PEREKONOMIAN d u n i a akan bersiap untuk melambung secara moderat, di tengah situasi yang masih rapuh’. Itu prediksi ekonomi dunia di 2020, yang dikeluarkan Bank Dunia pada Januari tahun ini. Lembaga dunia lainnya, seperti IMF dan ADB, juga berpendapat yang sama. Tentu saja, itu jauh dari apa yang terjadi di 2020. Penyebaran virus SARS-Cov-2 dan penyakit covid-19 telah membawa perekonomian dunia ke situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat dihentikannya berbagai aktivitas ekonomi.
Ada banyak hal yang dapat dipelajari dari krisis iniShutting-down perekonomianMenghentikan (shutting-down) aktivitas perekonomian memang penting dilakukan dalam usaha mencegah penyebaran penyakit. Sayangnya, seperti disebutkan Prof Richard Baldwin dalam salah satu terbitan awal mengenai ekonomi dan pandemi ini, menghentikan perekonomian tidak sama dengan mematikan lampu, yang langsung bisa dilakukan. Menghentikan perekonomian harus dilakukan seperti mematikan reaktor nuklir, secara perlahan, dan hatihati, dengan berbagai persiapan pencegahan yang cukup.
Salah satu yang diperlukan adalah kesiapan negara menyediakan jaring pengaman sosial-ekonomi, untuk membantu dampak dari penurunan aktivitas ekonomi. Dengan perekonomian Indonesia selama semester pertama mengalami penurunan sebesar 5,3% dari semester sebelumnya, dampak terhadap berbagai aspek sosial ekonomi sangat terasa sekali.Di Agustus, BPS mencatat, kenaikan jumlah pengangguran terbuka sebesar 2,8 juta jika dibandingkan dengan Februari, selain penambahan angka setengah pengangguran 4,6 juta, membuat bantuan sosial menjadi sangat penting. Produksi dan aktivitas yang harus dihentikanjuga membuat kondisi dunia usahamenjadi terpuruk.