Bumbu dapur punya fungsi lain selain memberikan rasa pada makanan. Berikut ini ada 6 bumbu dapur yang direkomendasikan untuk dikonsumsi agar kesehatan pencernaan terjaga selama puasa.
Bumbu dapur memang menjadi senjata andalan saat memasak untuk menghasilkan masakan yang lezat. Ternyata, tak hanya memberikan rasa, bumbu dapur juga memiliki manfaat lain salah satunya untuk menjaga kesehatan pencernaan.
Beberapa bumbu dapur bahkan telah mendapatkan pengakuan dari ahli gizi terkait manfaatnya terhadap kesehatan. Bahan-bahan ini bisa menjadi obat alami yang mudah ditemukan di setiap dapur rumah.
Amanda Sauceda, selaku ahli gizi kesehatan usus bahkan merekomendasikan 6 bumbu dapur yang harus dikonsumsi agar kesehatan pencernaan tetap terjaga selama bulan puasa. Mulai dari jahe hingga ketumbar.
Berikut ini 6 bumbu dapur yang bisa dikonsumsi untuk menjaga kesehatan pencernaan menurut Livestrong (19/4):
1. Jahe
Jahe sejak lama digunakan sebagai salah satu obat alternatif. Bahkan segelas teh jahe juga seringkali dikonsumsi oleh banyak orang saat merasa kembung.
Jahe juga dianggap sebagai antiemetic, artinya bumbu dapur yang satu ini dapat membantu gejala seperti hidung tersumbat dan mual. Beberapa penelitian juga menyarankan bahwa bumbu dapur yang satu ini cocok dan efektif untuk pengobatan hidung tersumbat dan masalah pencernaan selama kehamilan atau setelah kemoterapi.
2. Kunyit
Kunyit menjadi bumbu dapur yang terkenal dengan kandungan antiinflamasinya. Kandungan yang dimiliki kunyit juga menjadi yang berpotensi untuk mengatasi dan menjaga kesehatan pencernaan.
Menurut sebuah jurnal yang diterbitkan pada Januari 2019, konsumsi kunyit juga terbukti bermanfaat untuk mengatasi inflamasi pada perut dan sindrom iritasi usus. Kandungan kurkumin pada kunyit juga dikatakan Sauceda sebagai komponen yang dapat membantu meningkatkan mikroba menguntungkan pada usus.
3. Jintan
“Rasa smoky yang dimiliki bumbu dapur ini dikaitkan dengan manfaatnya mengatasi sindrom iritasi usus,” kata Sauceda.
Faktanya, menggunakan minyak esensial jintan dapat mengurangi sakit perut pada bagian bawah secara signifikan. Tak hanya itu, jintan juga mampu mengurangi gejala seperti kembung, konsistensi tinja hingga frekuensi pada penderita sindrom iritasi usus.
4. Adas
Mengunyah biji adas telah sejak lama dipercaya untuk menyembuhkan permasalahan pada pencernaan. Menurut Sauceda, hal ini disebabkan oleh kandungan lokoris yang dapat melembutkan kerja otot pencernaan dan mengurangi produksi gas dalam perut.
Adas secara khusus telah diteliti manfaatnya dan dipublikasikan hasilnya melalui BioMed Research International pada Agustus 2014 lalu. Dalam adas juga ditemukan kandungan antioksidan flavonoid dan fenolik yang dapat mencegah inflamasi pada pencernaan.
5. Mint
Mint sudah mulai banyak digunakan pada berbagai hidangan. Mulai dari makanan hingga campuran minuman.
“Mint bekerja dengan membantu relaksasi otot, mengurangi sensitivitas visceral yang dapat meringankan rasa sakit dan berpengaran sebagai antimikroba atau antijamur,” kata Sauceda.
6. Ketumbar
Secara luas, ketumbar seringkali digunakan sebagai bumbu dapur untuk pemberi aroma yang banyak dipakai pada makanan India, Amerika Latin dan Asia. Tak hanya rasanya yang populer, manfaat ketumbar terhadap pencernaan juga sangat terkenal dan banyak dimanfaatkan.
Sebuah penelitian kecil terkait bumbu dapur ini bahkan menemukan bahwa ketumbar dapat menjadi suplemen untuk penderita sindrom iritasi usus. Kandungan yang ada pada ketumbar dapat mengurangi beragam jenis dan frekuensi sakit pada perut bagian bawah.