Ketua MPR Bambang Soesatyo memuji politikus Partai Gerindra Fadli Zon karena tetap bersuara mengkritisi pemerintah meski partainya kini berada di dalam lingkaran kabinet. Fadli Zon ingin parlemen tetap berjalan sesuai fungsinya.
Menurutnya, ada kesalahan dalam praktik demokrasi dalam politik. Sebab, ada anggapan bila tidak menguasai DPR, pemerintahan akan terganggu.
“Jadi legislatif yang berfungsi dengan maksimal sebetulnya secara fungsional adalah DPR, tetapi karena praktik-praktik menurut saya, parlementarian karena orang tuh takut karena ada suatu anggapan kalau tidak menguasai di DPR, pemerintahnya akan terganggu ini adalah satu kesalahan berpikir di awal,” katanya dalam diskusi ‘#ReformasiDikorupsi #MosiTidakPercaya Di Mana Partai Politik Kita? Kamis (22/10).
Dia melihat, yang diterapkan di Indonesia adalah sistem pemerintahan presidensial, bukan parlementer. Ketakutan ada di setiap pemerintahan. Sehingga berusaha merangkul partai politik sebanyak banyaknya dan berkoalisi.
“Jadi nanti tidak diganggu, jadi di anggap DPR tukang ganggu apa gimana. Jadi menurut saya pemahaman kita terhadap demokrasi itu masih elementer, apalagi dalam praktiknya,” ucapnya.
“Sehingga akhirnya ada suatu upaya melakukan occupied political party, ini refleksinya termasuk berkoalisi, menarik di eksekutif di dalam koalisi, kemudian di lebarkan di legislatif,” kata Anggota DPR tersebut.
Menurutnya, berbahaya bagi demokrasi jika anggota DPR tidak bersuara. Dia mengingat perkataan Presiden RI ke-5 sekaligus Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri yang tidak pernah menyebut kata koalisi, tapi kerja sama.
“Inget dulu Bu Mega tidak mau menyebut kata koalisi, selalu menyebut kerja sama. Tetapi sekarang sudah menjadi sebuah kata yang sangat umum, berkoalisi,” ucapnya. [noe]