Terdapat bermacam faktor yang menentukan kesuksesan seorang pengusaha, salah satunya adalah mindset sebagai entrepreneur. Sejauh mana seorang pengusaha mampu mengembangkan bisnisnya, semua tergantung pada mindset yang dimilikinya. Pola pikir yang mendorong cara berperilaku pengusaha ini ternyata dapat dipelajari, hal itu kemudian dibuktikan oleh pengusaha asal Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng bernama Nyoman Sumerta. Berbekal mindset yang kuat seputar dunia usaha itu ia berhasil membangun usaha di tengah ketatnya kompetisi bisnis.
Bagi masyarakat yang tinggal di seputaran Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, agaknya sudah familiar dengan nama Toko Indoraya Abadi. Khususnya masyarakat yang kerap membutuhkan material membangun bangunan, biasanya akan mendatangi toko yang telah eksis sejak tahun 2008 ini. Terbilang cukup lengkap sehingga banyak yang menjadikan Toko Indoraya Abadi sebagai depo bangunan langganan mereka. Selain itu produk yang dijual merupakan dari merk dengan kualitas terjamin.
Nyoman Sumerta, sosok di balik eksistensi Toko Indoraya Abadi Bangunan ini, ternyata tidak memiliki garis keturunan sebagai pengusaha. Pria kelahiran Banjar, 29 Desember 1968 ini bertumbuh di lingkungan keluarga petani dengan kondisi ekonomi berada di garis kemiskinan. Namun justru dari situlah ia mendapatkan semangat untuk bekerja giat demi mengubah nasib. Kekurangan yang dimiliki berusaha diperbaiki dengan cara belajar dan mengisi diri dengan ilmu pengetahuan. Pria yang pernah berkecimpung di industri pariwisata ini memiliki kegemaran membaca. Berkat hobi melahap isi berbagai jenis buku ini, ia belajar tentang membangun mindset pengusaha. Pertama adalah selalu menjaga hubungan harmonis dengan Sang Pencipta, lewat kekuatan doa dan senantiasa mengucap syukur. Mindset kedua adalah memiliki keberanian mengambil risiko.
Menurutnya memang penting memiliki modal materi untuk membangun usaha namun paling utama adalah keberanian karena tanpa itu pengusaha akan selalu ragu-ragu dalam mengambil langkah.
Ketiga yaitu mindset pengusaha untuk bersedia terjun langsung pada pengelolaan bisnisnya. Seperti pengalaman Nyoman Sumerta terdahulu di mana ia pernah mempercayakan tata kelola usaha pada orang lain. Sewaktu bergerak di bisnis handycraft berskala ekspor, Nyoman Sumerta telah membaca situasi di masa depan bahwa usahanya kelak akan mengalami penurunan. Sebelum hal itu terjadi, ia sudah memiliki persiapan untuk banting setir. Nyoman Sumerta kemudian melihat peluang usaha di bidang penjualan bahan bangunan yang menyasar masyarakat lokal di mana menurutnya merupakan salah satu jenis usaha yang cukup stabil dalam kondisi apa pun.
Sempat mempercayakan usaha toko bangunan itu pada orang lain, ternyata ia merasakan tidak ada pertumbuhan signifikan pada usahanya. Barulah saat ia terjun langsung, baru memahami apa saja kendala dalam bisnisnya. Kendala-kendala itu ia tangani sendiri, bahkan pekerjaan seperti mengangkut bahan bangunan ia juga lakoni meskipun sudah memiliki beberapa orang karyawan. Semenjak itu usaha toko bangunan yang ia kembangkan mulai menunjukkan hasil memuaskan dan masih berlanjut hingga saat ini.
Tidak hanya mendapat wawasan dari membaca buku, Nyoman Sumerta juga memiliki mindset positif berkat memiliki pergaulan yang luas. Ia menggabungkan beberapa karakter pola pikir, baik itu dari para kolega dari luar negeri, dari luar Bali atau sesama krama Bali. Salah satu yang ia pelajari yaitu prinsip bekerja keras untuk mempersiapkan masa pensiun. Menurutnya ini adalah prinsip penting yang tidak banyak diterapkan oleh masyarakat lokal. Di samping itu perlu juga menyeimbangkan waktu antara bekerja dan berdoa, sebab tetap saja dirinya adalah manusia Bali yang sangat menjunjung tradisi dan spiritualisme.