Mengenal kerasnya kehidupan sejak usia belia, membuat sosok perempuan pengusaha bernama Ni Luh Suartini atau yang lebih di kenal dengan nama Luh Kerty nekat terjun ke dunia usaha di saat masih duduk di bangku sekolah. Sudah melakoni berwirausaha sedari dini tersebut membuat pengalamannya terus terasah dan bisa dikatakan ia mencuri start lebih awal dari orang lain sebayanya. Hal ini membuatnya menjadi seorang pebisnis muda yang patut diperhitungkan baik di industri pengadaan material konstruksi hingga merambah ke bisnis kuliner cepat saji.
Karakter perempuan Bali yang identik dengan pekerja keras dan ulet, agaknya memang tergambar nyata pada figur Ni Luh Suartini. Ia membuktikan bahwa perempuan Bali memiliki peran tak terbatas. Lingkup peran seorang perempuan Bali yang ia jalani tak hanya sebatas sebagai ibu dan istri juga sebagai penanggung jawab dalam ekonomi keluarga. Ya, saat ini ia dipercaya mengelola usaha milik keluarga yang sudah eksis selama puluhan tahun yaitu bisnis toko bangunan mengusung nama UD. Adi Sedana.
Berlokasi di Banjar Dinas Beluhu Kangin, Tulamben, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, UD. Adi Sedana merupakan salah satu pionir toko bangunan di wilayah tersebut. Berbekal riwayat yang panjang dalam melayani konsumen sejak puluhan tahun lalu, membuat nama toko bangunan tersebut cukup mentereng di kalangan masyarakat Kecamatan Kubu.
Luh Kerty mengisahkan, bahwa keberadaan bisnis keluarga tersebut bermula dari ayahnya. Sang Ayah merupakan warga asli Tulamben yang mengawali usahanya dengan menjual bambu dan beberapa kebutuhan membangun bangunan lainnya. Kala itu tidak banyak item yang dijual lantaran keterbatasan modal masih menjadi batu sandungan dalam merintis usaha.
Suatu ketika datang supplier material bangunan berskala besar yang melihat prospek menjanjikan yang ada di wilayah Kecamatan Kubu. Usaha milik ayah Luh Kerty dilirik sebagai distributor potensial yang diajak bekerja sama menyalurkan berbagai bahan baku bangunan lalu sejak itulah perjalanan usaha mereka memasuki babak yang baru. Luh Kerty yang masih duduk di bangku SD memiliki kesadaran mandiri untuk ikut membantu usaha orang tuanya, sepulang sekolah secara rutin ikut melayani para konsumen yang ingin berbelanja di toko orang tuanya.
Selepas SD, Luh Kerty sempat mencicipi pengalaman merantau ke Denpasar untuk melanjutkan sekolah ke jenjang SMP dan SMA. Di perantauan itu pula ia bertemu dengan pria yang kini menjadi suaminya. Setelah menikah ia kemudian memutuskan kembali ke Karangasem agar dapat membantu usaha milik orang tuanya kembali. Beruntung sang suami sangat mendukungnya untuk mengaktualisasikan diri di dunia usaha. Sang suami tak hanya mendukung tapi juga menjadi partner sepadan dalam menjalankan roda usaha.
Di tangannya, usaha toko bangunan UD. Adi Sedana kian mengalami perkembangan. Perlahan ia terus menambah variasi item khususnya untuk material yang paling banyak diburu konsumen. Luh Kerty berprinsip dalam menjalankan usaha harus senantiasa berorientasi pada kepuasan pembeli. Salah satu indikator kesuksesan sebuah usaha toko bangunan agar selalu dilirik konsumen adalah mampu menyediakan kebutuhan konstruksi yang lengkap. Oleh karena itu Luh Kerty selalu mengusahakan agar apa pun yang dicari pembeli tersedia di tokonya. Tercatat ratusan item tersedia di tokonya, mulai dari pasir, batako, cat, keramik, peralatan penunjang konstruksi, perlengkapan elektrik dan plumbing, dan masih banyak lainnya.
Sukses mengelola toko bangunan, Luh Kerty juga memberanikan diri melebarkan sayap usaha ke lini bisnis lainnya. Ia melirik peluang di bisnis makanan dan minuman dengan membuat usaha restoran cepat saji. Pada saat merintis usaha kuliner tersebut belum ada bisnis sejenis yang berkembang di daerahnya. Hal itu membuatnya berani menjajal peruntungan dengan menjual makanan cepat saji yang ramah di kantong masyarakat sekitar. Hasil yang didapat berupa sambutan positif dan hingga kini usaha tersebut juga terus berkembang beriringan dengan usaha toko material bangunan miliknya.
Luh Kerty adalah satu dari sekian banyak contoh perempuan yang mau berdikari lewat kemampuan sendiri. Di satu sisi mampu menyeimbangkan peran lainnya di lingkup keluarga maupun di masyarakat. Semoga kisahnya dapat menginspirasi perempuan lainnya di Bali maupun di daerah lainnya.