Ruslan Buton pensiunan TNI dengan pangkat terakhir kapten melayangkan pernyataan terbuka yang ditujukannya untuk pimpinan negara menjadi perbincangan jejaring media sosial.
Di dalam pernyataan itu ia menyampaikan kepeduliannya pada respon negara menangani kerusuhan di Papua dan aksi pendukung separatis di depan Istana Negara.
“Kita melihat saudara-saudara kita di Papua sana, tentara banyak yang ditembak mati. Tidak ada tindakan. Tentara tidak diperbolehkan membawa senjata (sementara mereka diserang). Kan lucu itu,” katanya.
“Kita sebagai prajurit yang setia pada tanah air ini harus ikut bertanggung jawab memikirkan mereka,” demikian Ruslan Buton.
Berikut adalah pernyataan terbuka Ruslan Buton yang viral di jejaring media massa.
Atas nama Rakyat dan Bangsa Indonesia, kami mantan Prajurit TNI dari Tiga Matra Darat, Laut dan Udara atau di singkat Serdadu X-Trim Nusantara yang tersebar di seluruh penjuru Nusantara dari Sabang sampai Merauke.
Menyikapi perkembangan situasi bangsa saat ini khususnya gejolak yang terjadi di Papua.
Ketika massa menyuarakan Papua Merdeka, mengibarkan bendera bintang kejora dengan bebasnya di kantor-kantor pemerintahan, membakar obyek vital, mengintimidasi warga pendatang, membunuh aparat TNI-Polri. Mereka melakukan itu dengan sangat keji, anarkis dan tidak terkendali. Pertanyaannya adalah, di mana keberadaan negara saat ini?
Rekan kami prajurit di lapangan, meskipun terancam nyawanya tapi mereka masih begitu loyal terhadap perintah atasan. Imbauan mengamankan aksi massa dengan persuasif tanpa senjata mereka lakukan, bahkan senjata hanya diamankan dalam sebuah truk yang hanya dijaga oleh beberapa prajurit tanpa senjata. Akibatnya apa?
Situasi ini dimanfaatkan baik oleh mereka yang berencana mendirikan negara dalam negara. Prajurit hanya menjadi tumbal dan sasaran empuk bagi para pemberontak itu. Tubuh prajurit dijadikan lesan hidup untuk latihan memanah bagi para penghianat negara. Dimana tanggung jawab Anda sekalian sebagai pimpinan?
Begitu lemahnya standar pengamanan atau protap yang kalian buat membuat Prajurit sangat lemah dan tidak berdaya ketika dihadapkan dengan situasi seperti ini. Inilah bentuk kedunguan dan ketololan kalian membiarkan Prajurit di lapangan jadi lesan hidup.
Bagi setiap Prajurit, mati dalam medan tugas adalah suatu kehormatan. Akan tetapi bila Prajurit mati konyol karena kedunguan dan ketololan pimpinannya yang salah mengambil kebijakan itu adalah sebuah pengkhianatan.
Miris, prihatin, menangis, sedih dan mendidih darah ini melihat kondisi rekan kami Prajurit di lapangan.
Saat ini situasi di Papua sedang membara. Tentu kita semua tidak ingin Negara runtuh. Kita semua ingin Negara ini tetap utuh dalam bingkai NKRI.
Oleh karenanya kami mantan Prajurit dari tri Matra atau Serdadu X-Trim Nusantaraberikrar:
1. Setia kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
2. Siap Membela Institusi TNI baik secara perorangan maupun institusi bila martabatnya di lecehkan oleh pihak mana pun juga. Sebab harga diri TNI adalah harga diri Bangsa dan Negara.
3. Rela berkorban jiwa dan raga bila ibu pertiwi memanggil demi Sang Merah Putih.
Kepada Yth. Bpk Panglima TNI, Para Kepala Staf Angkatan, Bpk Kapolri, Bpk Menkopolhukam.
Dimanakah nurani Anda sekalian ketika melihat rekan kami Prajurit di lapangn tergeletak dihujani peluru, sabetan parang dan anak panah?
Tidak kah kalian tahu mereka juga punya keluarga, anak istri yang menanti, tidakkah kalian tahu kalau mereka menjadi tumpuan hidup dan kebanggan bagi keluarga, anak dan istrinya?
Wahai para Pimpinan, berbuatlah. Selamatkan bangsa ini, jangan biarkan sesama anak bangsa saling bertikai sehingga negeri ini kembali aman dan damai dalam bingkai NKRI.
Namun jikalau kalian tidak bisa berbuat, kami mohon dengan hormat Anda sekalian mundur secara terhormat. Serahkan tongkat Komando kepada yang lain, karena kami sangat yakin, di negeri ini masih sangat banyak jenderal kstria, nasionalis, tidak haus jabatan serta mencintai dan membela anak buahnya dilapangan.
Anda sekalian akan lebih terhormat jika mundur karena ketidak mampuan kalian dalam bersikap (ksatria) atau diam membisu demi mempertahankan jabatan (penghianat).
Kami Serdadu X-Trim Nusantara dengan kekuatan yang terhimpun setara 1 Batalyon siap di terjunkan.
Bekali kami dengan perlengkapan tempur seperti yang pernah kami pakai saat masih berdinas, tidak perlu kalian pikirkan berapa gaji kami cukup kalian akomodir kami dan makan kami selama penugasan.
Kami bukan Serdadu X-Trim bayaran, tapi panggilan jiwa demi ibu Pertiwi masih tetap melekat di tubuh kami.
Demi Allah!
Darah dan nyawa ini siap kami persembahkan untukmu Bangsa dan Negaraku. Meskipun kami bukan lagi Prajurit aktif akan tetapi jiwa Prajurit kami tidak akan pernah mati sampai akhir hayat. Jangan pernah ragukan kesetiaan kami terhadap Bangsa dan Negara ini. Karena inilah bukti kesetiaan dan kecintaan kami terhadap NKRI.
Kami sangat berharap ada tokoh militer seperti Yth. Bapak kami Jenderal Purn Gatot Nurmantiyo, Letjen Mar Purn Suharto, Letjen Purn Suryo Prabowo, Letjen Purn Agus Sutomo, dan masih banyak lagi tokoh militer yang nasionalis lainnya dan tidak pernah ragu dalam bersikap yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Kami mohon bimbingan dan arahan, demi tetap tegaknya NKRI. Jangan pernah sia-siakan kami. Kami siap jadi sayap militer demi keutuhan Bangsa dan Negara ini.
Semoga para petinggi TNI, tokoh militer yang nasionalis bisa membaca tulisan ini.
Dari saya Ruslan Buton (pangkat terakhir Kapten Inf) yang merupakan salah satu pendiri Serdadu X-Trim Nusantara.
Catatan.
Bagi seluruh X TNI yang ingin bergabung di grup Serdadu X-Trim Nusantara silahkan kontak saya di 081247496350, atau nomor admin Bpk Sungkono 081286540147. Syaratnya hanya satu kalimat singkat: nasionalis, berjiwa Prajurit sejati dan miltan.
Jika tulisan ini dianggap menyimpang apalagi dianggap upaya makar mohon aparat kepolisian jangan tangkap saya. Namun cukup telepon saya, maka saya akan datang pada kesempatan pertama. Saya bukan teroris, saya adalah nasionalis sejati. Gerakan selamatkan NKRI.
Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita sekalian terutama keutuhan Bangsa dan Negara yang kita cintai ini.
Allahu Akbar!
Allahu Akbar!
Allahu Akbar!