Salah satu lini usaha yang masih cukup bertahan di era pandemi seperti saat ini adalah bisnis retail. Meski adanya sedikit penurunan tingkat konsumsi di masyarakat, terbukti banyak pengusaha retail yang masih eksis di dunia usaha. Salah satunya I Nyoman Giriasa dengan usaha retail makanan dan minumannya yang bernama Toko Wira Bhakti. Sukses mengelola beberapa tempat usaha, I Nyoman Giriasa menerapkan ragam jurus jitu demi menghadapi era persaingan usaha. Simak langkahnya berikut ini.
Banyak jalan menuju Roma. Demikian pula dengan jalan menuju kesuksesan, ada banyak rute yang dapat ditempuh. Meskipun di tengah perjalanan tersebut menemui kebuntuan, maka ada jalan-jalan lainnya bisa untuk dijelajahi. Demikian prinsip seorang pengusaha bernama I Nyoman Giriasa. Pria asli Pekutatan ini tak mau menyerah begitu saja menghadapi tantangan dalam mengembangkan usaha. Bahkan berhasil mengubah tantangan menjadi sebuah peluang.
Nyoman Giriasa merupakan generasi kedua bisnis retail yang dirintis sang ibu. Perjuangan ibunya dalam merintis usaha tersebut memang tidak mudah.Mulai dari berjualan di pasar lalu mampu berekspansi ke beberapa bidang usaha lainnya. Kemudian akhirnya membuka satu usaha sampingan yang bergerak di bidang retail makanan dan minuman serta barang kebutuhan harian. Oleh Nyoman Giriasa pengelolaan usaha kembali dilanjutkan dan mampu berkembang seperti sekarang. Selain berlokasi di Pekutatan, Jembrana, ia juga memiliki cabang usaha di Jalan Pulau Buton Denpasar. Serta mengelola satu usaha yang bergerak di penjualan material bangunan.
Sebagai generasi kedua dalam bisnis keluarga, tantangan yang dihadapi Nyoman Giriasa tidak kalah sulit. Tentunya ia harus mampu mempertahankan kelanggengan usahanya bahkan bila perlu membawa ke arah kemajuan. Langkah awal yang ia lakukan kala pertama kali terjun sebagai pengusaha yaitu memperbaiki pola manajemen usaha.
“Selaku owner saya harus jeli melihat kekurangan yang ada pada sistem manajemen. Agar sebisa mungkin meminimalisir kerugian. Jika sistem di internal sudah baik, maka selebihnya tinggal menggenjot pemasaran,” ujar ayah empat anak ini.
Inovasi juga dilakukan dalam mengelola usaha yang sudah berjalan puluhan tahun itu. Salah satunya dengan menerapkan teknologi baik dalam operasional usaha maupun kegiatan marketing. Contoh pengaplikasian teknologi pada sistem pembayaran dan pencatatan keuangan serta manajemen stok barang. Kemudian dalam hal penataan toko fisik, Nyoman Giriasa membuat tempat usahanya lebih nyaman untuk dikunjungi. Hal ini pun membuat Toko Wira Bhakti mampu mendapat perhatian masyarakat, khususnya yang ada di seputaran Pekutatan.
“Penataan toko menjadi hal penting untuk menarik minat belanja masyarakat. Tidak hanya memikirkan tentang metode etalase barang, juga perlu diperhatikan hal lain seperti pencahayaan karena cukup berdampak pada tampilan toko dari luar,” ungkapnya.
Lanjut Nyoman Giriasa, tantangan usaha tidak hanya dari faktor internal. Tantangan dari luar seperti misalnya mulai banyaknya kompetitor. Salah satunya perusahaan retail nasional yang mulai merambah desa-desa seperti di daerah domisili Nyoman Giriasa saat ini. Di Jembrana, toko sejenis mulai mudah dijumpai. Inilah tantangan besar yang harus dihadapi pengusaha lokal seperti Nyoman Giriasa.
Tak ingin tertinggal di era persaingan, Nyoman Giriasa yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (APRINDO) wilayah Bali ini mengungkapkan sejumlah strategi. Pertama yang ia lakukan adalah mencari tahu apa yang tidak dimiliki para kompetitor usahanya. Melalui survei sederhana yang ia lakukan, perusahaan retail nasional umumnya hanya berfokus di retail alias tidak menjual barang dalam bentuk grosir. Inilah menjadi celah peluang bagi pengusaha lokal seperti Nyoman Giriasa.
“Saat ini saya pun sudah menyediakan beberapa item yang dapat dibeli secara kulakan atau grosir sehingga pembeli dapat menikmati keuntungan yaitu harga beli barang yang lebih terjangkau,” tutur alumni SMA Swastiastu Denpasar ini.
Lebih jauh Nyoman Giriasa memaparkan strateginya yaitu dengan menggandeng UMKM lokal untuk memasarkan produk-produk mereka melalui tokonya. Ia sebagai penyedia lapak mendapatkan keuntungan berupa promosi dari para pebisnis UMKM yang menitipkan produknya di Toko Wira Bhakti. Strategi ini cukup efektif dalam mendongkrak branding. Di sisi lain Nyoman Giriasa pun sekaligus dapat membantu pengusaha UMKM dalam menyediakan ruang untuk memasarkan produk mereka.
Nyoman Giriasa mengaku cukup berbangga melihat geliat ekonomi di Jembrana kini semakin diramaikan oleh para pengusaha lokal. Ia pun berharap agar pemerintah selaku pembuat regulasi dapat lebih berpihak pada pengusaha lokal. Jika pengusaha lokal bangkit maka perekonomian daerah juga akan semakin maju dan nantinya akan memunculkan efek domino ke sektor lainnya seperti pendidikan, sosial, dan budaya.