Rasa bakti kepada orang tua membawa langkah I Wayan Sudarman untuk pulang ke kampung halaman demi meneruskan usaha keluarga. Meski telah memiliki karier di Jakarta ia tetap memprioritaskan kebahagiaan ayah dengan menerima amanah melanjutkan bisnis di bidang grosir sembako. Melalui prinsip bisa karena biasa, pelan ia mulai menguasai ilmu berdagang hingga mampu mengembangkan perusahaan UD. Sri Kembang.
Terletak di seberang pasar Sri Sedana Desa Bugbug, UD. Sri Kembang menjadi pusat grosir beras dan juga pakan ternak bagi warga Kecamatan Manggis dan sekitarnya. Berbagai merk beras ditawarkan, antara lain Osing, Putri Agung, Cap Tiga Gambir, dan polosan. Selain itu menjual Pakan Ternak brand Pollard, brand gula pasir, DOC ayam dan lain-lain. Segmentasi pasar untuk produk beras di UD. Sri Kembang adalah kalangan pedagang yang akan menjual ke tingkat retail. Sedangkan untuk produk pakan ternak paling banyak dicari oleh para pengusaha peternakan di seputaran Karangasem. Mengusung tagline “menjual sembako dan pakan ternak dengan harga terjangkau”, UD. Sri Kembang terus berkembang seiring bertambahnya jumlah pelanggan.
Wayan Sudarman selaku pengelola UD. Sri Kembang saat ini mengatakan prospek usaha di bidang pangankhususnya beras memang masih sangat menjanjikan. Sepanjang masyarakat masih menjadikan beras sebagai bahan makanan pok maka selama itu pula potensi bisnis beras akan terus cemerlang. Terbukti di masa pandemi seperti sekarang di mana permintaan terhadap beras masih terus ada meskipun dirasakan ada sedikit penurunan. Hanya saja hal yang sama tidak tentu berlaku dalam bisnis penjualan pakan ternak. Penjualan pakan ternak fluktuatif karena sektor peternakan mudah terpengaruh oleh faktor eksternal seperti misalnya wabah penyakit, kondisi cuaca, dan lainnya. Apalagi khususnya di wilayah Karangasem yang memiliki karakteristik wilayah bersuhu panas membuat usaha peternakan sulit berkembang.
Namun sebagai pengusaha Wayan Sudarman tidak lantas patah arang dalam menggarap peluang ini. Ia pun terus berinovasi agar dapat menstabilkan penjualan pakan ternak di perusahaannya tersebut. Salah satunya dengan ikut berperan dalam memberikan pembinaan kepada para pengusaha di bidang peternakan. Dengan turun langsung ke lapangan membuat Wayan Sudarman mengetahui kendala-kendala apa yang kerap ditemui oleh target marketnya terebut sehingga ia pun dapat memberikan solusi misalnya mengenai penggunaan produk pakan yang tepat.
Wayan Sudarman menjelaskan sebelum menjelma menjadi supplier beras dan kebutuhan pakan ternak seperti sekarang, UD. Sri Kembang merupakan sebuah toko sembako kecil yang dirintis oleh ayahnya. Sang ayah pun mulanya bukan seorang pedagang, melainkan seorang karyawan dengan upah tidak terlalu besar. Masih lekat dalam ingatan Wayan Sudarman kala dirinya masih kanak-kanak, yaitu di saat ayah I Ketut Merta yang saat itu masih bekerja sebagai buruh pengangkut barang di sebuah peternakan ayam. Lambat laun sang ayah diberikan tanggung jawab lainnya yaitu memberi pakan ternak sehingga dapat menambah pundi-pundi rezeki. Sebagian pendapatan yang diraih kemudian disisihkan dengan niatan suatu saat nanti bisa membangun usaha sendiri. Saat modal usaha telah terkumpul barulah diputuskan untuk merintis bisnis yang dianggap memiliki prospek menjanjikan saat itu yaitu usaha penjualan telur ayam.
Awalnya I Ketut Merta memperoleh stok telur dari peternakan milik saudara mereka. Telur-telur tersebut kemudian dipasarkan di sekitar Desa Bugbug, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Seiring perkembangan usaha yang kian meroket, membuat orang tua Wayan Sudarman berani mengembangkan sayap usaha dengan menambah beberapa jenis barang lainnya. Produk-produk yang dijual kian bertambah, mulai dari minyak goreng, beras dan bahan sembako lainnya. Lain cerita, Wayan Sudarman akhirnya menamatkan pendidikan SMA di Karangasem. Kemudian ia diajak oleh pamannya yang menetap di Jakarta untuk melanjutkan kuliah di sana.
Dengan penuh rasa penasaran tentang bagaimana kehidupan di kota besar, Wayan Sudarman menyanggupi ajakan tersebut. Pada awalnya ia cukup kesulitan untuk beradaptasi dengan ritme kehidupan di ibukota namun semakin lama di sana ia kian terbiasa. Sempat mencicipi pengalaman bekerja di sana, Wayan Sudarman diminta untuk pulang oleh orang tuanya agar bisa melanjutkan usaha keluarga mereka.
Melanjutkan perjuangan Sang Ayah dalam memajukan ekonomi keluarga dan para karyawannya kini menjadi tugas yang diamanahkan kepada Wayan Sudarman. Tentunya tantangan menjadi penerus usaha keluarga ini tidaklah mudah, apalagi usaha yang telah berjalan terhitung sudah puluhan tahun lamanya. Diperlukan strategi khusus agar usaha tersebut tetap eksis di tengah dinamika jaman. Terlebih di balik eksistensi bisnis keluarga itu pula terdapat curahan keringat orang tua dalam merintis usaha dari nol, sangat disayangkan apabila tidak dilanjutkan sebagaimana mestinya.
Saat ini Wayan Sudarman masih terus mencari strategi yang tepat untuk menjawab tantangan usaha di tengah persaingan yang semakin ketat. Meski demikian ia mengaku akan tetap konsisten menggarap peluang usaha beras dan pakan ternak ini karena sudah menjadi amanah yang akan terus ia lanjutkan sampai kapan pun. Melalui sistem manajemen yang lebih modern ia yakin akan dapat mengembangkan UD. Sri Kembang menjadi pusat penjualan beras dan pakan ternak terbesar di wilayah Bali Timur.