Pendirian Toko Bangunan Eka Karya terealisasi setelah ayah dari Pande Kadek Yudiarta melalui berbagai fase karir. Dari pensiun sebagai karyawan, kemudian bergonta-ganti usaha, dari es lilin dan sebagainya. Hingga menemukan peluang menyediakan material bangunan di Kabupaten Klungkung khususnya, yang seiring masa, pesatnya pertumbuhan program pembangunan.
Penyedia material bangunan tersebutlah kemudian dilirik ayahnya yang diawali dengan toko retail kecil. Berkat dukungan keluarga besar yang juga memiliki usaha yang saling berupa distribusi kayu balok Kalimantan, relasi toko pun meluas dan berefek pada fondasi toko lebih kuat dan berstruktur.
Sejak 2018, Yudiarta mulai terlibat dalam toko bangunan yang berplang nama “TB Eka Karya”,pada tahun 2021 ia bisa fokus mengambil alih usaha tersebut sepenuhnya, dengan pembenahan-pembenahan yang signifikan, mengingat toko ini sudah berusia 25 tahun, banyak yang perlu diperbarui. Seperti yang bersifat esensial, sistem transaksi yang masih manual, ia kombinasikan ke digitalisasi, karena butuh penyesuaian juga dengan beberapa karyawan yang sudah 20 tahun bergabung dengan koperasi. “Saya menghargai loyalitas mereka, dengan mengubah sistem di bagian tertentu saja atau secara bertahap” ucap pria kelahiran 9 Februari 1992 tersebut.
Target pasar daripada TB Eka Karya yang berlokasi di Jalan Raya Besakih No.351, Desa Akah, Kabupaten Klungkung ini adalah ekonomi menengah ke bawah, dengan menyasar lokasi pengiriman terjauh hingga ke arah Besakih, Karangasem dan daerah Goa Lawah, Klungkung. Sebelum pandemi permintaan selalu ada, bahkan di luar target lokasi TB Eka Karya. Yudiarta pun membicarakan soal ongkos pengiriman yang akan dikenakan, bahkan ia menyarankan agar mencari toko bangunan setempat, agar tak terbeban ongkos tersebut.
Hampir berbanding terbalik saat situasi pandemi, memang omset sempat mengalami kenaikan, berkah dari Work from Home (WFH) yang diterapkan pemerintah. Banyak masyarakat lebih memperhatikan rumah mereka dan sealigus menghilangkan kebosanan, dengan memaintenance hunian mereka. Namun sayangnya permintaan tersebut, tak semuanya mampu dipenuhi Yudiarta, karena pasokan yang terbatas, lagi-lagi terkendala pandemi.
Yudiarta pun mencoba peluang ke prospek interior, dengan menyediakan bahan jadi, ternyata tak cocok dengan pasar target biasanya, cenderung dominan di luar kota Klungkung. Akhirnya beralih ke bahan mentah, ternyata peminatnya lebih banyak, kemungkinan masyarakat menjadi lebih bebas berekspresi dan menghasilkan karya sendiri. Terlepas dari upaya tersebut untuk mempertahankan bisnis keluarga, retail material untuk proyek-proyek pembangunan masih menjuarai.
“Tapi tetap saja, tak ada masa-masa sebaik sebelum pandemi, apalagi adanya isu-isu resesi 2023, banyak yang memilih menyimpan uang tunai mereka daripada berinvestasi (“Cash is the King”). Harapannya, selain pemerintah Indonesia mampu mengeluarkan kebijakan untuk meyelamatkan masyarakatnya misalnya terjadi resesi ini, Yudiarta memiliki goals, TB Eka Karya senantiasa memenuhi permintaan customer, termanifestasi menjadi toko bangunan berkonsep one stop solution.