Ir. I GDE SUDIARTHA | TOKOH MASYARAKAT TABANAN
Sosok Ir. I Gde Sudiartha menjadi anomali dalam kancah politik. Bukan dari partai yang memiliki basis masa terbesar di Tabanan serta sebelumnya tidak duduk di struktural partai, namun dirinya mampu meraih dukungan masyarakat hingga mendudukkannya ke posisi anggota legislatif di kabupaten lumbung padinya Bali tersebut. Bahkan pada Pemilu 2019 lalu, ia berhasil melawan pesaing yang merupakan tokoh incumbent. Ia membuktikan bahwa saat ini masyarakat mulai cenderung mengarah ke politik figur alias melihat integritas seorang calon ketimbang warna partai yang menaunginya.
Di setiap jaman memiliki masing-masing tokoh yang muncul pada momentum tepat lalu menjadi inspirasi bagi individu-individu lainnya. Sebut saja pada era saat ini tokoh yang menginspirasi itu bernama Joko Widodo. Seorang pria sederhana yang memulai karier politik dari seorang Walikota hingga kini dipercaya jutaan rakyatnya untuk memimpin di republik ini.
Kekuatan karisma Presiden ke-7 Indonesia tersebut pun menginspirasi tokoh pejuang aspirasi masyarakat khususnya di Kabupaten Tabanan bernama I Gde Sudiartha. Kisah kehidupan Sang Pemimpin itulah menjadi cerminan dalam menjalani laku hidup hingga memotivasinya untuk kembali berkancah setelah sempat apriori dengan sistem politik yang berlaku saat ini.
Lika-liku Karier Politik
Terhitung 21 tahun sepak terjang I Gde Sudiartha di dunia perpolitikan di Tabanan yaitu sejak ia bergabung di PDIP. Selain itu pria yang akrab dengan sapaan Gede Taman Rai tersebut juga dikenal sebagai tokoh masyarakat yang secara berkelanjutan mengabdi untuk masyarakat khususnya Desa Delod Peken, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan. Sehingga pada masa Pemilu tahun 2009 silam, ia dipercaya menjadi calon legislatif dan akhirnya lolos sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tabanan.
Setelah lima tahun bekerja sebagai penyambung aspirasi masyarakat di pemerintahan. Juga dipercaya menjadi wakil ketua di Komisi II di DPRD. Ia justru memilih tidak mencalonkan diri kembali pada periode selanjutnya serta memutuskan vakum dari dunia politik. Ia mengaku adanya upaya persaingan politik dengan cara-cara yang tidak santun. Meskipun adanya dukungan untuk maju kembali, namun ternyata hal itu saja tak cukup membuatnya masuk ke bursa pencalonan.
Tibalah pada masa menjelang pemilu selanjutnya yakni di tahun 2019, beberapa tawaran untuk duduk di posisi strategis dari beberapa partai datang menghampirinya. Sempat menolak beberapa kali, akhirnya Gde Sudiartha mantap untuk kembali berkiprah di politik. Kali ini ia memilih Partai Nasdem sebagai wahana politiknya. Hal itu lantaran ia melihat partai yang dipimpin oleh Surya Paloh tersebut memiliki pandangan politik yang tidak lumrah yaitu politik tanpa mahar. Pun berani memberi peluang bagi tokoh-tokoh masyarakat yang ingin maju menjadi caleg tanpa harus menduduki jabatan struktural di partai.
“Salah satu alasan lainnya mengapa saya mantap untuk berpolitik lagi karena adanya dukungan yang besar dari masyarakat. Tanpa dorongan dari mereka, saya masih enggan terjun ke politik lagi,” ujar pria kelahiran Tabanan, 6 Oktober 1966 tersebut.
Besarnya dukungan yang didapat bukan hanya karena dirinya termasuk politisi senior yang malang melintang di dunia perpolitikan. Gelombang kepercayaan itu didapat semata-mata karena pengabdian sosialnya yang nyata di masyarakat. Ditambah selama masa kerja sebagai anggota legislatif, ia dikenal dekat dengan konstituennya. Nama besar Gde Sudiartha itu pun menjadi pertimbangan Partai Nasdem untuk mendudukkannya sebagai caleg nomor 2 DPRD Tabanan untuk Dapil Satu, Tabanan-Kerambitan. Selain juga dipercaya duduk sebagai Komisi Saksi Nasdem Tabanan.
Perjuangan yang bisa dikatakan tidak mudah lantaran Gde Sudiartha harus melawan pesaing politiknya yang lain, terutama para incumbent serta politisi dari partai dengan jumlah simpatisan terbanyak di Tabanan. Namun bukan hal yang mengejutkan pula saat dirinya berhasil lolos dengan memperoleh suara 1.634 lebih.
Mengangkat Potensi Daerah
Kemenangannya pada pemilu 2019 bukanlah akhir dari perjuangan Gde Sudiartha. Justru momentum itu dijadikan sebagai awal mula melaksanakan perubahan di masyarakat. Ia ingin agar rakyat dapat memilih para pemimpin dan wakil di pemerintahan yang memiliki integritas dalam berjuang untuk kepentingan masyarakat luas dan bukan untuk golongan maupun pribadinya semata. Selama ini yang terjadi kebanyakan masih didasari politik kepentingan. Sehingga apabila keliru memilih, maka masyarakat pula yang akan dirugikan.
Menurutnya, penting bagi masyarakat untuk menelisik figur calon pemimpin maupun wakil rakyat. Tentu figur dan partai politik tak bisa di pisahkan, sebab dua-duanya pasti saling melengkapi satu sama lain. Hanya saja sering kali terjadi figur lebih dan menjadi bagian penting dalam setiap kemenangan pesta demokrasi, alhasil partai yang memiliki kekuatan besar di suatu daerah, tidak lantas dapat memenangkan calonnya dalam pertarungan.
Kini setelah kembali duduk dalam sistem pembuat kebijakan, Gde Sudiartha berupaya untuk bekerja sepenuh hati. Anggota dewan yang kembali duduk di Komisi II itu menjalankan tugas dan fungsinya yang berkaitan dengan ekonomi pembangunan, salah satunya bidang Perumahan Rakyat. Hal itu sesuai dengan latar belakang karier sebelumnya di dunia konstruksi.
Ada pula bidang kerja lainnya yang menjadi sektor yang ia kuasai yaitu pariwisata. Menurut pria yang telah lama menggeluti usaha akomodasi penginapan tersebut, terdapat banyak sekali potensi yang bisa dikembangkan di daerah Tabanan guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah atau PAD. Terlebih di Tabanan, sudah ada zona-zona peruntukan usaha, baik itu zona wisata pantai, zona wisata alam, zona pertanian maupun perkebunan. Sehingga lebih mudah untuk mengundang para investor untuk mengembangkan usahanya di Tabanan. Inilah yang hendaknya menjadi pertimbangan para pemangku kebijakan untuk lebih pro aktif menjemput bola. Juga lebih memudahkan para investor tersebut terkait perijinan.
“Lebih banyak usaha dan industri tercipta, maka semakin banyak SDM yang dapat terserap. Inilah yang akan menjadi kesempatan untuk menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lokal. Kemudian efek dominonya adalah peningkatan kesejahteraan rakyat diikuti dengan peningkatan PAD melalui retribusi pajak bagi pelaku industri,” ungkap pemilik Hotel Taman Rai tersebut.
Terakhir, pria yang menamatkan pendidikan SD hingga SMA di Perguruan Rakyat Saraswati Tabanan tersebut berpesan kepada generasi muda saat ini agar lebih banyak memanfaatkan teknologi informasi yang ada untuk berkreasi dan berinovasi.