Ni Luh Putu Sekarini & I Made Swaryadala, SH – Tokoh Masyarakat Badung
Sektor pertanian kini tidak bisa dipandang sebelah mata lagi. Terbukti di tengah melemahnya ekonomi nasional akibat wabah pandemi Covid-19, kinerja sektor pertanian justru terlihat cemerlang. Menurut salah satu tokoh politik perempuan sekaligus anggota legislatif di DPRD Badung, Ni Luh Putu Sekarini, sudah saatnya membangkitkan sektor pertanian sebagai salah satu kekuatan ekonomi Bali dan Khususnya di Kabupaten Badung. Sehingga industri pariwisata tak melulu menjadi tulang punggung perekonomian. Pendapat yang sama juga diungkapkan Sang Suami, I Made Swaryadala, SH. yang juga merupakan tokoh politik di PDI Perjuangan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor pertanian tetap memperlihatkan kinerja yang baik yakni ekspor pertanian April 2020 sebesar US$ 0,28 miliar atau tumbuh 12,66 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Hal ini menjadi sebuah sinyal bahwa pandemi covid-19 ini dapat menjadi momentum bagi Bali sebaiknya kembali ke pertanian sebagai penopang utama pembangunan ekonominya.
Menurut Ni Luh Putu Sekarini, selama ini Bali dianggap terlalu menomorsatukan pariwisata dan sebaliknya, melupakan pertanian sebagai akarnya. Ketika badai pandemi Covid-19 sampai di Bali, satu persatu usaha-usaha pariwisata tumbang di pulau yang amat menggantungkan ekonominya dari bisnis pelesiran itu. Di saat pandemi menghantam Bali dan pariwisata terpuruk seperti sekarang ini, tak sedikit yang kembali ke pertanian setelah sebelumnya menggantungkan hidup dari pariwisata.
Lanjut, Srikandi PDI-P domisili Darmasaba itu menambahkan, bahwa gerakan masyarakat kembali ke pertanian bukan hanya sekedar wacana saja. Tidak hanya dilakukan oleh kaum lelaki, upaya membangkitkan kembali kekuatan pertanian lokal juga dilaksanakan oleh para perempuan. Luh Sekarini mencontohkan salah satu usaha pertanian yang dimotori oleh komunitas petani perempuan yaitu di Banjar Cabe, Desa Darmasaba.
“Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemberdayaan kaum perempuan melalui pemanfaatan potensi lokal khususnya di bidang pertanian,” ujar anggota komisi IV DPRD Badung tersebut.
Ia pun berkeinginan agar kegiatan serupa juga dikembangkan di desa-desa lain yang ada di Kecamatan Abiansemal. Dirinya pun mengaku siap mengakomodir aspirasi masyarakat yang ingin mengembangkan potensi pertanian lokal di daerah mereka agar nantinya dapat didengarkan oleh lembaga eksekutif selaku pelaksana kebijakan. Apalagi dirinya duduk di komisi yang juga membidangi peranan wanita, sehingga ia memiliki lebih banyak kesempatan menyuarakan aspirasi dari kaum perempuan.
Pariwisata dan Pertanian
Selain usaha mengembangkan pertanian untuk skala besar, Luh Sekarini menjelaskan bahwa kegiatan pertanian juga telah mulai berkembang di tingkat rumah tangga. Saat ini telah digalakkan optimalisasi lahan pekarangan melalui kegiatan urban farming. Sasaran utama kegiatan ini adalah untuk menjaga ketahanan pangan rumah tangga. Mengingat saat ini tengah terjadi pelemahan ekonomi sehingga masyarakat dituntut lebih kreatif dalam mengupayakan kebutuhan pangan sehari-hari.
“Tentu saja tidak menutup kemungkinan, hasil pertanian dari pekarangan rumah kita juga dapat dijual kembali sehingga menjadi sumber pendapatan yang menjanjikan,” tutur perempuan kelahiran Badung, 28 November 1966 tersebut.
Opini serupa diungkapkan oleh I Made Swaryadala, SH., suami dari Luh Sekarini. Politisi senior dari Partai PDI-P ini menjelaskan bahwa pertanian Bali akan tetap tangguh dalam situasi apa pun lantaran kegiatan ini menyediakan kebutuhan pangan manusia. Sepanjang faktor produksi seperti air dan lahan terus tersedia, kegiatan pertanian akan berkesinambungan. Selain itu, budaya dan tradisi di Bali sangat terikat dengan budaya agraris sehingga pertanian akan menjadi industri potensial di Bali.
Menurut Swaryadala, tidak menutup kemungkinan pertanian akan menjadi kekuatan ekonomi di Bali setelah masa new normal. Ketika pariwisata pelan-pelan kembali pulih dan usaha-usaha dibuka kembali, produk pertanian lokal menjadi komoditas yang akan dicari. Produk pertanian lokal memiliki keunggulan seperti kualitas kesegaran terjamin dan harga kompetitif, sangat cocok untuk menyuplai kebutuhan operasional usaha seperti hotel, restoran, dan kafe.
Memajukan Daerah
Sepak terjang Made Swaryadala di kancah politik sudah tidak diragukan lagi. Loyalitasnya terhadap wahana politiknya yaitu Partai PDI-P dilatarbelakangi oleh histori keluarga yang sejak dulu telah bergabung di PNI. Bahkan di saat dirinya sempat dipinang oleh salah satu partai baru di tahun 2004, ia dengan tegas menolak dan berencana akan terus mengabdikan diri pada masyarakat melalui partainya wong cilik.
Dunia pertanian sejatinya pun bukan hal yang asing bagi Swaryadala lantaran orang tuanya dahulu berprofesi sebagai petani. Selain itu dirinya juga sempat mengelola usaha selip gabah yang sangat erat kaitannya dengan pertanian. Setelah usaha tersebut akhirnya ditutup karena terjadi alih fungsi lahan pertanian yang semakin masif, ia berfokus pada kariernya sebagai pegawai usaha perbankan milik daerah.
Pertemuannya dengan Luh Sekarini di masa SMA kemudian berlanjut pada pernikahan mereka berdua akhirnya membuahkan empat orang putri. Masing-masing bernama Putu Novia Trisnawati Putri Iswara, Made Ayu Maya Pradnya Iswara, Nyoman Intan Iswara Putri, dan Ketut Ajeng Pramesti Iswara Putri. Setelah memasuki masa rumah tangga, Swaryadala tetap mendukung Sang Istri untuk tetap mengaktualisasikan diri dalam kegiatan positif, seperti berwirausaha.
Begitu pula saat Luh Sekarini mendapat kesempatan untuk mengisi kuota calon legislatif perempuan, Swaryadala pun mantap mendukung karier politik Sang Istri. Dukungan moril dan materi yang diberikan nyatanya tidak sia-sia karena Luh Sekarini akhirnya dipercaya masyarakat untuk menjadi jembatan aspirasi mereka di DPRD.
“Setelah sekian lama, akhirnya ada perwakilan masyarakat Abiansemal di legislatif,” ujar Swaryadala.
Mereka pun tetap kompak menjalankan berbagai peran baik sebagai suami istri maupun rekan di politik. Swaryadala pun berharap lewat peran istrinya di DPRD dapat lebih memajukan sektor ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan seni budaya di Abiansemal khususnya. Nantinya Abiansemal maupun kecamatan lainnya d wilayah Badung Utara dapat merasakan pemerataan pembangunan di berbagai bidang.