Jakarta | Bank Indonesia (BI) memasang target pertumbuhan ekonomi tahun 2020, dengan kontraksi mencapai -4,9%. Jauh lebih pesimistis dari target pertumbuhan ekonomi pemerintah yang dipasang dalam rentang -1,1% hingga 0,2% pada tahun ini.
Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo saat melakukan rapat dengan Banggar DPR, Selasa (1/9/2020). Target pertumbuhan yang lebih pesimistis dari target pemerintah tersebut, kata Perry sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi oleh berbagai lembaga internasional.
“Terlihat dari berbagai indikator, maupun naiknya PMI manufacturing dan proyeksi lembaga dunia, sehingga secara keseluruhan kami melihat kalau tahun ini kontraksi pertumbuhan ekonomi sekitar 4,9% pada 2020,” jelas Perry, Selasa (1/9/2020).
Seperti diketahui, IMF pada bulan April-Maret lalu memperkirakan ekonomi Indonesia tahun 2020 tumbuh 0,5%, kemudian pada proyeksi terakhir pada bulan Juni, Indonesia hanya tumbuh -0,3%. Ada juga Bank Dunia atau World Bank yang tadinya memperkirakan antara -3,5% hingga positif 2,1% pada 2020, direvisi menjadi 0%.
OECD yang tadinya memperkirakan perekonomian Indonesia tahun ini tumbuh 4,8%, direvisi proyeksinya menjadi -3,9%.
Lebih lanjut, tahun pada 2021, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh pada kisaran 4,8% hingga 5,5%, lebih tinggi dari target pemerintah yang mencapai 4,5% – 5,5% pada 2021.
“Memang ekonomi China kemungkinan akan pulih lebih awal. Sementara negara lain memerlukan waktu dan baru pulih pada 2021. Pasar keuangan, dan ketidakpastian masih berlanjut, karena covid-19 maupun prospek pemulihan ekonomi global dan tensi hubungan dagang AS-China,” jelas Perry.