Memiliki visi ingin memajukan ekonomi keluarga meski dalam situasi keterbatasan, hingga akhirnya mampu membuktikan diri berhasil mencapai mimpi lewat kerja keras nyata. Demikian penggambaran sosok pengusaha asal Klungkung bernama Nyoman Miarta. Kejelian membaca peluang bisnis bahan bangunan dieksekusi pada momentum yang tepat dan pada saat itulah menjadi titik balik pencapaian pemilik UD Guna Permana Klungkung ini.
Sebelum dikenal sebagai enterpreneur di bidang distributor material bangunan, Nyoman Miarta memulai karir bisnis di bidang pertambangan bahan galian golongan C material mineral bukan logam dan batuan. Ia menyediakan material pasir untuk memenuhi permintaan di industri jasa konstruksi. Lokasi tambang yang dipilih adalah wilayah timur yaitu di Kabupaten Karangasem. Mengingat wilayah ini memiliki kekayaan alam berupa material hasil erupsi dari Gunung Agung yang melimpah.
Memiliki latar belakang karir di industri pariwisata, Nyoman Miarta memutuskan banting setir ke kegiatan pertambangan. Tepatnya di tahun 2007, ia memberanikan diri memulai usaha. Bermodal satu unit kendaraan bak terbuka berukuran sedang, Nyoman Miarta biasa mendistribusikan produk pasir ke berbagai daerah di Bali. Salah satu daerah dengan permintaan pasir tertinggi kala itu adalah Nusa Penida. Selain itu juga ada dari Gianyar, Klungkung, Denpasar dan Badung.
Dalam melaksanakan kegiatan usaha pertambangan, Nyoman Miarta menyewa sebidang lahan tambang. Hasil pasir yang dihasilkan dari wilayah Karangasem itu dikenal memilliki kualitas baik sehingga cukup banyak diminati. Namun karena melihat potensi yang ada di wilayah lain, tepatnya di Desa Gunaksa, Kabupaten Klungkung. Nyoman Miarta lantas mencoba peruntungannya di sana. Selain itu dari rejeki yang dikumpulkan dari usaha tersebut ia berhasil upgrade armada menjadi unit kendaraan dengan kapasitas lebih besar.
Seiring berjalannya waktu usaha penyediaan pasir itu mampu berkembang. Nyoman Miarta mulai melirik peluang yang masih berkaitan dengan usahanya yaitu bisnis supplier bahan bangunan. Bertahap ia menambah ragam item di toko bahan bangunan yang ia beri nama UD Guna Permana itu. Ternyata intuisinya dalam memanfaatkan momentum benar-benar tepat. Ia kembali meraih kesuksesan melalui bisnis suplai bahan bangunan itu dan terus meningkatkan jumlah pelanggan dari tahun ke tahun.
Menurut Miarta, tantangan terberat dihadapi selama belasan tahun eksis di dunia usaha, dirasakan mulai sejak adanya pandemi. Kondisi pasar saat ini dinilai tidak terlalu stabil seperti sebelum adanya pandemi covid-19, ditandai dengan ketidakseimbangan antara daya beli masyarakat dengan harga barang. Oleh karena itu ia melakukan strategi agar usahanya dapat terus langgeng, salah satunya dengan menyediakan opsi alternatif produk yang lebih terjangkau bagi masyarakat dengan daya beli rendah.
Kini Nyoman Miarta dibantu oleh sang putra sulung dalam mengelola usaha. Ia pun berharap dengan adanya regenarsi ini dapat membawa UD Guna Permana ke arah kemajuan. Serta berharap industri konstruksi secara umum dapat lebih bergeliat lagi agar usahanya pun dapat terkena dampak positif.