaskan bahwa usaha tersebut telah dirintis orang tuanya sejak tahun 1980. Praktis, 40 tahun sudah eksistensi UD. Tirta Yasa dalam melayani kebutuhan masyarakat, tidak hanya di sekitar Desa Banjar, namun menjangkau hingga desa lainnya. Oleh karena itu, UD. Tirta Yasa telah memiliki banyak pelanggan setia yang mencari produk kebutuhan sehari-hari, baik untuk dijual kembali maupun digunakan pribadi.
Meskipun bisa dikatakan sebagai suatu peluang bisnis yang menjanjikan, kompetitor usaha retail kian waktu kian bertambah. Sistem penjualan yang mudah serta pangsa pasar yang luas menjadi alasan orang melirik bisnis tersebut. Sebagai “pemain lama” tentunya Ketut Widiasa tidak bisa terus menerus mengandalkan nama besar usahanya untuk menarik konsumen. Ia sadar di era yang makin kompetitif ini diperlukan daya kreativitas dan inovasi dalam menerapkan strategi pemasaran.
“Salah satu inovasi usaha yang saya terapkan adalah penggunaan sistem reward. Setiap konsumen yang berbelanja di toko kami akan mendapat poin sesuai dengan jumlah transaksi pembelanjaan,” kata Widiasa menuturkan.
Lanjutnya, para pembeli dapat mengumpulkan poin mereka dan nantinya poin tersebut ditukarkan dengan hadiah-hadiah menarik, seperti barang-barang elektronik dan peralatan dapur. Dengan menerapkan sistem poin para pelanggan termotivasi untuk meningkatkan jumlah transaksi pembelanjaan. Selain itu dapat menarik konsumen baru yang belum pernah berbelanja di toko tersebut.
Mental Pengusaha
Ketut Widiasa menjelaskan bahwa orang tuanya, Putu Mandiasa dan Putu Tirta mengawali usaha mereka dari berjualan es campur. Sepasang suami istri tersebut menjajakan dagangan mereka dengan cara berkeliling menggunakan grobak. Berkat kegigihan mereka, akhirnya lima tahun kemudian, tepatnya pada 5 September 1980 mereka mampu mengontrak sebuah toko. Di toko pertama mereka itu, tidak hanya menjual es campur, juga menjajakan barang kebutuhan sehari-sehari. Semakin hari toko ini semakin ramai karena selain letaknya yang strategis, pada waktu itu UD. Tirta Yasa belum memiliki pesaing.
Kunci kesuksesan usaha keluarga yang telah bertahan selama puluhan tahun tersebut tidak lain adanya proses regenerasi. Sebagai generasi penerus yang melanjutkan tongkat estafet usaha, Ketut Widiasa menjelaskan bahwa ia telah dilibatkan dalam kegiatan operasional sejak duduk di bangku SMP. Ketika dirinya berusia 18 tahun, ia telah dipercaya secara penuh mengelola usaha orangtuanya.
Pengalaman kerja membantu orangtua sejak usia remaja menempa mentalitas pengusaha yang tangguh dan berani dalam diri Ketut Widiasa. Keberanian mengambil keputusan termasuk ketika meminjam modal usaha dari perbankan dilakukannya meski usianya pada waktu itu belum genap memasuki kepala dua. Namun keputusan itu pun membuahkan hasil positif. UD. Tirta Yasa semakin berkembang dan semakin banyak memiliki kerja sama dengan berbagai perusahaan penyedia barang. Seiring perkembangan usaha, pada tahun 2006 UD. Tirta Yasa dibagi menjadi dua divisi usaha, yaitu Tirta Yasa Minimarket dan Tirta Yasa Grosir. Pelan namun pasti, pembenahan mulai dilakukan mulai dari renovasi bangunan usaha hingga perubahan menuju sistem komputerisasi
Tirta Yasa Grosir mengalami perkembangan yang cukup besar, karena merupakan pusat perbelanjaan grosir yang pertama di Desa Banjar. Konsumen yang berbelanja tidak hanya masyarakat sekitar Desa Banjar. Melalui armada pengantaran yang siap mendistribusikan barang ke berbagai daerah, Tirta Yasa Grosir memiliki banyak pelanggan di berbagai pelosok desa lainnya di Buleleng Barat.
Ketut Widiasa berkeinginan untuk terus mengembangkan inovasi lainnya demi memajukan Tirta Yasa Grosir. Menurutnya untuk bidang penjualan sistem grosir, memiliki prospek menjanjikan dalam jangka panjang karena semakin banyak usaha retail yang memerlukan stok barang dari toko grosir. Tentunya harga yang terjangkau dan persediaan barang yang lengkap menjadi parameter yang selalu ia perhatikan agar bertahan dari persaingan bisnis.