Jika wilayah Bali Selatan yang pamor dengan keindahan pasir pantai berwarna putih, tidak demikian dengan pasir di ujung timur laut Bali. Bernilai tinggi dengan ciri khas berwarna hitam, nyatanya pasir di sana diburu oleh berbagai kalangan. Duo pengusaha muda lokal yang mampu menggarap potensi sumber daya alam tersebut adalah Wicitra Wira Swadhajaya dan A.A Putu Budi Hartawan, hadir untuk memenuhi kebutuhan pasir dan batu di industri konstruksi. Sembari menjalankan misi mengedukasi masyarakat tentang material mineral bukan logam dan batuan yang berkualitas.
Menyadari betapa besarnya potensi alam wilayah Bali Timur yang belum dieksplorasi sepenuhnya, Wira dan Agung Budi merintis PT. Purusa Salatra Biasya. Tepatnya pada 2020 lalu, bertepatan dengan awal mula pandemi covid-19. Perusahaan ini bergerak di bidang pertambangan bahan galian golongan C material mineral bukan logam dan batuan. Total terdapat 9 jenis produk material, sebut saja di antaranya Pasir Cor, Abu Batu dan Batu Split dari berbagai varian ukuran.
Wira selaku founder PT. Purusa Salatra Biasya menjelaskan, alasan memilih lokasi tambang yakni di Banjar Dinas Muntig, Desa Tulamben, Kecamatan Kubu. Lokasi ini memiliki material mineral bukan logam dan batuan yang cukup potensial sehingga meyakinkan pihaknya untuk berinvestasi di lokasi ini. Tak hanya itu, material galian c yang dihasilkan di lokasi pertambangan tersebut dikenal luas memiliki kualitas yang memenuhi standar kualifikasi untuk proyek konstruksi. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui proses uji di laboratorium.
Lanjut Wira Area tambang yang dikelola perusahaan PT. Purusa Salatra Biasya berada pada lokasi menguntungkan, salah satu keuntungannya adalah jarak yang dekat dengan pelabuhan setempat. Luas potensi area tambang di sekitar secara keseluruhan kurang lebih ratusan hektar dengan estimasi deposit batuan diatas 50 juta ton.
“Sejak memulai produksi dari tahun 2020, kami memberikan kontribusi terbaik untuk konsumen, stakeholder dan pemerintah daerah dalam pemanfaatan bahan galian golongan C,” ungkap Wira.
Edukasi Calon Konsumen
Senada dengan yang diungkapkan Wira, Agung Budi juga menekankan pentingnya menjaga mutu dan kualitas produk sebagai strategi mengembangkan usaha di tengah persaingan. Selain itu, menghadirkan layanan terbaik kepada konsumen juga menjadi bagian tak terpisahkan dari perjuangan membangun branding usaha. Hal itu didukung dengan langkah melakukan pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) serta melakukan evaluasi layanan secara berkala.
Ditambah dengan menjaga relasi dengan konsumen melalui komunikasi yang baik. Sering kali pihaknya memberikan pemahaman atau edukasi kepada customer, misalnya saja tentang spesifikasi material yang baik sesuai kebutuhan maupun tentang jenis pasir berkualitas. Agung Budi menemukan sebuah anggapan di tengah masyarakat bahwa pasir berkualitas sudah pasti berwarna hitam legam. Padahal tidak demikian adanya. Beberapa indikator untuk mengukur kualitas pasir yaitu indeks kekerasan, kandungan lumpur maupun reaksi negatif terhadap golongan alkali.
Meski terbilang pendatang baru, Wira dan Agung Budi optimis dalam menjajaki segmentasi market yang dituju. Upaya selama ini yang dilakukan yaitu jemput bola alias menawarkan produk secara door to door cukup memberi impact yang positif pada pertumbuhan usaha selama dua tahun ini. Mereka pun berharap ke depannya, industri properti maupun jasa konstruksi bangkit kembali seperti sebelum masa pandemi, bilaperlu seperti pada era sebelum tahun 2010 di mana kedua industri tersebut tengah berjaya.