Dipercaya dalam meneruskan usaha milik keluarga, Ellyas kini dikenal sebagai pengusaha eksportir ikan hias dan koral dengan jaringan pemasaran ke beberapa negara. Generasi kedua dalam usaha CV. Cahaya Baru ini melihat potensi bisnis sub marine culture ini sangat menjanjikan. Terbukti di tengah pandemi yang mengakibatkan krisis ekonomi secara global, ikan hias tak ditinggalkan penggemarnya sehingga bisnis ini masih bergeliat.
Permintaan terhadap ikan hias dari para penggemarnya sejatinya masih tetap ada. Hal ini diakui Ellyas yang telah menekuni bisnis tersebut sejak tahun 2008. Kondisi pasar yang cenderung stabil ini tidak terlepas dari keindahan dan manfaat yang diberikan ketika memiliki ikan hias di rumah. Apalagi di masa pandemi, sebagian besar orang terpaksa melakukan aktivitas di rumah karena pembatasan sosial. Hal ini menyebabkan orang-orang mencari hobi baru, salah satunya memelihara ikan hias. Ada tren ikan hias ini memang tidak ada habisnya sehingga selalu ada celah pasar yang terbuka.
Meskipun masih rutin mengirim pesanan ikan hias maupun koral ke berbagai negara setiap seminggu sekali, namun Ellyas mengakui adanya kendala yang menghambat laju pertumbuhan usahanya di masa pandemi. Lantaran adanya kemungkinan penularan virus melalui pengiriman antar negara, tiap-tiap negara tujuan ekspor membatasi kargo yang masuk ke negara mereka. Ditambah lagi dengan adanya keterbatasan SDM di negara tujuan yang bertugas membongkar muatan kargo disebabkan regulasi di sana membatasi jam operasional perusahaan. Sehingga jumlah ikan hias yang dikirimkan dikurangi guna meminimalisir penumpukan kargo di negara tujuan.
Selain itu dari sisi kondisi internal negara sendiri juga agak kurang menguntungkan para eksportir ikan hias seperti Ellyas ini. Sebab terbatasnya penerbangan ke luar negeri menyebabkan pengiriman kargo juga terhambat. Kondisi tersebut dapat menyebabkan banyak ikan hias yang mati dalam proses pengiriman ke luar negeri. Sekali lagi, kurang menguntungkan dari sisi pelaku usaha.
“Jika dilihat dari sisi permintaan konsumen sebetulnya tidak ada penurunan, bisa dikatakan para penggemar ikan hias tak terpengaruh pandemi. Hanya saja regulasi yang ada belum dapat memihak para pengusaha,” ungkapnya.
Ellyas mengatakan bahwa negara-negara yang meminati ikan hias dari farm miliknya itu sangat banyak. Hampir ada di seluruh benua yang ada di dunia. Mulai dari negara-negara tetangga di Asean, negara-negara di Asia Timur, juga dari Cina daratan. Bergeser ke Asia Selatan, ia juga menyasar pasar di India. Tak ketinggalan juga pasar Amerika yang sangat potensial, juga ada dari negara-negara di Eropa. Belakangan untuk pasar Timur Tengah mulai melirik, seperti Arab Saudi dan Dubai. Meski sedikit, namun ada pula permintaan dari Benua Afrika.
Ellyas mengisahkan bahwa usahanya berbenderakan CV. Cahaya Baru yang berlokasi di Jalan Mertasari, Sidakarya, Denpasar ini dirintis oleh sang ayah. Dahulu ayahnya sempat bekerja di perusahaan eksportir ikan hias dan saat ditugaskan ke Bali ayahnya melihat peluang pasar di sana. Pada tahun 1989 sang ayah mulai merintis usaha. Sedangkan ia sendiri baru bergabung tatkala baru menamatkan pendidikan tinggi di Yogyakarta.
Ia mengatakan bahwa ikan hias maupun koral yang dipasarkan merupakan hasil budidaya dari petani lokal. Ia bekerja sama dengan beberapa farm yang ada di Bali maupun luar daerah. Sehingga bisnis ini dapat berkelanjutan tanpa memberi dampak negatif kepada lingkungan. Bahkan selaku pengusaha lokal ia juga berkontribusi dalam pelestarian alam bahari dengan komitmen untuk mengembalikan biota laut tersebut sebanyak sekian persen dari total hasil budidayanya.