Pariwisata di Pulau Dewata pernah diguncang bom Bali pada 2002 dan letusan Gunung Agung pada 2017. Dampak pandemi Covid-19 lebih berat.
Mengandalkan pariwisata sebagai sektor unggulan, Bali menjadi provinsi yang paling menderita akibat virus corona di Indonesia. Pada kuartal kedua 2020, saat pertumbuhan ekonomi nasional minus 5,32%, produk domestik bruto Bali merosot hingga – 10,98% dibanding periode yang sama tahun lalu. Bali yang menggantungkan hidup dari kunjungan turis asing lebih dulu merasakan dampak pandemi global Covid-19 dibandingkan provinsi lain di Nusantara. Pada kuartal pertama 2020, saat ekonomi Indonesia masih tumbuh 2,97% secara nasional, ekonomi Bali telah minus 1,14%.
Rencana Membuka Bali
Agar ekonomi tak terlalu lama mengalami kontraksi, pemerintah membuka pariwisata Bali secara bertahap. Merujuk Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 15243 Tahun 2020, wisatawan domestik boleh berkunjung ke Bali mulai 31 Juli 2020. Sedangkan kunjungan wisatawan asing akan dibuka pada 11 September 2020 namun rencana tersebut sepertinya akan dibatalkan menunggu hingga Januari 2021 tahun depan. Jika pun dibuka tentu ada syarat yang harus dipenuhi oleh para pelancong. Misalnya, wisatawan harus menyiapkan hasil negatif tes cepat (rapid test) atau tes usap (swab test), dan mengisi formulir di aplikasi Love Bali yang dapat diakses pada laman https://lovebali.baliprov.go.id. Pemerintah juga menggerakkan masyarakat adat untuk mengawal pembukaan kembali berbagai destinasi wisata. Di Pantai Jimbaran, misalnya, pecalang berkeliling untuk memastikan penerapan protokol Kesehatan. “Yang menjadi perhatian kami tentu saja masyarakat dan pengunjung pantai agar tetap menggunakan masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan di tempat yang telah disediakan atau menggunakan cairan hand sanitizer,” kata Pecalang Desa Adat Jimbaran, I Nyoman Suwirya, di Badung.
Hingga Senin (10/8), jumlah kasus positif Covid-19 di Bali sebanyak 3.817 pasien. Di antaranya, 3.308 pasien sembuh dan 49 orang meninggal dunia. Saat ini, jumlah korban jiwa akibat infeksi virus corona di Bali relatif lebih sedikit dibandingkan provinsi padat penduduk lain di Pulau Jawa, juga sebagian Sumatera dan Kalimantan. Bagaimanapun, pembukaan Bali untuk kedatangan wisatawan dari daerah, bahkan negara lain bukan tanpa risiko. Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Denpasar Dr I Gusti Agung Ngurah Anom menyatakan, kapasitas rumah sakit rujukan Covid-19 di Ibu Kota Provinsi Bali itu terbatas. Selain pasien positif, sebagian orang yang suspek dan probable harus dirawat dengan protokol Covid-19 sehingga membuat ranjang rumah sakit penuh.
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati berjanji akan terus memantau situasi. Menurutnya, tempat-tempat wisata yang belum siap menerapkan protokol kesehatan secara ketat tidak akan dipaksakan buka. “Kami masih melihat perkembangan kasus Covid-19, mudah-mudahan jumlah pasien yang sembuh bisa lebih banyak dari kasus baru,” katanya,
Menurutnya, pembukaan Bali tak akan seketika diikuti oleh kedatangan wisatawan dalam jumlah besar. Sebab, kapasitas penumpang pesawat masih dibatasi hingga 70%. Sebelum pandemi, rata-rata jumlah kunjungan wisatawan ke Bali sekitar 14 ribu orang per hari. Jika bulan depan 60% saja penerbangan terisi, sekitar 8.400 wisatawan akan tiba di Bandara I Gusti Nurah Rai setiap hari. Bagaimanapun, ia ragu angkanya akan langsung setinggi itu. Sebab, beberapa maskapai belum beroperasi secara penuh. Belum lagi adanya beberapa negara yang masih melarang warganya untuk bepergian. Kondisi lesu pariwisata di Pulau Dewata menurutnya pernah terjadi saat ledakan bom Bali pada 2002 dan letusan Gunung Agung pada 2017. Menyusul peristiwa bom Bali yang menelan ratusan korban jiwa, kunjungan turis sempat jatuh hingga 800 orang per hari.
“Tapi itu tidak lama. Pandemi ini dampaknya signifikan,” kata Tjokorda Oka.
Tanggapan Dunia Usaha
Nadi pariwisata Bali kini mulai kembali berdenyut. Di Tanah Lot misalnya, ratusan wisatawan lokal tercatat berkunjung setiap hari. Begitu juga hotel-hotel di kawasan elit Nusa Dua mulai berpenghuni. Ketua umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani menyebutkan momentum pembukaan Bali adalah dimulainya kampanye wisata sehat. Kampanye ini kemudian akan digulirkan ke seluruh wilayah di Indonesia. Ia menjelaskan, kampanye ini bukan untuk mengajak masyarakat untuk mulai bepergian secara masif, tetapi untuk berwisata sesuai protokol kesehatan. “Tren yang mulai naik ini adalah kampanye dan merupakan paket menarik untuk ditawarkan kepada masyarakat,” ujarnya.
Kampanye untuk menjamin kesehatan dan sanitasi tidak hanya akan digeber penyedia jasa akmodasi, juga oleh pengusaha transportasi. “Kami akan membuat program yang lebih konkret untuk menarik masyarakat agar kembali percaya pada keamanan transportasi udara atau penerbangan,” kata Ketua INACA Denon Wiraatmadja.
Berbagai upaya itu nampaknya mulai membuahkan hasil. Transaksi penjualan online ticket agent (OTA) mulai mengalir. Tentu ini merupakan kabar baik mengingat kedua perusahaan dibuat kewalahan oleh permintaan refund pada awal pandemi. Di Traveloka dan Tiket.com, misalnya, ada berbagai promo yang menawarkan paket liburan di hotel atau staycation dengan diskon hingga 50%. Aneka potongan harga juga berlaku untuk pembelian tiket tempat Wisata. Begitu juga diskon tiket penerbangan ke beberapa tujuan, termasuk Bali.
Proyeksi Positif
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bali memproyeksikan kondisi ekonomi di Pulau Dewata triwulan ketiga 2020 membaik seiring strategi pemulihan tatanan ekonomi. Penerapan normal baru sektor pariwisata mengedepankan aspek kebersihan, kesehatan, dan keamanan. Indikatornya, jumlah kedatangan penumpang domestik di bandara internasional I Gusti Ngurah Rai tercatat sebesar 35.934 orang pada Juli 2020, atau tumbuh 468,94% dibanding Juni. Padahal, saat itu baru beberapa kabupaten yang membuka obyek wisata unggulannya secara terbatas.
Optimisme pemulihan ini juga terkonfirmasi dari data Google Trends yang mencerminkan bahwa minat wisatawan ke Bali masih besar.
“Pencarian travel di Bali tercatat lebih tinggi dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia maupun destinasi wisata lainnya di kawasan Asia,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho, di Denpasar.
Upaya pemulihan pariwisata Bali juga mendapat sokongan pemuh dari pemerintah pusat. Bagaimana tidak, 40% dari total kunjungan turis asing ke Indonesia pada 2019 disumbangkan oleh Bali.
“Kami optimistis kunjungan wisatawan Nusantara dan mancanegara ke Indonesia, khususnya ke Bali, akan kembali normal. Bahkan, kami harapkan bisa meningkat dari tahun sebelumnya,” kata Sekretaris Utama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) NW Giri Adnyani.