Pulau Bali tak hanya menyimpan kekayaan alam yang indah, namun juga keragaman hayati yang bernilai ekonomi tinggi. Salah satunya kekayaan flora berupa pohon manggis yang cukup banyak dibudidayakan oleh masyarakat petani Bali. Buah yang berjuluk si hitam manis ini kini menjadi primadona buah tropis bagi kalangan eksportir buah, salah satunya pengusaha bernama I Wayan Suarna. Pria yang telah berkecimpung di bidang perdagangan hortikultura sejak tahun 2000-an ini berupaya mengangkat potensi pertanian buah lokal agar dapat menembus pasar internasional.
Meski baru memulai mengibarkan bendera PT. Manggis Sari Abadi, namun I Wayan Suarna sejatinya telah menggeluti usaha distribusi buah manggis sejak puluhan tahun silam. Bermula dari mengikuti jejak orang tua berdagang di pasar, kini ia telah mampu mengembangkan usaha secara mandiri. Ia memiliki jaringan distribusi diberbagai supermarket maupun pasar rakyat di Pulau Dewata. Lalu sejak tahun 2018 mulai ikut ambil bagian dalam perdagangan di pasar global sebagai eksportir buah lokal ke luar negeri.
Wayan Suarna mengisahkan sejarah kegiatan usahanya dimulai pada saat dua puluh tahun silam ikut membantu usaha kedua orang tua berdagang di pasar. Bagi Suarna kegiatan pemasaran telah menjadi suatu minat yang diteruskan menjadi profesi yang menjanjikan. Rasa lelah yang muncul tatkala tiap hari harus selalu lincah membawa stok dagangan ke pasar tak menyurutkan langkahnya menekuni profesi sebagai pedagang.
Kemudian pada suatu ketika ia mendapat tawaran kerja sama dari seorang warga negara Taiwan untuk menyalurkan hasil pertanian buah manggis asal Bali ke negara asal rekannya tersebut. Sejak saat itulah cakrawala wawasan Wayan Suarna mulai terbuka tentang betapa besarnya potensi ekonomis dari buah lokal. Ia sebelumnya tak menyangka bahwa tanaman yang harganya kerap anjlok di pasaran lokal itu dihargai yang tinggi di mancanegara.
Wayan Suarna menyebutkan, saat ini negara tujuan ekspor buah manggis dengan permintaan yang tinggi yaitu Tiongkok. Dirinya bergerak di bawah bendera PT. Manggis Sari Abadi mampu memenuhi demand hingga puluhan ton manggis dalam sekali pengiriman. Meskipun perusahaan ini berkantor di wilayah Slemadeg, Kabupaten Tabanan, namun dalam upaya memenuhi permintaan pasar, Wayan Suarna menyerap hasil pertanian dari para petani di berbagai daerah. Tanaman yang memiliki durasi periode panen sekitar tiga bulan ini dijadwalkan panen secara berbeda di tiap daerah sehingga bila di satu daerah sedang tidak musim maka Suarna akan memburunya ke daerah yang sedang musim.
Ternyata tidaklah mudah bagi seorang pengusaha eksportir khususnya dalam bidang perdagangan buah-buahan. Para eksportir harus siap menghadapi beragam tantangan sebelum mereguk manisnya keuntungan penjualan. Salah satunya tantangan dari segi persaingan usaha. Wayan Suarna mengatakan pesaing ketat di wilayah ASEAN adalah Negara Thailand. Negara ini mampu menyediakan hasil pertanian berkualitas dengan harga miring lantaran dari segi jarak pengiriman lebih dekat dengan negara tujuan yakni Negeri Tirai Bambu.
Bagi pengusaha yang telah malang melintang di bidang ekspor buah manggis seperti Wayan Suarna, tentunya telah memiliki langkah strategi guna menyiasati tantangan yang ada. Mulai dari memanfaatkan armada pengiriman via udara sehingga mampu mengirimkan hasil pertanian dengan cepat serta mempertahankan kualitas. Hingga memanfaatkan kapal kargo bermuatan kontainer untuk menyediakan produk dengan harga bersaing.
Terlepas dari faktor harga, Wayan Suarna menambahkan bahwa faktor kualitas menjadi kunci utama keberhasilan bisnis ekspor manggis ke Tiongkok. Pihak konsumen memberikan sejumlah kriteria mengenai Manggis yang dinilai layak untuk diekspor. Pertama yaitu jumlah kuping daun harus berjumlah empat buah. Kedua warna kulit harus hitam legam dan bersih. Ketiga barulah dinilai dari segi daging buah. Wayan Suarna pun telah melakukan sejumlah tahapan serta kontrol kualitas yang ketat agar produknya diterima dengan baik di negara tujuan.
Wayan Suarna selaku pengusaha telah berkontribusi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani lokal dengan cara menyerap maksimal hasil pertanian. Namun tentunya ia tidak selamanya berperan sendirian. Diperlukan juga dukungan dari stakeholder terkait agar seyogianya usaha yang dilakoni eksportir seperti dirinya dapat berjalan secara berkelanjutan. Wayan Suarna berharap agar pemerintah dapat membuatkan suatu regulasi yang dapat mendukung para pengusaha, salah satunya dengan mempermudah akses mengurus dokumen legalitas guna memenuhi syarat pengiriman barang ke luar negeri.