Secara umum, pandemi COVID-19 memang telah memberikan dampak yang signifikan pada pasar bisnis di berbagai sektor. Sebelum tahun 2019, terdapat segmen pasar yang dapat dibagi menjadi menengah ke bawah, menengah dan menengah ke atas. Namun, karena pandemi, kondisi pasar berubah drastis, menyebabkan pemurunan segmen pasar menengah atas menjadi menengah hingga menengah bawah, sementara pasar menengah ke bawah mengalami penurunan yang lebih besar hingga bahkan menghilang.
Dari sekian segmen pasar, “PT. Labda Anugerah Tekstil”, khususnya yang bergerak di bisnis digital printing tekstil, memilih untuk fokus pada segmen menengah ke atas. Keputusan ini didasarkan pada pertimbangan bahwa segmen menengah ke atas adalah salah satu segmen pasar yang paling sedikit mengalami keterpurukan di antara segmen pasar lain selama pandemi. Yusak Samadji Pranoto, Direktur Utama menyatakan pentingnya memberikan produk dengan kualitas terbaik sesuai dengan segmen pasar tersebut. Perusahaan pun berkomitmen untuk menggunakan bahan- bahan organic bersertifikat internasional yang belum banyak digunakan di industri ini, menjadikannya “PT. Labda Anugerah Tekstil” sebagai yang pertama dalam menggunakan bahan-bahan tersebut.
Inovasi yang dilakukan oleh “PT. Labda Anugerah Tekstil” pun menghadirkan produk Fashion Eco Friendly, mencerminkan komitmen mereka dalam menghadirkan solusi berkelanjutan bagi industri tekstil atau Sustainable Industry. Hal ini pun mendapatkan pengakuan dengan memperoleh penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai perusahaan digital printing tekstil pertama skala industri kecil menengah yang berhasil memperoleh sertifikat OEKO-TEX Standard 100 pada tahun 2023. Serta memperoleh empat sertifikat ISO (International Organization for Standardization), badan internasional yang mengembangkan dan menerbitkan standar internasional untuk berbagai aspek bisnis dan industri guna memastikan kualitas, keamanan, dan keefisienan produk dan layanan. Itu artinya, “PT. Labda Anugerah Tekstil” telah memenuhi standar internasional dan mencapai keunggulan dalam praktek bisnisnya.
“PT. Labda Anugerah Tekstil” pun memiliki rekanan yang tak kalah suksesnya dalam memperkenalkan fashion kreatifitas lokal, berkualitas internasional, dengan nama brand “Morrato”. Band Morrato menghadirkan desain-desain yang menarik dan sesuai dengan selera pasar internasional, sambil tetap memperhatikan nilai-nilai dan kearifan lokal dalam kreatifitasnya. Dengan dukungan “PT. Labda Anugerah Tekstil”, mereka dapat memanfaatkan bahan-bahan lokal yang berkualitas tinggi untuk menciptakan koleksi yang unik dan berdaya saing global. Kemitraan antara kedua bisnis ini pun didasari oleh visi misi yang sama yaitu maju bersama-sama dan meraih kesuksesan di dunia fashion.
Perjuangan Belum Selesai
Di balik pencapaian “PT. Labda Anugerah Tekstil” dan Morrato untuk mempertahankan kualitas internasional, negara-negara tetangga juga berjuang keras dalam meningkatkan industri tekstil mereka. Sebagai contoh, Vietnam yang sebelumnya pernah berguru dengan Indonesia tentang tekstil, kini berhasil mengungguli posisi Indonesia dalam berbagai aspek industri tekstil. Perkembangan ini diungkapkan oleh Yusak, yang menyatakan bahwa negara kita masih menghadapi tantangan dalam bersaing di tengah gempuran produk impor, khususnya karena teknologi mesin yang mereka gunakan selalu up to date. Di sisi lain, Indonesia masih cenderung nyaman menggunakan teknologi yang mungkin sudah mulai ditinggalkan. Padahal, industri tekstil adalah industri yang sangat dinamis, dan jika sedikit pun lengah, kita berpotensi untuk tertinggal.
Faktor SDM (Sumber Daya Manusia) juga memainkan peran penting dalam meningkatkan daya saing industri tekstil Indonesia. Yusak berkata, kreatifitas tenaga kerja lokal sebenarnya tak kalah dengan pekerja luar negeri. Bahkan dirinya tak mengutamakan pengalaman di industri tersebut. Baginya, pengalaman bukan satu-satunya penentu kesuksesan, tetapi semangat belajar, kerjasama tim dan saling mengisi menjadi nilai tambah yang sangat berharga.
Tentang kecenderungan di beberapa perusahaan untuk menghindari merekrut karyawan lokal Bali, karena adanya kegiatan adat yang bisa mempengaruhi produktifitas, ini merupakan isu sosial yang perlu diatasi. Mengutamakan kualitas dan kompetensi para calon karyawan, tanpa memandang asal daerah atau suku, adalah langkah yang adil dan inlkusif. Dalam hal ini, Yusak mendorong para karyawannya dengan semangat kebanggaan dan kepemilikan terhadap tanah mereka sendiri, dengan mengurangi waktu yang tidak produktif, mengembangkan kebiasaan positif dan meningkatkan keterampilan yang relevan dengan insdutri tekstil. Kemudian, disusul komitmen untuk bekerja keras dan berprestasi, mereka dapat menunjukkan bahwa mampu menjadi profesional yang unggul di bidangnya, baik dalam tim lokal maupun di tingkat internasional.
Orang lokal juga perlu intropeksi diri untuk memahami kelebihan dan kekurangan mereka, serta berupaya untuk terus meningkatkan kualitas diri sebagai persiapan dalam bersaing di pasar kerja yang kompetitif. Melalui semangat belajar, kolaborasi dan sikap proaktif, “PT. Labda Anugerah Tekstil” bersama para karyawan lokal Bali dapat bersama-sama mendorong pertumbuhan industri tekstil di Indoensia dan menghadapi tantangan dengan penuh keyakinan.