Tak memiliki literasi bisnis yang mumpuni, bukan berarti seseorang ‘haram’ berkiprah di salah satu kegiatan ekonomi tersebut. Tinggal mau atau tidak melakukan suatu langkah perubahan, kesukesan menjadi wirausahawan dan pengusaha, berhak dilakoni siapa saja.
Adalah Ida Bagus Putu Artawan lebih akrab disapa Ajik Sair, aktor utama dari “Gerya Dekorasi” yang pusat kreasinya ada di Banjar Anyar, Desa Batuagung, Kabupaten Jembrana. Jauh sebelumnya, ia sibuk merantau mencari jati diri karir seperti apa yang masuk dalam kriteria kepribadiannya. Ia pernah ke Jepang, bekerja sebagai tukang las di sebuah bengkel, kemudian singgah ke Kuta, melakoni sopir freelance.
Adanya tragedi Bom Bali I tahun 2002, memutuskannya untuk pulang kampung, karena disebabkan kondisi yang tak kondusif, mata pencaharian pun ikut lenyap. Ia melanjutkan skillnya sebagai tukang las, dengan buka bengkel. Kreatifitasnya kian berkembang, saat melihat kebutuhan masyarakat setempat yang membutuhkan tenda sebagai sarana kegiatan agama. Terealisasikanlah empat tenda perdananya yang siap disewakan, berikut beberapa meja sejak tahun 2007. Ia juga berkoordinasi dengan pengusaha dekorasi senior, bila mengalami kendala saat menghandle acara atau event-event.
Menyusul usaha Artawan yang terus dikenal khususnya masyarakat Jembrana, pengerjaan tenda pun gencar dilakukan. Hingga berjalannya waktu, Gerya Dekorasi pun sukses memiliki 80 unit dengan mempekerjakan anak-anak muda sekitar. Lima tahun berjalan, Artawan akhirnya mampu membuktikan konsistensinya dalam menawarkan kualitas dan ketepatan waktu jasa dekorasi. Tak hanya Jembrana, bisnisnya mulai merembet ke seluruh kabupaten di Bali.
Kelebihan dari bisnis ini, dibandingkan dengan bisnis lain ialah, tak tergantung dengan cuaca dan waktu. “Bisa bekerja sampai larut malam, musim hujan pun tak menjadi masalah”, “Tapi memang tenaganya terkuras, makanya tidak sedikit yang berlama-lama bekerja di ranah inI, di sana salah satu tantangannya untuk mencari pekerja”. Ia pun tak mematok harus training dulu, sembari ada event, bisa langsung terjun dan belajar dengan pekerja yang lain. Tantangan lainnya, pandemi COVID-19 yang tak terduga, sempat menghantam bisnis dekorasi hingga off di persentase 90%. Artawan yang saat itu sudah siap menurunkan amunisinya di tujuh lokasi, terpaksa mengembalikan uang muka, karena pembatalan acara.
Demi membangun relasi dan menselaraskan hubungan antar pengusaha serupa, pria kelahiran Mendoyo 29 Desember 1973 ini, pun tergabung sekaligus sebagai Ketua Asosiasi Pengusaha Dekorasi Bali DPD Jembrana yang beranggotakan 158 pengusaha di seluruh Bali. Asosiasi tak hanya sebagai ajang silahturahmi, tapi saling membahas soal tren dekorasi yang tengah diminati dan menterjemahkan kebutuhan dekorasi dari rekan-rekan lain dari berbagai kabupaten. Bila ada rekan-rekan yang terkendala kuantitas barang, siap untuk dibackup.
“Astungkara, event-event besar, tak hanya untuk kegiatan kearifan lokal saja, siap dieksekusi oleh Gerya Dekorasi maupun pengusaha-pengusaha dekorasi lainnya di Bali” Seperti Agustus 2022 kemarin, Gerya Dekorasi mendapat kepercayaan menghandle event Rapat Koordinasi TNI Angkatan Laut di Pengambengan yang dihadiri 100 jendral. Dalam hal ini, Artawan mewakili pengusaha dekorasi lainnya, sangat mengapresiasi dukungan pemerintah, semoga kedepannya bisnis ini semakin berjaya dan mendatangkan kreatifitasnya yang tiada habisnya di generasi selanjutnya.