SEMARAPURA – Perajin arak di Desa Besan, Kecamatan Dawan, Klungkung kini diliputi rasa resah. Selain karena hasil nira kelapa yang menurun karena cuaca,
kekhawatiran pengepul arak untuk memasarkan minuman alkohol tradisional menjadi tumpukan beban pikiran mereka yang hanya mengandalkan pendapatan dari memproduksi arak.
Ni Nengah Puspawati, 32, saat ditemui di kediamannya, Desa Besan, Dawan, Klungkung, menuturkan, sejak beberapa minggu ini hasil nira kepala yang berhasil diperolehnya mengalami penurunan.
Itu lantaran wilayahnya beberapa hari terakhir kerap diguyur hujan deras yang kemudian diselingi dengan terik matahari.
“Kalau hujannya rintik-rintik saja, produksi tuaknya lumayan banyak. Kalau hujan deras, kemudian tiba-tiba panas, hasil niranya sedikit. Apalagi kalau hujan seharian, suami saya tidak berani cari nira karena pohonnya licin,” kata Puspawati.
Kondisi itu sudah barang tentu berdampak pada jumlah arak yang berhasil ia produksi. Bila biasanya dia bisa menghasilkan 15 botol arak ukuran 600 ml per tiga hari.
Kini ia membutuhkan waktu empat hari untuk bisa memproduksi dengan jumlah yang sama. “Ada 15 kelapa yang suami saya cari niranya setiap hari.
Itu punya orang lain. Kerja samanya dengan sistem bagi hasil sama pemilik pohon kelapanya,” terang Puspawati.