Suaraharianrakyat.com – Jakarta – Menurut Shopper Study 2020 yang dilaksanakan Zebra, belanja omnichannel merupakan ‘new normal’.
Seluruh pebisnis ritel, termasuk startup, usaha kecil, dan pengusaha jaringan ritel waralaba yang selama ini menghasilkan sejumlah pendapatan besar dari toko mereka, dituntut untuk menghadirkan opsi pemenuhan pesanan melalui jalur online atau e-commerce fulfillment (e-fulfillment).
Bisnis ritel besar di Indonesia sangat menyadari hal ini, sehingga mengurangi jumlah toko fisik serta meningkatkan kehadiran di jagat online adalah bagian dari strategi omnichannel mereka.
Toko-toko kecil di Indonesia juga berpikir untuk mengikuti jejak bisnis ritel besar. Sebanyak 1,5 juta pemilik kios di 189 kota di Indonesia menyadari pentingnya memiliki toko online dan ingin bermitra dengan pemain e-commerce terbesar di Indonesia seperti Bukalapak untuk menjual produk dan layanan mereka secara virtual.
Operasional supply chain harus beradaptasi dengan strategi e-fulfillment ini dan mengintegrasikan teknologi yang menciptakan lingkungan berbasis data untuk menghasilkan e-fulfillment yang lebih cerdas.
Dengan demikian, pebisnis dapat memprediksi dan mengimbangi tingginya volume permintaan pelanggan. Tetapi mengumpulkan data saja tidaklah cukup. Mereka membutuhkan cara untuk memahami data-data itu secara real time, sehingga para pekerja di pabrik atau gudang dapat mempersiapkan “Langkah terbaik berikutnya”.
Para pekerja garda terdepan ini memerlukan insight terbaru tentang segala hal, mulai dari lokasi inventori hingga perubahan pesanan, agar dapat mengurangi keterlambatan e-fulfillment atau kesalahan pengiriman yang merugikan.
Dengan kata lain, visibilitas dan kelincahan diperlukan untuk mempertahankan operasional supply chain untuk memenuhi kebutuhan berbelanja melalui omnichannel dengan opsi e-fulfillment.
Meningkatkan Visibilitas Inventori
Perputaran stok yang jauh lebih cepat daripada sebelumnya membuat visibilitas menjadi jauh lebih penting. Perusahaan perlu mengetahui barang apa saja yang ada dalam stok, di mana barang tersebut berada–baik di gudang, toko, atau sedang dalam pengiriman–serta bagaimana kondisinya.
Menurut Future of Fulfillment Vision Study terbaru dari Zebra, perusahaan transportasi dan logistik, serta produsen dan pengusaha ritel yakin bahwa tingkat akurasi inventori mereka harus lebih dari 61 persen agar bisa menangani meningkatnya logistik omnichannel.
Namun, dengan tuntutan “on-demand” dari konsumen yang terus meningkat, data inventori harus tinggi tingkat akurasinya, baik invetori yang disimpan di dalam Gudang atau yang sudah keluar dari gudang, termasuk fulfilment center, toko, gudang logistik pihak ketiga, dan bahkan yang ada di vendor mereka. Dan tingkat akurasinya harus jauh lebih tinggi dari 61 persen supaya konsumen benar-benar puas.
Dengan omnichannel fulfillment, pesanan dapat dikirim dari mana saja. Perusahaan harus dapat mengandalkan data inventori mereka dan memastikan akurasinya hampir 100 persen.
Walau banyak perusahaan merasa bahwa tingkat akurasi 61 persen saja sudah cukup memuaskan dengan alasan terbatasnya staf, teknologi atau proses, mereka sebenarnya dapat meningkatkan persentase akurasi yang lebih tinggi lagi dengan solusi inventory management yang tepat. Dengan solusi yang tepat, operasional mereka akan dapat meraih efisiensi dan keunggulan di masa depan.
Komputer genggam, wearable, tablet, maupun vehicle-mounted-computer kelas enterprise yang tahan banting dapat dikombinasikan dengan scanner, teknologi RFID, locationing system, printer, software dan services untuk menciptakan fondasi teknologi yang solid untuk agregasi, analitik dan distribusi data, yang semuanya sangat penting untuk mendapatkan visibilitas menyeluruh terhadap operasional dan seluruh supply chain.
Baik ketika pelanggan berbelanja secara online dan barang dikirim ke rumah, berbelanja online lalu barangnya diambil di toko, atau memesan di toko lalu barang dikirim ke rumah.
Pekerja di garda terdepan yang dilengkapi dengan perlengkapan tersebut akan lebih mudah memenuhi berbagai pesanan tersebut melalui kerja sama dengan mitra supply chain dan dengan sesama pekerja.
Mereka yang berada di garda terdepan bisnis Anda akan menjadi lebih produktif dan efektif apabila mengetahui persis stok barang yang ada dan di mana posisi barang itu di seluruh supply chain.
Pekerja tidak perlu membuang waktu mencari secara manual di lorong-lorong atau rak-rak. Informasi tersedia di ujung jari mereka. Dengan komputer mobile kelas enterprise mereka dapat mencari apa saja dan mendapatkan informasi secara real-time, yang pada akhirnya dapat menghemat waktu dan meningkatkan efisiensi alur kerja.
Semakin cepat barang ditemukan, kian cepat barang tersebut diproses dan dikirimkan. Dan semakin cepat customer menerima pesanan, tingkat kepuasan juga akan kian meningkat.
Meningkatkan Fulfillment Agility
Data dan analitik yang real time juga akan membuat operasional supply chain lebih siap dalam mengelola volume pesanan yang meningkat pesat, terutama selama puncak musim belanja liburan.
Teknologi pintar menghubungkan setiap jalinan dalam supply chain dan segalanya menjadi lebih transparan, sehingga operasional dalam perjalanan barang akan semakin baik.
Teknologi itu akan memberikan panduan terbaik bagi para pekerja sehingga mereka dapat membuat keputusan yang meningkatkan keberhasilan secara keseluruhan.
Dengan adanya akses ke data real time, inventori bisa dilacak dengan mudah, bahkan ketika barang tersebut sedang bergerak, sehingga tercipta fleksibilitas yang lebih besar untuk meraih efisiensi optimal.
Hal tersebut termasuk pula menyesuaikan rute pengiriman atau membuat alur kerja penyiapan dan pengepakan barang yang lebih lancar. Kemungkinannya tidak terbatas. Tim Anda juga dapat bereaksi dengan cepat apabila pelanggan mengubah atau membatalkan pesanan sebelum pesanan dikirim, sehingga mengurangi risiko pengembalian.
Ketika setiap area operasional Anda terhubung ke data yang sama dan data tersebut dihasilkan oleh perangkat yang diperkuat dengan software di segala sisi operasional bisnis Anda, maka yang tadinya ‘sistem berdasarkan catatan’ akan berubah menjadi ‘sistem yang berdasarkan realitas’.
Dengan fondasi yang kuat ini, Anda akan semakin mudah meningkatkan efisiensi, yang ujung-ujungnya meningkatkan kepuasan pelanggan, di lingkungan yang dinamis dan costumer-centric ini.
Tantangan-tantangan baru dalam proses fulfillment ini seharusnya tidak menyebabkan kemunduran usaha Anda. Dengan melakukan modernisasi operasional di gudang, ritel, manufaktur, dan logistik melalui penggunaan teknologi di seluruh jaringan, peluang untuk meraih peningkatan efisiensi, produktivitas, dan profitabilitas, akan semakin besar.
Penulis adalah Lim Fang How, Regional Director Asia Tenggara, Zebra Technologies Asia Pasifik.