Gianyar – Nama Niang Soli menjadi perbincangan setelah tampil menari di Pesta Kesenian Bali (PKB) XLV 2023 di Art Center Denpasar. Bukan hanya pintar menari dengan gerakan yang energik saja, nenek yang bernama lengkap Gusti Ayu Soli ini viral lantaran usianya yang sudah lebih dari 100 tahun tapi masih mampu menari bersama anak-anak muda lain. detikBali mengunjungi kediaman Niang Soli di Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Jumat (4/8/2023). Pagi-pagi, Niang Soli tampak bersih-bersih dan bercengkerama dengan cucunya. Sementara, anak menantunya sibuk memasak di dapur.
Niang Soli bercerita banyak tentang kehidupannya yang sejak kecil sudah pintar menari hingga pentas di depan presiden pertama Indonesia, Soekarno sekitar tahun 1945-an di Gianyar.
“Saat itu saya nari Sisya dulu, di hadapan Pak Karno,” katanya mengawali cerita.
Tari Legong Bapang Saba yang ditarikannya saat pentas PKB 2023 adalah tarian yang dipelajarinya saat remaja dari seorang seniman tari di desanya yang bernama Anak Agung Alit.
Ia belajar bersama enam orang lainnya. Namun, saat ini hanya tersisa Niang Soli saja. Dari total pementasan tarian sekitar 10 menit, Niang Soli hanya bisa menari maksimal selama 3 menit saja.
“Saya keluar pada saat proses tarian Bapangnya saja. 3 menit terakhir mulai menari, kalau lama-lama sudah tidak kuat,” ungkapnya. Niang Soli menyebut masih hafal semua gerakan tari, tapi harus ada yang menari di depannya untuk menggugah ingatannya.
Gerakan Tari Legong Bapang Saba yang dinamis, simetris, dan teratur ini adalah tarian yang dulunya untuk para raja-raja. Kini, tarian ini juga dipentaskan di depan wisatawan sebagai tari penyambutan.
Niang Soli tergabung dalam Sanggar Seni Saba Sari di desa setempat yang selalu mengajaknya pentas di setiap kesempatan. I Gusti Ngurah Agung Giri Putra selaku pembina tari di Sanggar Seni Saba Sari mengatakan awalnya mengajak Niang Soli untuk ujian akhir S2-nya yang mengangkat Tari Legong Bapang saba dengan pementasan secara regenerasi.
“Dari anak-anak, dewasa dan generasi tua, saya ajak pentas. Hingga akhirnya terkenal dan hingga saat ini kami ajak Niang Soli,” bebernya.
Dikatakan, tarian tersebut sudah ada sejak kakek buyutnya yang kemudian diturunkan ke pamannya. Tarian tersebut lalu dilanjutkan oleh Niang Soli dan saat ini dilanjutkan oleh sanggarnya.
“Sebenarnya zaman dulu Tari Legong ada satu, kemudian karenapenarinya dari masing-masing desa yang belajar berbeda hingga memiliki kekhasan tersendiri. Salah satunya menjadi Tari LegongBapang Saba ini,” jelasnya.Dalam proses latihan, Niang Soli selalu ada yang mendampingi di depan untuk menggugah ingatannya. Sebagai pengurus sanggar, Giri Putra menyebut wajib memiliki waktu ekstra menjaga penarinya tersebut.
Seperti makanan dan minuman yang berbeda yang harus membawa dari rumah, tidak bisa makan makanan cepat saji, ataupun air mineral.
“Air harus air hangat dibawanya dari rumah. Makanan pun demikian, bawa ubi dari rumah,” sebutnya.
Niang Soli Ungkap Rahasia Awet Muda
Niang Soli mengungkapkan bagaimana ia bisa kuat dan masih energik walaupun sudah lanjut usia. Dilihat dari Kartu Tanda Penduduk (KTP), Niang Soli lahir pada 31 Desember 1935.
Namun, ia menyangkal jika umurnya saat ini baru 88 tahun. Ia menyebut umurnya sudah lebih dari 100 tahun dengan enam orang anak (tiga orang sudah meninggal) dan cicit sebanyak 25 orang yang juga ikut belajar menari bersamanya.
Istri dari Gusti Nyoman Katon ini mengaku dari kecil hingga saat ini jarang makan nasi putih.Jikapun makan nasi putih akan ditambah dengan ubi jalar serta lauknya adalah sayur.
“Dari dulu saya jarang makan nasi putih, biasanya ubi saja sama sayur. Daging juga jarang karena tidak mampu beli, hingga sekarang kebiasaan makan itu saja,” akunya.
Bahkan, untuk makan sehari-hari, ia mengaku tidak mau merepotkan anak menantunya. Ia masih masak sendiri dan makan bersama suami dan dua cucu yang diajaknya. Baca selengkapnya di detik bali.
Sumber : Baca artikel detikbali, “Sosok Niang Soli, Penari Legong Bapang Saba yang Berusia 100 Tahun