Jakarta | Musyawarah Luar Biasa (Munaslub) Partai Berkarya menunjuk Mantan Komandan Jendral Kopassus TNI AD, Muchdi Purwoprandjono atau Muchdi Pr sebagai ketua umum Partai Berkarya 2020-2025. Dengan terpilihnya Muchdi, Berkarya terbelah dua. Satu kubu lagi masih dibawah kepemimpinan Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto.
Munaslub disebut sempat diprotes kubu Tommy Soeharto namun tetap digelar hingga Muchdi terpilih.
Bahkan, Munaslub itu juga menghasilkan keputusan penggantian nama partai menjadi Partai Beringin Karya (Berkarya). Dari yang semula hanya bernama Berkarya, yang didirikan pada 5 Mei 2016.
Sebelum memutuskan untuk berkecimpung di dunia politik, Muchdi sendiri lebih dikenal masyarakat sebagai tokoh militer. Lulusan Akademi Militer (Akmil) 1970 itu dikenal sebagai salah satu perwira yang moncer pada masa era Orde Baru.
Muchdi pernah menjabat Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) Tanjungpura tahun 1985. Kemudian, ia ditunjuk menjadi Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) menggantikan posisi Prabowo Subianto yang naik pangkat sebagai Pangkostrad pada Maret 1998.
Setelah Soeharto dan Orde Baru jatuh, Muchdi masih mendapatkan posisi strategis pemerintahan. Ia menempati posisi Deputi V Badan Intelijen Negara (Bakin) Bidang Penggalangan pada 2001-2005.
Purna tugas dari dunia militer, Muchdi memutuskan untuk masuk ke gelanggang politik tanah air. Labuhan pertamanya jatuh pada Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Bersama sahabatnya, Prabowo Subianto dan beberapa tokoh lainnya, ia mendirikan partai tersebut pada 6 Februari 2008.
Muchdi langsung mendapatkan jabatan bergengsi sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra usai didirikan. Diketahui, Muchdi dan Prabowo sendiri memiliki hubungan persahabatan yang sangat dekat sejak lama.
Meski demikian, keduanya sempat pecah kongsi pada medio Februari 2011. Muchdi kala itu memutuskan keluar dari Gerindra dan kemudian bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
“Atas permintaan kader-kader PPP di daerah,” kata Muchdi soal bergabung dengan PPP di medio 2011 lalu.
Pilpres 2014 lalu menjadi pembuktian bahwa Muchdi tak lagi mendukung Prabowo. Kala itu, Ia memilih untuk mendukung pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) ketimbang mendukung Prabowo-Hatta Rajasa.
Bahkan, sikap itu bersebrangan dengan sikap politij resmi PPP yang mendukung pasangan Prabowo-Hatta. Muchdi sendiri diketahui bergabung dengan Relawan Matahari Indonesia yang mendukung Jokowi-JK.
Lama tak terdengar kiprahnya, sosok Muchdi kembali muncul pada tahun 2018 lalu. Kali ini, ia sudah berubah labuhan partai dengan mendirikan Partai Berkarya bersama putera Presien ke-2 RI, Soeharto, Hutomo Mandala Putera atau Tommy Soeharto pada tahun 2018 silam.
Muchdi pun langsung didapuk menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya.
Pada Pilpres 2019 lalu, Muchdi secara terang-terangan melakukan manuver untuk mendukung Jokowi yang kali ini berpasangan dengan Ma’ruf Amin. Padahal, Partai Berkarya sendiri sudah mendeklarasikan dukungannya kepada Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019.
“Karena saya melihat pak Jokowi sudah berbuat banyak selama lima tahun ini,” alasan Muchdi mendukung Jokowi-Ma’ruf pada Februari 2019 lalu.
Ketua Umum Partai Berkarya di lain kubu Tommy Soeharto sendiri sebelumnya menyatakan sudah memecat para kadernya yang menghendaki munaslub. Mereka tergabung dalam Presidium Penyelamat Partai Berkarya.
“Memutuskan bulat melakukan pemberhentian sebagai pengurus DPP Partai Berkarya serta pemberhentian tetap terhadap nama-nama yang melakukan apa yang melakukan namanya Presidium Penyelamat Partai Berkarya,” kata Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso.
Priyo enggan untuk menyebutkan nama-nama dan jumlah kader Partai Berkarya yang dipecat tersebut.
Ia hanya menegaskan orang-orang tersebut sudah tak memiliki hak lagi untuk mengatasnamakan partai dan menggunakan simbol-simbol Partai Berkarya dalam aktivitasnya.
Salah satu kader yang tergabung dalam presidium adalah Ketua DPP Partai Berkarya, Badarudin Andi Picunang. Ia sebelumnya mengatakan kegagalan di 2019 merupakan hasil dari ketidakberesan manajemen internal partai. Oleh karena itu, Badar menyerukan evaluasi dan pergantian pimpinan dalam Partai Berkarya.
Badar juga menyatakan pihaknya akan menggelar Munaslub pada 11 Juli 2020. Bahkan, ia menyebut sosok Muchdi Pr dan Tommy akan bersaing memperebutkan kursi Ketua Umum Partai Berkarya untuk periode mendatang.