Denpasar – Pemprov Bali tengah membangun proyek Pelabuhan Segitiga Emas yakni Pelabuhan Sampalan di Nusa Penida dan Pelabuhan Bias Munjul di Nusa Ceningan, Kabupaten Klungkung; serta Pelabuhan Sanur di Kota Denpasar. Ketiga pelabuhan ini akan saling terintegrasi.
Dari tiga pembangunan pelabuhan itu, Gubernur Bali Wayan Koster memiliki cerita mendalam di balik pembangunan Pelabuhan Sanur di Denpasar. Kisah itu ia alami pada September 2017 lalu saat menyeberang dari Sanur ke Nusa Penida untuk bersembahyang.
“Karena ombaknya besar, saya sempat mengangkat kain (sebelum naik ke atas boat) agar tidak terkena air laut,” kata Koster dalam keterangan tertulis, Kamis (9/9/2021).
Pantai Sanur memang dipakai untuk penyeberangan orang, baik itu ke Nusa Penida, Nusa Lembongan maupun Nusa Ceningan. Karena tak ada dermaga, penumpang harus turun ke laut sebelum naik ke atas boat. Kondisi itu seringkali menyebabkan pakaian basah.
“Kondisi itu ternyata banyak saya temui di Sanur, seperti ada pemangku dan warga yang membawa banten (sesajen) juga ikut mengangkat kainnya untuk menuju kapal boat. Jadi sangat kasian kondisinya saat itu,” kisah Koster.
Karena itu, saat balik dari Nusa Penida, Koster langsung menghubungi Wakil Wali Kota Denpasar dan Ketua DPRD Kota Denpasar untuk ikut meninjau kembali kondisi penyebrangan laut di Sanur pada akhir bulan September 2017. Saat itu Koster masih duduk di kursi DPR RI.
Koster kemudian terpilih menjadi Gubernur Bali dan dilantik pada 5 September 2018. Begitu terpilih menjadi Gubernur Bali, ia mengaku langsung berinisiatif melakukan komunikasi dengan Menteri Perhubungan. Koster pun sempat dipanggil Presiden Joko Widodo pada 22 April 2018.
“Di Istana Presiden, saya melaporkan langsung keinginan untuk membangun Pelabuhan Segitiga Sanur di Denpasar; Pelabuhan Sampalan di Nusa Penida; dan Pelabuhan Bias Munjul di Nusa Ceningan,” tutur Koster.
“Astungkara Bapak Presiden berkenan menyetujui dan langsung menginstruksikan kepada Bapak Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi untuk memprogramkan sekaligus tiga pelabuhan usulan Gubernur Bali,” imbuhnya.
Koster menuturkan, Pelabuhan Segitiga Emas dibangun sekaligus secara bersamaan dengan dana penuh dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Kementerian Perhubungan. Total anggaran pembangunan Pelabuhan Segitiga Emas mencapai Rp 560 miliar.
Secara rinci, anggaran Pelabuhan Sampalan di Nusa Penida senilai Rp 87 miliar, Pelabuhan Bias Munjul di Nusa Ceningan sejumlah Rp 97 miliar; dan Pelabuhan Sanur di Denpasar anggarannya paling besar, yakni mencapai Rp 376 miliar.
“Untuk Pelabuhan Sampalan di Nusa Penida mulai dibangun tahun 2020, akan selesai bulan Oktober tahun 2021. Kemudian Pelabuhan Bias Muncul di Nusa Ceningan dan Pelabuhan Sanur di Denpasar dikerjakan mulai tahun 2021 dan selesai tahun 2022,” jelas Koster.
Ketua DPD PDIP Provinsi Bali itu meminta kepada pelaksana proyek agar pembangunan ini dikerjakan sesuai jadwal dan selesai sesuai dengan kontrak, serta menggunakan anggaran yang sudah dicantumkan dalam kontrak.
Sementara itu, Pimpinan Proyek Hutama Bangun Virama KSO, Heru Wijanarko melaporkan bahwa proyek pembangunan Pelabuhan Sanur saat ini sedang memasuki tahap pekerjaan breakwater 1 di sisi selatan. Pekerjaan tersebut yakni berupa pemasangan geotextile (79 persen), pemasangan batu core (27 persen) serta pemasangan secondary layer (6 persen).
Sedangkan untuk pekerjaan breakwater 2 di sisi utara juga sudah menunjukkan progress 72 persen berupa pemasangan geotextile, pemasangan batu core (54 persen), dan 0emasangan secondary layer (9 persen).
“Selain pekerjaan breakwater 1 dan breakwater 2, ke depan proyek pembangunan PelabuhanSanur akan memasuki tahapan pekerjaan pengerukan, pekerjaan talud, pekerjaan dermaga apung hingga pekerjaan fasilitas darat dengan target penyelesaian di bulan Mei 2022,” ujar Heru.
Sumber : Media Network/detikcom