Berani keluar dari zona nyaman dan menjajal tantangan usaha di perantauan, menghantarkan Gede Somayasa pada pintu kesuksesan usaha. Memulai usaha dari tabungan hasil bekerja sebesar Rp 85.000,-, akhirnya berhasil membangun usaha produk aluminium dan kaca. Ia pun sempat merajai pasar dengan mencatatkan diri sebagai pelopor produsen aluminium di wilayah Jembrana. Saat ini ia melebarkan sayap usahanya dengan menggarap peluang bisnis material bangunan. Simak bagaimana langkah pengusaha ini dalam menghadapi tantangan usaha selama lebih dari dua dekade.
Latar belakang keluarganya bukanlah dari kalangan pebisnis, namun dalam diri Gede Somayasa bertumbuh jiwa entrepreneur sejati. Semangat memajukan taraf kehidupan berpadu bersama naluri berbisnisnya, mendorong pria asli Buleleng ini untuk berani merintis usaha di usia muda. Namun perjalanan hidupnya untuk bisa mencapai titik kesuksesan tidak berjalan mulus. Jatuh bangun dilaluinya untuk membesarkan usaha Pandawa Aluminium dan Mitra Pandawa Bangunan.
Gede Somayasa terlahir di lingkungan keluarga sederhana yang menuntutnya harus rela bekerja sembari merampungkan pendidikan. Saat duduk di bangku SMP ia bekerja sebagai asisten rumah tangga sekaligus buruh di suatu perusahaan produsen aluminium di Desa Banyuning, Kabupaten Buleleng. Rutinitas itu terus dilakoni sampai menamatkan SMA. Setelah itu ia memutuskan untuk serius menekuni pekerjaan pembuatan produk berbahan aluminium hingga betul-betul mahir.
Kala itu di tahun 1995, tidak banyak kompetitor usaha sejenis yang eksis. Bahkan di Kota Negara, Kabupaten Jembrana, usaha ini belum ada yang menggarap. Celah peluang ini segera ditangkap oleh Gede Somayasa . Berbekal uang tabungan dari hasil bekerja selama ini, ia nekat merantau ke Jembrana. Beruntung salah satu kakaknya sudah terlebih dahulu tinggal di sana, sehingga Gede Somayasa dapat menumpang hidup sementara. Lewat bantuan kakaknya pula ia mendapat bantuan pinjaman dari perbankan sebesar satu juta rupiah.
Modal itu yang digunakan untuk menyewa kios di Jalan Ngurah Rai, Negara, serta membeli peralatan untuk bekerja. Tak lupa membeli sebuah pelangkiran dan banten dengan harapan usaha tersebut mendapat restu dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Tak begitu lama setelah resmi dibuka di tanggal 10 November 1995, Gede Somayasa kedatangan pelanggan pertamanya. Menggunakan uang muka yang diberikan konsumennya, Gede Somayasa berangkat ke Denpasar untuk membeli bahan baku.
Singkat cerita sesampainya di Denpasar, ia langsung mencari apa yang diperlukan. Hanya saja karena ukuran barang yang terlalu panjang, tidak bisa dibawa menggunakan sepeda motor atau angkutan umum. Akhirnya ia mencari-cari tumpangan yang bisa mengantar ia dan barang tersebut ke Jembrana. Beruntung ia bertemu sesama orang Negara yang mengendarai mobil bak terbuka. Ia pun diantar kembali ke Jembrana sehingga dapat menyelesaikan pesanan dengan baik.
Setelah menikah di tahun 2003, usaha yang diberi nama Pandawa Aluminium itu kian berjaya. Selama 10 tahun ia merajai pasar dengan menjadi pioneer sekaligus satu-satunya produsen aluminium dan kaca di Kota Jembrana dan sekitarnya. Beberapa produk yang laris di pasaran adalah pintu aluminium serta rak berbahan aluminium. Ia juga menjadi vendor tetap untuk sebuah perusahaan retail terbesar di Bali pada masanya.
Lewat pengalaman Gede Somayasa yang kerap dilibatkan dalam proyek konstruksi, ia melihat prospek menjanjikan dari bisnis penjualan material bangunan. Akhirnya pada tahun 2018 ia memantapkan diri mendirikan usaha toko bahan bangunan. Agar memiliki diferensiasi usaha dalam menghadapi era persaingan, Gede Somayasa membuka toko bahan bangunan dengan konsep modern. Berbelanja di toko yang bernama Mitra Pandawa ini layaknya di toko retail modern dimana pelayanan ramah dan tempat nyaman menjadi hal yang utama.
Gede Somayasa mengatakan dirinya optimis dapat mengembangkan usaha material bangunan yang mengadopsi konsep swalayan lantaran target marketnya merupakan kalangan milenial dan generasi muda selanjutnya. Kelompok demografi ini memang lebih mudah tertarik dengan inovasi terbari dan sesuatu yang memudahkan cara hidup mereka. Menyadari hal itu, Gede Somayasa pun tak henti-hentinya membuat terobosan lainnya yang dapat meningkatkan penjualan. Salah satunya dengan mengembangkan sistem keanggotaan yang menawarkan berbagai keuntungan bagi pelanggan setia Mitra Pandawa Bangunan.
Ke depannya ia juga akan menyiapkan sistem transaksi yang lebih banyak melibatkan teknologi digital. Misalnya dengan menggenjot penjualan melalui sistem online dengan memanfaatkan media sosial atau website. Nantinya pelanggan hanya tinggal memesan material bangunan lewat gawai masing-masing kemudian tim Mitra Pandawa akan siap mengantar pesanan hingga ke tujuan.
Gede Somayasa bersyukur saat ini kerja keras selama ini telah membuahkan hasil yang sepadan. Bahkan di era pandemi di tahun 2020-2021 ini ia masih mampu mempertahankan eksistensi usaha. Peran keluarga, terutama sang istri sangat berpengaruh dalam perjalanan hidupnya selama ini. Bisa dikatakan di balik langkah suksesnya, terdapat dukungan istrinya. Sehingga di sela-sela kesibukan sebagai pengusaha, Gede Somayasa selalu berusaha menjaga keharmonisan keluarga dengan menjalankan peran semaksimal mungkin sebagai suami sekaligus ayah.