BADUNG – Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, membuat Bali yang bergantung pada sektor pariwisata menjadi provinsi di Indonesia yang paling terdampak.
Akibatnya, sebagian masyarakat Bali yang menggantungkan perekonomian mereka dari sektor ini ikut terpuruk. Untuk membangkitkan kembali perekonomian Bali di tengah pandemi, maka dibutuhkan sinergi semua pihak. Demikian disampaikan Gubernur Bali Wayan Koster dalam sambutannya pada acara Pengukuhan dan Pelantikan Dewan Penasehat, Dewan Pertimbangan dan Dewan Pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Bali Masa Bakti 2020-2025 pada Jumat (20/11) malam di Inaya Putri Bali, Nusa Dua, Badung.”Kontribusi devisa pariwisata Bali terhadap nasional mencapai hampir 40 persen yang ditopang dari wisatawan mancanegara. Pada tahun 2019, mencapai 6,3 juta orang, sedangkan wisatawan domestik 10,5 juta orang. Ini menjadi fundamental perekonomian Bali. Sehingga sekarang ini, begitu pariwisata terganggu karena pandemi Covid-19, otomatis Bali menjadi paling terdampak,” ungkap Gubernur Koster.
Untuk ke depannya agar tidak hanya bergantung pada sektor pariwisata, maka menurut Gubernur Koster, Bali perlu melakukan penataan ulang. Selain pariwisata, sektor pertanian serta pengembangan industri berbasis budaya Bali perlu digenjot. “Industri untuk memperkuat pertanian dari hulu sampai ke hilir, memperkuat industri sandang serta menumbuhkan usaha kecil dan menengah dalam rangka memperkuat industri kerajinan rakyat,” ujarnya.
Dengan begitu, lanjut Gubernur Koster, perekonomian Bali akan lebih sehat dan berimbang. Menurutnya, tidak perlu mempertentangkan antara pariwisata dengan pertanian, pariwisata dengan industri. “Tiga tiganya bagus, dan semuanya itu sebenarnya adalah satu sama lain saling mendukung, melengkapi, memiliki keterkaitan yang sangat kuat,” terangnya.
Penulis : Rilis Pers
Editor : I Komang Robby Patria