Lewat bendera SHB Group, Junardi Wigimin mencatatkan diri sebagai importir buah-buahan yang memiliki jalur distribusi hampir ke seluruh pelosok Tanah Air. Inilah lika-liku perjuangan pengusaha visioner ini dalam menggeluti bisnis hingga mampu membuka lapangan kerja bagi masyarakat.
Junardi Wigimin menceritakan awal mula ketertarikannya terjun sebagai pengusaha importir buah pada tahun 2000 lantaran melihat prospek usaha tersebut sangat menjanjikan. Saat itu buah-buahan asal luar negeri banyak membanjiri pasar Indonesia, karena itu ia pun mengawali usahanya dengan menjual buah-buahan impor. Intuisinya tak meleset, terbukti usahanya mampu berkembang meski perjalanan usahanya tak selalu berjalan mulus. Salah satu negara asal buah impor yang ia datangkan ke Indonesia yaitu Thailand. Ia kemudian membangun PT. Sinar Harapan Baru di Jakarta, sebuah perusahaan perdagangan buah-buahan untuk pasar tradisional dan grosir. Komoditas pada periode ini difokuskan pada durian dan kelengkeng. Menurut Junardi, jenis buah-buahan impor yang laris di pasaran dalam negeri karena sukar dibudidayakan di Indonesia. Bukan disebabkan oleh rendahnya kualitas produk lokal.
Lirik Pasar ekspor
Melihat peluang yang lebih besar untuk memperluas cakupan usaha, maka pusat distribusi PT. Sinar Harapan Baru pindah ke Karawang. Ia membangun fasilitas logistik yang lebih luas dengan akses yang lebih mudah ke pasar Jawa Barat. Sekitar tahun yang sama, PD. Sinar Harapan Bersama muncul sebagai perusahaan pendukung bagi PT. Sinar Harapan Baru.
Melihat adanya potensi pada buah-buahan asli nusantara, Junardi pun mulai merambah ke pasar ekspor. Tepatnya ia memulai di tahun 2005, mengawali dengan mengekspor buah mangga ke Negeri Jiran. Ternyata buah lokal mendapat apresiasi di Malaysia terbukti ketika menambah beberapa jenis buah lain untuk diekspor selalu laris terjual. Selain mangga, Junardi juga mengirimkan buah manggis dan salak ke luar negeri. Sasarannya pun mulai meluas hingga ke negeri tetangga lainnya seperti Singapura.
Junardi mengatakan buah-buahan asal Nusantara merupakan jenis buah tropis yang dikategorikan sebagai “buah dari bawah Khatulistiwa”. Sehingga dalam persaingan pasar buah internasional tidak banyak memiliki pesaing. Itulah yang menjadikan buah asal Indonesia berpotensi menjadi primadona. Seperti contohnya buah manggis asal Indonesia yang selalu terserap di pasar Tiongkok. Begitu juga buah mangga arum manis yang digemari di Malaysia.
Kriteria buah-buahan yang masuk kategori layak ekspor, menurut Junardi tidak harus memiliki rasa yang manis. Selama ini masyarakat menilai buah yang berkualitas adalah buah yang ranum. Namun bagi pengusaha, buah yang menguntungkan untuk diekspor adalah buah yang memiliki daya simpan yang lama. Apabila mengirim buah ke luar negeri dalam keadaan ranum, dapat dipastikan sampai ke negara tujuan dalam kondisi sudah tidak segar.
Demi menjaga kualitas produk sampai di tangan konsumen, Junardi berperan sebagai pengusaha mengambil langkah yaitu dengan manajemen yang tertata mulai dari proses pembelian dari para petani sampai ke
pengiriman. Di antara dua proses tersebut ada pula yang tidak kalah penting yaitu proses pengemasan. Junardi mengaku sangat memperhatikan media pengemasan dan suhu simpan pada armada yang digunakan untuk mengirim produknya.
Dari Tantangan Hingga Harapan
Demi meningkatkan kepercayaan konsumen, Junardi pun selalu memperhatikan segala aspek pengelolaan usaha. Mulai dari menjaga kualitas produk dan kemasan, hingga terus melebarkan sayap distribusinya. Salah satu perusahaannya yaitu PT. Djaya Buah Bersinar telah memiliki workshop pengemasan di daerah Bali serta memasok buah impor ke pasar modern dan tradisional di Pulau Dewata dan Nusa Tenggara. Lewat usaha ini pula ia berhasil membuka peluang kerja untuk banyak orang.
Perkembangan usaha impor buah di bawah bendera Sinar Harapan Group (SHB) terus mengalami peningkatan ditandai dengan terus bertumbuhnya jaringan distribusi di berbagai daerah. Pada tahun 2009 Junardi Wigimin mendirikan PD. Sinar Harapan Berkarya yang beroperasi di Sidoarjo. Kemudian diikuti pembukaan PT. Hidup Sukses Bersama di Surabaya. Pada pertengahan 2014, Junardi Wigimin mendirikan PT. Perintis Citrafajar yang bergerak di bidang produksi dan pemasaran buah beku atau frozen fruit.
Di balik kisah keberhasilan Junardi Wigimin sebagai eksportir dan importir buah, tentunya terdapat beragam cerita pahit getir dalam menjalankan usaha. Menurutnya tantangan dalam usaha impor buah terletak pada persoalan regulasi. Berbeda dengan usaha ekspor buah di mana tantangan ada pada rasa kepercayaan antara petani dan pengusaha. Dari sisi pandang pengusaha Junardi menilai bahwa para petani belum memiliki sistem penanganan buah yang baik dari proses panen hingga sampai ke tangan pengusaha. Kadang kala dalam proses tersebut banyak buah yang mengalami kerusakan sehingga tentunya merugikan para pengusaha.
Padahal dari kacamata pengusaha sendiri sejatinya memiliki niat yang besar agar hasil pertanian lokal dapat terserap secara maksimal. Di sinilah menurut Junardi diperlukan sinergi antara petani dan pengusaha agar dapat mencapai visi bersama yaitu meningkatkan potensi buah lokal.