Denpasar | Keputusan penundaan pembukaan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali menimbulkan dampak besar bagi industri pariwisata di Bali.
Meski terkesan menerima keputusan tersebut, nyatanya penundaan itu makin membuat industri pariwisata Bali menangis. Industri perhotelan jadi salah satu yang paling merasakan dampaknya.
Wakil Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Bali I Made Ramia Adnyana mengatakan, industri pariwisata sudah hampir 6 bulan bertahan dengan sekuat tenaga sejak pandemi Covid-19 mewabah dan menghentikan aktivitas pariwisata.
“Ditambah dengan tambahan 4 atau 5 bulan lagi, kami tidak yakin bagaimana industri pariwisata Bali mampu bertahan sampai awal tahun 2021,” kata dia
Made melanjutkan, penundaan pembukaan wisman di Bali bukanlah suatu hal yang mudah untuk dihadapi.
Tak cukup hanya wisatawan lokal
Adapun, pembukaan pariwisata untuk wisatawan lokal maupun wisatawan nusantara sendiri dirasa belum mencukupi kehidupan industri pariwisata di Bali.
“Walau pemerintah telah membuka pariwisata untuk masyarakat lokal per tanggal 9 Juli dan dilanjutkan dengan wisatawan domestik per 31 Juli, belum berdampak secara signifikan terhadap peningkatan okupansi hotel-hotel di Bali,” ujar Made.
Ia pun mengungkap rincian kedatangan pengunjung atau wisatawan nusantara ke Bali pada akhir pekan Minggu lalu.
“Kami mencatat total kedatangan sepanjang weekend Minggu lalu sekitar 4.900-an pengunjung ke Bali,” ujar Made.
Namun, total pengunjung tersebut dirasa belum berdampak secara langsung terhadap peningkatan pendapatan hotel di Bali. Itu karena jumlah kamar keseluruhan hotel di Bali lebih dari 130.000.
Berharap kegiatan kementerian, BUMN, dan event nasional diarahkan ke Bali
Made menjelaskan, Pemerintah Provinsi Bali melalui Gubernur Bali Wayan Koster telah menyampaikan permintaan kepada pemerintah pusat.
Permintaan itu terutama ditujuka kepada Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio.
Bali meminta agar dalam rapat kabinet, disampaikan bahwa kegiatan kementerian, BUMN, dan event nasional diarahkan ke Bali dalam waktu dekat.
“Inilah solusi yang paling tepat dilakukan industri pariwisata di Bali agar kami bisa bertahan sampai awal tahun 2021,” ujar Made.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa tim percepatan pemulihan pariwisata juga bisa menyiapkan berbagai agenda, terutama agar Aparatur Sipil Negara (ASN), BUMN, dan asosiasi di Bali bisa mengadakan kegiatan akhir pekan.
“Jadi, kegiatan gathering dan touring ke daerah tujuan wisata yang ada di seluruh Bali misalnya,” pungkasnya.
Sebelumnya, pembukaan pariwisata Bali untuk wisatawan mancanegara rencananya dimulai September 2020.
Namun, keputusan Gubernur Bali Wayan Koster pada Sabtu (22/8/2020) membuat pembukaan wisman ini ditunda.