Setiap insan di dunia, tidak satu pun yang dapat menebak jalannya nasib mereka di masa depan. Di dalam kesusahan hidup, bisa saja di masa depan menanti kisah yang akan menggugah kebahagiaan. Seperti yang dialami Suci, pemilik usaha Bebek Kacong Culinary. Sempat menelan pahitnya kegagalan usaha, nyatanya ia berhasil bangkit, bahkan menyulap modal dua ratus ribu rupiah menjadi bisnis beromzet puluhan juta rupiah. Simak bagaimana langkah usahanya berikut ini.
Selain ayam, bebek menjadi salah satu sumber protein hewani yang digemari banyak orang. Meski dikenal sulit diolah, namun jika dimasak dengan teknik yang tepat daging bebek akan terasa nikmat saat disantap bersama nasi atau panganan lainnya. Mengangkat potensi kuliner berbahan baku bebek, menjadi keputusan tepat bagi sosok pengusaha bernama Suci. Bahkan ia mampu melahirkan enam outlet di berbagai wilayah di Kota Denpasar berkat menu satu ini.
Sebelum berada di titik sekarang ini, Suci mengatakan dulunya ia pernah bergerak di bisnis penitipan anak. Namun sejak pandemi menerpa di awal tahun 2020 lalu, usahanya kian mengalami penurunan. Satu per satu peserta didiknya mundur dari keanggotaan hingga akhirnya usaha yang telah dilakoni sejak lama itu benar-benar tak mampu bertahan lagi. Dalam kondisi tersebut, Suci harus merumahkan karyawannya. Hanya saja hati kecilnya berkata untuk mencoba sekali lagi berjuang, demi menaungi nasib para karyawannya. Meski hal itu berarti harus dilakukan di bidang yang berbeda.
Bisnis di industri kuliner pun dilirik, lantaran makanan dan minuman masih menjadi kebutuhan wajib semua lapisan masyarakat. Suci berkisah, awalnya ia hanya memiliki sisa modal sebesar Rp 200.000,-. Berbekal dengan uang tersebut ia pergi ke Pasar Badung membeli bahan masakan.
“Sesampainya di pasar, saya tidak ada bayangan untuk membeli bahan baku di mana. Bahkan saya pun tidak tahu jenis-jenis bebek yang biasa dibeli untuk berjualan kuliner,” kenangnya.
Berkat saran dari pedagang di pasar, ia pun membeli dua jenis bebek serta bahan untuk bumbu pelengkap lainnya.
Uji coba resep dilakukan sampai akhirnya menemukan tekstur, rasa serta tampilan masakan yang diharapkan. Tanpa dasar dan pengalaman di bidang penjualan makanan, ia memberanikan diri menjajakan hasil masakannya lewat media sosial. Pada usaha perdananya, Suci hanya dapat menjaring dua konsumen saja yaitu dari kalangan teman-teman sendiri.
Beberapa hari kemudian ia memberanikan diri membuka warung makan di Jalan Raya Pemogan. Menu yang ditawarkan berupa nasi bebek dengan bumbu khas Madura, bebek kuah pedas, dan masakan ala Timur Tengah seperti nasi mandi. Ternyata menu hasil olahannya cukup diminati terbukti dari hari ke hari jumlah penjualan terus meningkat. Dalam sebulan, Suci berhasil meraup omset puluhan juta berkat olahan bebek.
Dari situ muncul semangat untuk memperluas jangkauan pemasaran. Satu persatu cabang dibuka, mulai dari outlet di Tukad Batanghari 49C, Jalan Raya Kuta 88, Jalan Gunung Soputan 110, Food Court Pasar Galang Ayu dan Jalan Pulau Bungin (Swalayan Aryawan). Sampai sekarang pun Suci tak menyangka dapat mencapai titik keberhasilan sejauh ini dalam kurun waktu kurang dari dua tahun.
Sebuah usaha yang awalnya diniatkan untuk mendenyutkan nadi perekonomian para karyawannya ternyata berhasil menjadi usaha yang maju dan sukses. Oleh karena itu ia tak pernah berhenti untuk bersyukur kepada Sang Pencipta, salah satunya dengan rutin berbagi kepada sesama yang membutuhkan. Semoga kisah ini dapat menjadi inspirasi bagi setiap insan, bahwa kapan pun nasib dapat berbalik arah. Terpenting adalah tetap berjalan dan tidak menyerah karena kita bisa saja kesuksesan sedang menunggu di depan.