Jenuh dengan masifnya rutinitas di perhotelan, Putu Krisna Bahari beralih ke bisnis catering. Hotel tempat bekerja sebelumnya di Swiss Bell – Nusa Dua pun memberikan dukungan, terutama dari pihak HRD, yang bersedia menjadi customer catering pertama yang diperuntukkan untuk karyawan hotel. Setelah kontrak habis, mulailah ia merambah ke catering pernikahan dan upacara adat di Bali, seperti tiga bulanan dan melaspas bangunan.
Mengawali sebagai catering pernikahan, ditengarai oleh customer yang datang dari daerah Negara, cukup jauh dari lokasi “Ny. Kris Catering” di Jalan Timbul No.16, Delod Peken, Tabanan. Segala peralatan yang dibutuhkan, diceritakan Putu Krisna masih dalam status peminjaman dan untuk tenaga, ia pun masih memberdayakan sanak keluarga. Untuk memperkenalkan bisnis barunya, yang dirintis sejak tahun 2019 pria kelahiran 6 januari 1990 ini, membangun akunnya dan terhubung dengan masyarakat lebih luas lewat platform media sosial. Salah satunya di Instagram ny.kriscatering, ia mulai menerima banyak orderan, baik di lingkungan kota, maupun desa.
Karena masih tergolong baru, “Ny. Kris Catering” memilih menyasar customer menengah ke bawah, dengan cakupan daerah, yang sudah menyambangi hampir semua kota di Bali, namun belum untuk Karangasem, karena di sana masih kental dengan adat dan tradisi. Dengan latar belakangnya di perhotelan, Putu Krisna hampir menerapkan rasa Chinese Food dan Balinese Food yang sama seperti hotel, dengan jajaran menu di “Ny. Kris Catering”. “Tapi kalau ada menu permintaan dari customer, ia dan tim tak ragu untuk memenuhinya, jadi cukup fleksibel.
Kendala di masa pandemi yang tak diduga, juga dirasakan berat bagi Putu Krisna dan tim. Terhitung April-Juli 2019 semua orderan sudah mulai dibatalkan, untungnya masih ada yang bersedia mengalihkan catering mereka dengan versi nasi kotakan, sehingga down payment untuk jatah event empat bulan yang sudah dibayarkan customer, bisa dikembalikan. Ia juga mengisi kesenjangan waktu dengan berinovasi membuat menu sehat, menawarkan makanan harian ke rumah-rumah, hingga memasak untup masyarakat yang terpapar COVID-19, saat isolasi mandiri. Kurang lebih hampir setahun ia menjalani aktifitas tersebut.
Belajar dari pengalaman tersebut, Putu Krisna paham betul, pentingnya memiliki rencana cadangan dalam membangun sebuah bisnis, untuk menghadapi peristiwa-peristiwa tak terduga kedepannya. Dengan demikian bisnis cateringnya akan semakin besar, seiring dengan keberhasilannya hadapi tantangan yang kian menguji fondasi ketahanan. Apalagi kehidupan masyarakat yang semakin kompleks, layanan catering sudah menjadi tuntutan agar lebih praktis, bahkan justru lebih hemat. Ia pun optimis bisnis semacam ini akan terus bertumbuh, sembari mengajak masyarakat terutama generasi muda. Mulailah kembangkan pitensi diri, dengan berwirausaha dan majukanUsaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Bali.