Solo | Kabar jatuhnya rekomendasi DPP PDIP kepada Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wali kota atau cawali pada Pilkada Solo 2020 sudah sampai ke telinga Achmad Purnomo.
Pria yang dicalonkan oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Solo itu mengaku mendengar kabar tersebut melalui media massa. Sementara kabar resmi dari DPC belum dia terima.
“Itu kan sesuai dengan perkiraan masyarakat. Saya kira [keputusan] begitu karena [Gibran] anak Presiden. Tidak merasa kaget. Memang politik di Indonesia begitu. Saya dengar isunya di media tidak hanya Solo. Medan juga [rekomendasi turun ke Bobby Nasution, menantu presiden],” kata dia kepada wartawan, Kamis (18/6/2020).
Purnomo mengaku tak terkejut dengan kabar turunnya rekomendasi cawali Pilkada Solo kepada Gibran. Bahkan, beberapa kali ia kerap bercanda dengan Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengenai rekomendasi yang bakal turun ke putra sulung Presiden Joko Widodo itu.
“Itu sudah bisa diduga kok [rekomendasi ke Gibran], saya guyon [bercanda] begitu ke beliau [FX Hadi Rudyatmo].”
Ia sudah memprediksi hasil tersebut meski seluruh pengurus partai meyakinkan penunjukan dirinya sudah melalui prosedur pencalonan yang benar. Pikiran Purnomo tetap berkeyakinan sebaliknya.
Jika rumor rekomendasi cawali dari PDIP untuk Pilkada Solo turun ke Gibran itu benar, ia mengaku kecewa. Sebagai manusia ia memiliki harapan meski harus pupus.
“Kecewa, gela, sebagai manusia lumrah ya, tapi tidak berkelanjutan. Dari awal mempunyai harapan sebagai manusia tapi tidak berkelanjutan karena saya secara pribadi menilai bakalnya ya itu [Gibran],” imbuhnya.
Sebagai kader PDIP, saat ini ia masih menunggu instruksi DPP PDIP. Purnomo akan melaksanakan tugas apa pun dengan sebaik-baiknya.
Lebih lanjut, dia mengatakan kabar soal Gibran yang mendapat rekomendasi sebagai cawali di Pilkada Solo juga berembus ke sejumlah orang, termasuk tokoh yang mendukung Purnomo mencalonkan diri dari jalur lain.
Kendati begitu, ia tak akan mengambil peluang tersebut. “Bukan atas nama partai, tapi pribadi, tokoh masyarakat. Biasa kan seperti itu. Lumrah dalam pemilu,” ucap Purnomo.
Soal rekomendasi Gibran yang dipasangkan dengan Teguh Prakosa, ia tak ingin berandai-andai. Kabar terakhir yang didengarnya, rekomendasi bakal turun pada awal Juli.