Dalam pola pembelajaran siswa sukses, ada beberapa aspek yang memberikan kontribusi: aspek guru (profesionalisme), aspek karakter (character building, spiritual values), aspek pembelajaran (creative thinking and innovation, critical thinking and problem solving, communication and collaboration), aspek literasi (information, media and technological skills). Aspek karakter menjadi tantangan utama pada moda pembelajaran yang dilakukan secara jarak jauh (distance learning).
Perlu dipahami terlebih dahulu bahwa “…character education isn’t just about helping kids get along, it is about teaching them to work hard, develop their talents, and aspire to excellence in every area of endeavour” (Davidson, 2008). Dengan demikian pendidikan karakter perlu menjadi pemantik agar siswa bekerja keras, mengembangkan bakat, dan selalu menjadi yang terbaik pada setiap ikhtiar pembelajaran. Namun bagaimana ini bisa dilakukan dengan jarak jauh?
Ternyata, pendidikan karakter dengan moda jarak jauh bukanlah hal baru. Johnson & Williams (2010) dalam bukunya The Phenomenon of Character Development in Distance Education Course mengemukakan hasil penelitian, yakni siswa-siswa dalam sebuah pembelajaran jarak jauh mengalami perkembangan karakter yang positif di beberapa area:
Pertama, performance character traits and strengths dalam bentuk disiplin diri, arah diri, pendekatan yang lebih analitis dan mendalam terhadap pembelajaran. Lalu, imagin iniasi dan kreativitas, apreasiasi terhadap literatur, motivasi untuk terus melanjutklan pendidikan.
Kedua, moral character traits and strengths dalam bentuk meningkatnya kualitas kearifan dan keberanian moral.
Ketiga, relational character traits and strengths dalam bentuk keterbukaan, kesediaan berbagi pembelajaran, memperbaiki komunikasi dan hubungan dengan sesama.
Keempat, spiritual character traits and strengths dalam bentuk kerendahhatian, keimanan, harapan, dan kedermawanan.Tentu saja, dibutuhkan peran serta berbagai pihak untuk meweujudkannya. Di sinilah peran tri pusat pendidikan, yaitu sekolah, keluarga, dan masyarakat menjadi signifikan. Sebelum pandemi, orangtua cenderung menyerahkan begitu saja pendidikan anak-anak mereka ke sekolah, sekarang hampir setiap pihak memiliki peran yang penting dan seimbang untuk keberhasilan pendidikan siswa.