Kasus pertama COVID-19 diumumkan RI pertama kali pada 2 Maret 2020, 2 orang WNI positif diketahui dari hasil kontak tracing WN Jepang yang ada di Malaysia usai bertemu di Indonesia. Kini kasus positif Corona semakin meningkat sejak awal kasus Corona terkonfirmasi di RI.
Menjelang 9 bulan kasus Corona di RI, kini total kasus positif COVID-19 di RI mencapai 500 ribu atau setengah juta. Pada hari ini terjadi penambahan kasus baru positif Corona sebanyak 4.442, sehingga total kasus positif COVID-19 di Tanah Air kini tembus 502.110.
Berdasarkan data tim Humas BNPB yang diupdate berkala setiap pukul 12.00 WIB, Senin (23/11/2020), tercatat juga ada tambahan pasien sembuh dari Corona sebanyak 4.198. Total pasien sembuh menjadi 422.386.
Pasien yang meninggal akibat virus Corona bertambah 118. Jumlah kumulatif pasien meninggal akibat Corona sebanyak 16.002
Menjelang 9 bulan kasus Corona sejak diumumkan pemerintah, jumlah pasien suspek Corona yang dipantau sebanyak 66.279. Sedangkan spesimen yang diperiksa per hari Senin sebanyak 40.083.
Pada hari sebelumnya, total kasus kumulatif virus Corona sebanyak 497.668, 418.188 pasien sembuh dari Corona, dan 15.884 pasien meninggal akibat Corona.
Jumlah suspek COVID-19 yang dipantau pada Senin lebih banyak dibandingkan kemarin. Pada Minggu (22/11), pemerintah memantau sebanyak 64.502 suspek Corona. Sedangkan pada Senin, pemerintah memantau sebanyak 66.279 suspek Corona.
irus Corona telah menyebar di 45 provinsi dan 505 kabupaten/kota.
Sementara itu, dari data penambahan kasus Corona pada hari ini, DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penambahan kasus paling tinggi sebanyak 1.009 kasus, disusul Jawa Tengah sebanyak 1.005 kasus dan Jawa Barat sebanyak 602 kasus baru per 23 November.
Berikut ini sebaran kasus positif Corona di Indonesia pada 23 November 2020:
1. Aceh: 30 (kumulatif 8.154)
2. Sumut: 83 (kumulatif 14.988)
3. Sumbar: 33 (kumulatif 18.626)
4. Riau: 113 (kumulatif 18.755)
5. Jambi: 0 (kumulatif 1.649)
6. Sumsel: 33 (kumulatif 9.113)
7. Bengkulu: 5 (kumulatif 1.574)
8. Lampung: 60 (kumulatif 3.087)
9. Babel: 11 (kumulatif 893)
10. Kepri: 273 (kumulatif 5.213)
11. Jakarta: 1009 (kumulatif 128.173)
12. Jabar: 602 (kumulatif 48.666)
13. Jateng: 1005 (kumulatif 48.385)
14. DIY: 82 (kumulatif 5.219)
15. Jatim: 365 (kumulatif 59.044)
16. Banten: 171 (kumulatif 11.806)
17. Bali: 68 (kumulatif 13.183)
18. NTB: 15 (kumulatif 4.536)
19. NTT: 8 (kumulatif 959)
20. Kalbar: 10 (kumulatif 2.257)
21. Kalteng: 85 (kumulatif 5.445)
22. Kalsel: 11 (kumulatif 12.913 )
23. Kaltim: 132 (kumulatif 18.414)
24. Kaltara: 10 (kumulatif 1.146)
25. Sulut: 25 (kumulatif 6.446)
26. Sulteng: 37 (kumulatif 1.551)
27. Sulsel: 100 (kumulatif 19.996)
28. Gorontalo: 1 (kumulatif 3.063)
29. Maluku: 16 (kumulatif 4.271)
30. Maluku Utara: 2 (kumulatif 2.349)
31. Papua: 0 (kumulatif 9.759)
32. Papua Barat: 31 (kumulatif 5.000)
33. Sultra: 14 (kumulatif 6.102)
34. Sulbar: 2 (kumulatif 1.375)
Jokowi Sebut Rata-rata Kasus Aktif di RI Lebih Rendah dari Dunia
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan perkembangan rata-rata kasus aktif Corona di Indonesia mencapai 12,78 persen. Jumlah tersebut dinilai lebih rendah daripada rata-rata kasus aktif Corona di dunia.
“Per 22 November rata-rata kasus COVID di seluruh Tanah Air ini 12,78 persen, rata rata kasus aktif 12,78 persen,” kata Jokowi saat rapat terbatas bersama Komite Penanganan COVID-19, yang disiarkan secara langsung di YouTube Setpres, Senin (23/11/2020).
Jokowi mengatakan rata-rata kasus COVID-19 di Indonesia ini lebih rendah dari rata-rata dunia yang mencapai 28,41 persen. Menurutnya, hasil ini sudah baik.
“Angka ini lebih rendah dari rata-rata kasus aktif dunia yakni sebesar 28,41 persen. Ini sudah baik,” ucapnya.
Tak hanya itu, Jokowi juga memaparkan tren yang membaik pada rata-rata kesembuhan di Indonesia yang mencapai 84,03 persen. Angka ini menurutnya juga lebih rendah dari rata-rata angka kesembuhan di dunia.
“Kemudian rata-rata kesembuhan trennya juga membaik, sekarang sudah menapai 84,03 persen, 84,03 persen ini juga lebih baik dari angka kesembuhan dunia yang mencapai 69,20 persen. Ini agar terus kita perbaiki terus,” ujarnya.
Satgas COVID-19 Sebut Ada Kenaikan Kasus Selama Liburan
Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Doni Monardo menyebut ada peningkatan kasus Corona selama libur panjang yang lalu. Meski ada peningkatan, Doni menyebut jumlah ini masih bisa dikendalikan dibanding libur panjang pada Agustus yang lalu.
Awalnya Doni menyebut adanya peningkatan lebih baik terkait pengendalian Corona di Indonesia. Dia menyebut rata-rata kasus aktif Corona di Indonesia lebih rendah dari dunia.
“Membandingkan kasus Indonesia dengan global saat ini terjadi selisih 15,65 persen kasus aktif Indonesia dengan dunia, kasus aktif kita 12,78 persen, sedangkan kasus aktif dunia 28,43 persen,” ucap Doni seperti disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (23/11).
Doni juga menyebut kasus kematian akibat Corona di Indonesia juga lebih rendah dibanding beberapa bulan lalu. Selain itu, rata-rata kesembuhan Corona juga jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata dunia
Meski penanganan cenderung lebih baik, Doni menyinggung ada peningkatan kasus selama periode libur panjang kemarin. Namun Doni memastikan kondisi tersebut masih bisa dikendalikan.
“Memang harus diakui terjadi peningkatan kasus selama libur panjang lalu, namun kalau dilihat angkanya masih bisa kita kendalikan, artinya, tidak lebih tinggi dibandingkan pada libur panjang bulan Agustus yang lalu,” ucapnya.
Doni menegaskan penambahan kasus di libur panjang tidak lepas dari kerumunan yang terjadi beberapa hari terakhir. Salah satunya yakni kerumunan di Bandara Soekarno-Hatta, hingga wilayah Petamburan.
“Sejumlah kasus yang ikut menambah terjadi kasus selama libur panjang yang lalu adalah kegiatan-kegiatan kerumunan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir terutama di wilayah Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, di wilayah Petamburan, wilayah Slipi, Tebet Timur, serta Megamendung,” ujarnya
Tak hanya itu, Doni juga melaporkan adanya kenaikan di sejumlah daerah di Indonesia salah satunya DKI Jakarta. Dia menyebut terjadi kenaikan kasus cukup signifikan selama dua hari terakhir di DKI Jakarta.
“Namun dalam beberapa hari terakhir terjadi penambahan kasus di sejumlah daerah, bahkan di Ibu Kota Negara mencapai kasus relatif lebih tinggi dibanding kasus sebelumnya. Dua hari yang lalu kasus mencapai 1.579, dan kemari 1300-an,” sebut Doni.
sumber:detik.com