Di pulau Bali yang kaya akan budaya dan keunikan, terdapat suatu kuliner yang semakin mengukir namanya dalam dunia kuliner lokal maupun internasional ialah babi guling. Dalam kehangatan sinar matahari tropis, aroma menggugah selera pun menyebar memikat setiap pengunjung yang datang. Mulut mereka tak bisa menahan diri untuk tidak mencicipi kelezatan hidangan yang satu ini. Salah satunya “Babi Guling Putra Celagi Bangun Lemah” yang telah dirintis oleh nenek dari I Wayan Pariasa sejak tahun 2011.
Pada awalnya, almarhum nenek berjualan babi guling secara sederhana saat ada acara sabung ayam di sekitar daerah mereka. Ketika nenek semakin menua, usaha dilanjutkan oleh orangtua I Wayan Pariasa, hingga diwariskan ke I Wayan Pariasa sendiri. Dibawah pengelolaannya, ia memutuskan untuk membuka toko babi guling di rumah mereka, sebagai langkah awal untuk memperluas cakupan bisnis. Pergeseran ini membawa dampak positif, karena dengan lokasi yang lebih tetap dan terjangkau, warung babi guling mereka semakin dikenal oleh masyarakat sekitar dan mengalami perkembangan pesat.
Tak butuh waktu lama bagi pria berusia 27 tahun ini, untuk mendapatkan kunjungan yang ramai dari masyarakat sejak memutuskan untuk membuka warung di kediaman mereka. Hanya dalam dua hingga tiga bulan, kabar tentang kelezatan babi guling yang disajikan di warung tersebut menyebar seperti api di tengah-tengah komunitas kuliner. Antusiasme ini tak lepas dari upaya neneknya dalam berdagang yang telah membentuk fondasi pelanggan setia yang kini menjadi aset berharga bagi warung milik I Wayan Pariasa. Tak ketinggalan pula peran media sosial yang telah dimanfaatkan secara cerdas oleh I Wayan Pariasa dalam berpromosi, sebagai platform yang efektif untuk mencapai khalayak yang lebih luas dalam menjangkau promosi mereka.
Dalam mempersiapkan bahan baku daging babi, I Wayan Pariasa menjelaskan bahwa saat ini mereka bekerja sama dengan enam pemasok daging babi terpercaya. Setiap minggu, masing-masing pemasok memiliki jadwal tertentu untuk mengantarkan daging babi segar ke warung. Pilihan daging babi yang mereka gunakan biasanya adalah daging asli Bali yang berkualitas tinggi, yang tidak hanya cocok untuk dijual di warung, tetapi juga digunakan untuk menyediakan babi guling utuh untuk pesanan upacara yadnya. Selain bekerjasama dengan pemasok daging babi, I Wayan Pariasa juga memberdayakan masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan rempah-rempah, dalam membuat bumbu. Dengan cara ini, warung tidak hanya mendukung ekonomi lokal, tetapi juga menjamin kualitas dan keberlanjutan bahan baku yang digunakan. Pendekatan ini juga memberikan kontribusi positif dalam melestarikan tradisi kuliner Bali dan menjaga keaslian rasa babi guling. Dengan menggunakan bumbu dan rempah-rempah lokal, warung tersebut memberikan sentuhan autentik Bali yang khas pada hidangan mereka.
Berjalannya waktu, selain membuka warung di Banjar Kawan (Bangli), I Wayan Pariasa kian sukses membuka cabang-cabang Babi Guling Putra Celagi Bangun Lemah selanjutnya di desa Bunutin (Bangli), desa Kemenuh (Bangli), dan Jalan Tukad Barito (Denpasar). I Wayan Pariasa memastikan bahwa setiap cabang memiliki kualitas dan cita rasa yang tidak jauh berbeda, karena semua berasal dari satu dapur yang sama. Dengan membuka cabang-cabang baru, Babi Guling Putra Celagi Bangun Lemah memberikan akses lebih luas kepada masyarakat untuk menikmati hidangan babi guling berkualitas tinggi, metode yang sama dan rasa yang konsisten di setiap lokasi.
Lalu apa yang menjadi pembeda Babi Guling Putra Celagi Bangun Lemah dengan babi guling lainnya, menurut I Wayan Pariasa setiap babi guling pasti memiliki ciri khas rasa yang berbeda-beda. Namun, pada akhirnya, selera setiap pengunjunglah yang menentukan preferensi mereka terhadap babi guling. Beberapa mungkin menyukai rasa bumbu yang kuat dan pedas, sementara yang lain lebih menginginkan keseimbangan rasa yang lebih lembut dan ringan. Untuk Babi Guling Putra Celagi Bangun Lemah, yang pasti sudah memiliki pelanggan tersendiri, dengan menggunakan pilihan bumbu yang khas, menjaga kualitas daging babi, dan pelayanan yang ramah.
Tidak hanya diminati oleh warga lokal, Babi Guling Putra Celagi Bangun Lemah juga menarik perhatian wisatawan mancanegara, terutama karena lokasinya yang dekat dengan objek wisata populer, yaitu “Air Terjun Tibumana”. Banyak pemandu wisata yang mengarahkan tamu mereka ke tempat ini untuk menikmati kuliner babi guling yang terkenal. Fenomena ini memunculkan ide dalam benak I Wayan Pariasa untuk mengubah salah satu konsep cabangnya di Bangli. Dalam mengembangkan konsep cabang baru, I Wayan Pariasa ingin memanfaatkan panorama persawahan yang disukai oleh wisatawan, sambil memberikan sentuhan modern yang tidak umum dalam pengaturan restoran babi guling tradisional. Dengan demikian, tempat ini tidak hanya akan menjadi tempat makan yang lezat, tetapi juga menjadi pengalaman kuliner yang unik dan menyenangkan bagi para wisatawan. Selain itu, Babi Guling Putra Celagi Bangun Lemah juga beradaptasi dengan preferensi rasa wisatawan mancanegara. Menyadari bahwa beberapa wisatawan asing mungkin tidak terbiasa dengan rasa pedas, I Wayan Pariasa akan memisahkan bumbu dalam penyajian mereka. Dengan cara ini, para wisatawan yang lebih sensitif terhadap kepedasan dapat menikmati babi guling tanpa rasa pedas yang berlebihan, sambil tetap merasakan kelezatan bumbu dan cita rasa khas dari Babi Guling Putra Celagi Bangun Lemah.
Dengan reputasinya yang terus meningkat, I Wayan Pariasa membuat keputusan bijak untuk mempertahankan kepemilikan empat cabang saja. Ini adalah cermin dari visinya yang kuat untuk menjaga kualitas dan konsistensi hidangan yang disajikan, sambil terus berkreatifitas memperkenalkannya kepada pengunjung dari berbagai latar belakang budaya. Semoga bisnis kuliner ini bisa terus dipertahankan ke generasi-generasi selanjutnya, menjadi salah satu babi guling yang melegenda dan mempertahankan cita rasa Bali yang autentik ke seluruh penjuru dunia.