Anak Agung Sagung Ani Ariani, ST., MM – Tokoh Masyarakat Tabanan
Di masa kini, perempuan telah mendapat kesempatan untuk berpartisipasi aktif membangun bangsa dan negara melalui jalur politik. Maka, perempuan berpolitik harus terus didorong maju, bukan hanya dari segi kuantitas, melainkan juga kualitasnya. Perempuan sebagai politisi juga harus mumpuni dan dominan dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya memenuhi kuota keterwakilan perempuan saja. Hal ini diungkapkan oleh Srikandi politik Partai PDIP di Tabanan, Anak Agung Sagung Ani Ariani, ST., MM. Perempuan yang akrab disapa Gung Ani ini mampu membuktikan bahwa perempuan di pusaran politik juga mampu memberi warna dan kontribusi nyata terhadap jalannya pemerintahan.
Sebelumnya ada anggapan bahwa kodrat perempuan hanyalah mengurus keperluan domestik, melahirkan dan merawat anak serta mengabdikan diri untuk suami dan keluarganya. Dogma yang tumbuh di masyarakat sejak sekian lama ini membuat perempuan terbatasi geraknya untuk mengaktualisasikan diri pada bidang-bidang yang diminatinya. Padahal perempuan memiliki potensi yang besar dalam membuat suatu perubahan positif, salah satunya melalui bidang politik.
Ketika sistem kebijakan memberikan ruang terhadap keterwakilan perempuan di parlemen, inilah menjadi momentum bagi para srikandi politik untuk memperjuangkan kepentingan kaum hawa. Gung Ani Ariani, menjadi salah satu sosok perempuan yang berani tampil mewakili aspirasi kaum perempuan di ranah politik, khususnya dalam sistem trias politika Kabupaten Tabanan.
Menurutnya, perempuan memiliki kemampuan sama dengan lelaki dalam hal aspirasi politik dan bukti bahwa kesetaraan gender itu merupakan keniscayaan. Perjuangan tersebut tidak bertujuan mengancam dominasi laki-laki, namun dilakukan untuk keseimbangan peran. Keseimbangan dalam kedudukan dan kesetaraan inilah yang akan menguatkan bangsa dan negara.
“Setelah saya terjun di politik praktis, saya membuktikan sendiri bahwa politik itu bukan suatu hal yang tabu dan menyeramkan seperti yang selama ini dibayangkan di benak kaum perempuan. Politik itu bersifat dinamis dan dinamika yang terjadi saat ini membuat perempuan memiliki kesempatan untuk menyuarakan aspirasi mereka,” ujar wanita kelahiran Denpasar, 28 Februari 1970 tersebut.
Gung Ani bersama keluarga
Ia juga berharap, lewat partisipasi aktifnya berkarya di dunia politik, mampu menjadi inspirasi bagi perempuan-perempuan di Bali untuk berkiprah di sebagai politisi. Dirinya berharap dapat muncul srikandi-srikandi lain yang akan mampu mengisi keterwakilan perempuan di politik.
Pengabdian
Gung Ani Ariani menceritakan bahwa keputusannya terjun ke politik praktis merupakan dorongan dari hobi berorganisasi yang selama ini diminatinya. Selain itu, sejak remaja ia kerap mengamati Sang Ayah yang merupakan salah satu tokoh pendiri Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dan juga pemerhati politik hingga menjadi tokoh PNI dijamannya sebelum menjadi pegawai negeri, Gung Ani pun banyak menyerap wawasan mengenai dunia politik dari sepak terjang ayahnya. Tidak jarang, ia pun menjadi teman diskusi bagi ayahnya itu ketika membicarakan soal dinamika politik yang tengah berjalan.
Pada tahun 2004, ia dilamar oleh Partai Golkar dan menjadi salah satu kandidat caleg DPRD Tabanan dari partai berlambang beringin itu. Peluang ini tentunya dimanfaatkan oleh Gung Ani untuk mencari pengalaman dalam sistem demokrasi bangsa Indonesia. Meskipun sempat gagal dalam pemilihan legislatif, namun ia tidak lantas berhenti untuk melaksanakan pengabdian di masyarakat.
“Beberapa kali saya merasakan pengalaman jatuh bangun, namun saya tidak mau menyerah. Semua yang saya lakukan semata-mata tujuannya untuk pengabdian pada masyarakat,” ungkapnya.
Perempuan lulusan Fakultas Teknik, Jurusan Elektro ini mengatakan bahwa saat ini politik uang tidak lagi menjadi jaminan bagi seorang politisi untuk bisa meraih hati masyarakat. Kerja nyata yang didasari hati tulus membantu sesama atas nama kemanusiaan, itulah menjadi investasi sosial yang akan memenangkan hati masyarakat. Tentunya investasi sosial ini tidak dilakukan hanya pada saat hajatan politik saja, melainkan suatu program jangka panjang yang berkelanjutan.
Kepercayaan dari masyarakat ini pun yang akhirnya mendorong Gung Ani untuk kembali maju dalam pemilihan Legislatif tahun 2019. Namun dalam Pemilu tersebut, ia telah merapat ke PDIP dan siap bertarung sebagai srikandi politik partai banteng tersebut. Meski menggunakan wahana politik yang berbeda, ia tidak kehilangan dukungan yang selama ini diraihnya. Masyarakat cenderung mengarah ke politik figur sehingga ia pun berhasil lolos menjadi anggota legislatif Kabupaten Tabanan hingga periode 2024 nanti.
Sinergi Pariwisata dan Pertanian
Saat ini Gung Ani Ariani duduk di Komisi II yang berkaitan dengan ekonomi pembangunan. Lulusan magister manajemen ini mengatakan bahwa Kabupaten Tabanan memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian di kabupaten lumbung padinya Bali tersebut. Dua di antaranya adalah potensi di bidang pertanian dan pariwisata. Selama ini yang sudah berkembang adalah sektor pertanian oleh karena itu masyarakat Tabanan banyak yang berprofesi sebagai petani.
Namun di sisi lain, pariwisata di Tabanan juga tak kalah potensial untuk dimaksimalkan. Hanya saja menurut Gung Ani, upaya untuk meningkatkan pembangunan di sektor pariwisata jangan sampai mengganggu sektor pertanian yang telah berkembang. Pariwisata yang dikembangkan juga hendaknya menonjolkan keunggulan budaya lokal dan alam wilayah setempat.
“Sebagai contoh, pariwisata yang dikembangkan di wilayah utara Tabanan yang notabene daerah pertanian, bisa diarahkan menjadi kawasan agrowisata. Sehingga kegiatan pariwisata dapat bersinergi dengan pertanian,” tutur wanita domisili Abiantuwung tersebut.
Menjadikan sektor pertanian sebagai salah satu tulang punggung perekonomian Tabanan, menurut Gung Ani adalah langkah yang tepat. Apalagi saat pandemi Covid-19 seperti sekarang, di saat sektor lainnya mulai melemah, pertanian tetap berjaya. Bahkan tidak sedikit mereka yang selama ini bekerja di industri pariwisata justru beralih ke kegiatan pertanian untuk mencari pundi-pundi rupiah.
“Bagi masyarakat pedesaan yang mengandalkan pertanian, pelemahan ekonomi akibat pandemi Covid-19 tidak begitu mempengaruhi. Mereka masih dapat bertahan karena mampu memnuhi kebutuhan pangan lewat usaha pertanian yang mereka tekuni selama ini,” ujarnya.
Lanjut Gung Ani, pertanian tetap dibutuhkan untuk menjaga ketahanan pangan masyarakat lokal. Saat inilah menjadi momentum yang tepat untuk kembali membangkitkan pertanian. Ia berharap ke depannya pemerintah eksekutif dapat menjalankan kebijakan yang mampu mendukung usaha pertanian yang digerakkan oleh masyarakat lokal. Nantinya hasil produksi pertanian tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan masing-masing rumah tangga, juga dapat menjadi komoditi yang dapat dijual untuk meningkatkan kesejahteraan finansial.