TAHUN yang dibayangi oleh resesi ini membuat perusahaan khususnya startup dituntut untuk memikirkan ulang strategi bisnisnya guna menjaga keberlangsungan. Perilaku konsumen yang selalu bergeser, mengharuskan perusahaan menghadirkan produk dan layanan yang relevan di pasar. Sebuah studi yang diterbitkan oleh SBA office of Advocacy, Amerika Serikat menunjukkan secara statistik hanya 50% bisnis baru yang bisa bertahan selama lima tahun, dan 35% yang dapat bertahan selama 10 tahun.
Scarlattino Jacob, Co-Founder Kanvasaur, salah satu growth agency di Indonesia mengatakan setidaknya ada tiga hal yang kerap jadi masalah utama dihadapi oleh bisnis baru untuk terus tumbuh berkembang. Pertama, menentukan strategi perusahaan yang tepat. Kedua adalah mencari sumber daya manusia yang berpengalaman, dan terakhir yakni memiliki modal yang cukup untuk menjalankan kedua hal tersebut secara berkesinambungan.
Atasi Tantangan dengan Growth Hacking
Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh bisnis baru untuk mengatasi tantangan tersebut adalah dengan growth hacking. Growth hacking yakni serangkaian kegiatan yang mengkombinasikan marketing, data, desain, analisis serta teknologi untuk menghasilkan peluang baru pertumbuhan serta memperkuat produk dan layanan yang sudah ada melalui eksperimen.
Hasil akhir yang diharapkan dari strategi ini adalah meningkatkan jumlah pelanggan dan membuat brand lebih mampu bersaing dengan kompetitor. Strategi ini juga dapat diterapkan oleh perusahaan konvensional yang telah lama berdiri tetapi memiliki tuntutan untuk terus berinovasi dan menjaga relevansi di tengah bermunculannya perusahaan baru dengan bisnis serupa. Strategi growth hacking dapat meningkatkan pertumbuhan perusahaan dengan cepat. Namun, dalam prosesnya diperlukan pemilihan resources yang tepat serta perencanaan yang matang. Untuk itu, menurutnya diperlukan identifikasi masalah yang paling penting dengan potensi keberhasilan yang besar. Adapun fokus utama tersebut dilandasi oleh data yang terukur dan termonitor secara rutin sesuai dengan aktivitas bisnis yang dilakukan.
Kanvasaur Bantu Rekan Bisnis
“Di Kanvasaur kami membantu rekan bisnis kami untuk memfokuskan segala kegiatan dan sumber daya untuk meningkatkan performa satuan ukur utama mereka (primary metric) seperti sales atau user growth, dengan mendeteksi berbagai masalah yang paling berpengaruh terhadap primary metric tersebut,” jelas Scarlattino. “Dengan pengalaman yang luas dari tim kami, kami membangun strategi berdasarkan data metrik perusahaan, serta menimbang produk dan market bisnis tersebut agar dapat bersaing di pasar,” katanya. “Kanvasaur bukan penyedia consulting atau advisory, kami membangun strategi dan mengeksekusi segala aktivitas yang diperlukan guna mencapai target yang sudah ditentukan,” ucap Scarlattino.
Andrew Kandolha, Co-Founder of Saturdays berkata, ”Menerapkan strategi growth hacking pada bisnis merupakan salah satu upaya kami dalam menjaga pertumbuhan perusahaan.” “Dalam hal ini, Kanvasaur membantu kami menyusun strategi marketing agar produk kami dapat lebih dikenal dan menjadi relevan di konsumen kami,” jelasnya. “Kami berharap ke depannya kami akan terus berinovasi untuk terus berkembang meningkatkan efisiensi kinerja kami agar dapat mencapai target bisnis yang optimal,” kata Andrew.
Pertumbuhan Edtech
Margarita Tan, Chief of Growth Cakap turut mengakui keberhasilan strategi growth hacking tersebut pada pertumbuhan edtech-nya. “Kondisi ekonomi saat ini mengharuskan perusahaan untuk mencari cara agar lebih efisien dan tetap mengoptimalkan hasil bisnis,” ujar Margarita.
“Implementasi growth hacking dapat meningkatkan pertumbuhan perusahaan dengan cepat dan kami percaya Kanvasaur merupakan rekan bisnis yang dapat membantu mewujudkan hal tersebut,” bebernya. “Seiring dengan berjalannya waktu, masalah dan target dari perusahaan pun dapat berkembang atau berubah fokus,”ucap Scarlattino.
“Sebagai growth agency, kami selalu beradaptasi dengan perubahan agar konsisten memberikan layanan yang paling akurat bagi setiap klien,” lanjut Scarlattino. Kanvasaur sendiri menawarkan berbagai layanan yang dibutuhkan untuk melaksanakan growth hacking, mulai dari search engine optimization (SEO), brand development dan brand marketing, business intelligence, creative production, digital marketing, sampai ke website juga product development. Lebih detail, Co-founder Kanvasaur lainnya Lutfhi Eryando mengatakan ada lima tahapan yang dilakukan oleh Kanvasaur untuk membantu perusahaan mengembangkan berbagai kegiatannya secara menyeluruh.
Pertama adalah acquisition, pada tahap ini Kanvasaur membantu perusahaan untuk mengenalkan produknya kepada pelanggan.
Kedua adalah activation, yaitu proses untuk memberikan pengalaman pelanggan saat mencoba layanan atau produk untuk pertama kali.
Ketiga, retention, yakni mencari cara untuk membuat pelanggan kembali menggunakan produk dan layanan yang ditawarkan.
“Keempat, referral, kita paham betul bahwa word-of-mouth adalah salah satu cara terbaik untuk memperkenalkan sebuah produk, kita harus memikirkan cara agar pelanggan kita mau memberi tahu orang lain terkait produk dan layanan yang kita tawarkan,” katanya.
“Terakhir adalah revenue, yang menjadi tujuan setiap bisnis sehingga yang kita lakukan adalah memonetisasi kegiatan bisnis yang dilakukan,” jelas Luthfi.
Dapat disimpulkan bahwa growth hacking adalah sebuah proses, di mana seperti proses lainnya, pertumbuhan ini juga membutuhkan waktu. Tak hanya mengenai eksperimen dan jalan pintas, tujuan sebenarnya adalah mengetahui apa yang sebenarnya diinginkan oleh pelanggan, sehingga produk dapat secara konsisten terus memberikan lebih banyak nilai dari apa yang diharapkan dari awal. (RO/S-4)
Sumber: mediaindonesia