DAPAT dipastikan bahwa mayoritas sekolah/madrasah meneruskan belajar daring pada Juli 2021 ini. Hal ini karena semakin tingginya kasus positif covid-19 di beberapa wilayah. Beberapa wilayah melakukan pembatasan pergerakan warga, mal, restoran, perkantoran, dan tempat wisata.
Sekolah di zona merah harus bersabar karena mungkin sudah mempersiapkan banyak hal untuk pembelajaran tatap muka terbatas. Sementara sekolah di zona hijau masih bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, atau pembelajaran bauran (blended learning).
Kunci efektivitas pembelajaran daring maupun bauran tidak hanya pada kesiapan guru dan fasilitas teknologi informasi, tetapi juga kesiapan orangtua. Tidak seperti dalam kondisi normal, siswa lebih banyak berada di rumah ketimbang di sekolah. Beberapa saran berikut bisa dipertimbangkan para orangtua.
Kerja sama mendidik
Pertama, menyiapkan tempat belajar yang nyaman bagi anak. Tidak harus mahal dan memiliki kamar khusus. Disesuaikan dengan kemampuan orangtua dan keadaan rumah. Ada meja dan kursi belajar sehingga siswa bisa betah dan nyaman. Pada jam belajar, rumah dikondisikan tidak terpapar suara bising.
Orangtua mengusahakan penyediaan laptop, telepon seluler, dan internet berlangganan. Bantuan kuota internet dari pemerintah tidak mencukupi. Pembelajaran daring membutuhkan jaringan internet yang stabil. Jika tidak, akan sangat mengganggu proses pembelajaran. Semakin stabil internet semakin nyaman belajar daring. Internet tidak hanya dibutuhkan pada saat belajar dengan guru, tetapi juga untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah.
Pengurus RT/RW bisa berlangganan internet untuk memfasilitasi siswa-siswa dari keluarga miskin. Demikian juga RT/RW sebaiknya bisa menyediakan laptop atau telepon seluler. Bisa juga setiap keluarga yang berlangganan internet berbagi dengan beberapa tetangga yang miskin—khusus, saat jam belajar atau mengerjakan tugas.Kedua, memastikan anak-anak mengikuti belajar daring dengan baik dan disiplin. Berbeda dengan tatap muka, guru sulit mengontrol sikap siswa dalam pembelajaran daring. Meski video dinyalakan, guru tidak bisa melihat apa yang sebenarnya dilakukan siswa. Peran bimbingan orangtua sangat penting.
Orangtua juga diharapkan mengingatkan anak untuk mengerjakan tugas-tugas tepat waktu. Agustien Lilawati (2020) dalam artikel ‘Peran Orang Tua dalam Mendukung Kegiatan Pembelajaran di Rumah pada Masa Pandemi’ menyimpulkan, peran orangtua terhadap penerapan pembelajaran di rumah meliputi pendampingan dan sebagai motivator. Kecuali itu, membimbing anak dalam menjalankan ibadah dan membantu sebagian pekerjaan rumah, baik di kamar maupun di dapur.
Meski orangtua, atau pembantu, bisa mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu, anak harus tetap diajarkan mengerjakan sebagian pekerjaan rumah. Dengan demikian, mereka tidak tumbuh menjadi anak-anak yang manja, tetapi mandiri dan bertanggung jawab.
Membantu pekerjaan orangtua di rumah merupakan pendidikan karakter yang efektif. Anak-anak akan merasakan langsung betapa tidak mudah dan ringan pekerjaan seorang ibu atau seorang pembantu. Bisa jadi, keterlibatan anak dalam pekerjaan rumah lebih penting ketimbang nilai dan prestasi akademik.Apa yang disarankan di atas merupakan wujud kerja sama orangtua dan guru dalam pembelajaran dan pendidikan di era pandemi. Tanpa kerja sama seperti di atas, sulit mencapai hasil pendidikan atau pembelajaran yang baik. Alih-alih berhasil, yang terjadi adalah learning loss bahkan lost generation pascapandemi.
Dua kendala
Peran orangtua itu tidak mudah karena sebagian mereka menghadapi kendala yang cukup serius. Pertama, tidak semua orangtua selalu bisa hadir di rumah atau memahami cara mendidik yang baik. Meski bahaya covid-19 mengintai setiap saat, sebagian mereka terpaksa harus tetap bekerja di luar rumah.
Menurut Kementerian Keuangan, akibat korona pada masa pandemi, penduduk miskin pada 2021 akan bertambah sekitar 5 juta orang. Data Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa sekitar 29,4 juta tenaga kerja terdampak pandemi covid-19, mulai dari di-PHK hingga dirumahkan. Meski sibuk, orangtua bisa mengontrol anak mereka melalui telepon. Mereka juga bisa belajar cara mendidik anak melalui internet atau membaca buku. Di era pandemi ini, peran pendidikan harus dibagi antara guru dan orangtua. Tidak mudah bagi guru memantau kegiatan belajar siswa dari rumah.Kedua, anak-anak mengalami kebosanan karena belajar daring, mengerjakan tugas, dan berada di dalam rumah selama pandemi. Akibatnya, mereka akan lebih banyak bermain dengan telepon seluler, laptop, atau gawai, seperti main gim dan media sosial. Anak-anak akan melihat dan membaca materi-materi yang negatif, kecanduan gim, atau terbiasa tidur larut malam.
Saat belajar pagi, energi dan semangat mereka tidak bagus karena kelelahan. Kecanduan gim atau media sosial akan berdampak buruk pada semangat belajar. Hasil riset pada 2018, sebelum pandemi saja menunjukkan bahwa sekitar 14% remaja, berstatus pelajar SMP dan SMA di Ibu Kota, mengalami kecanduan internet. Sementara itu, perusahaan Verizon mencatat pengguna video games pada masa pandemi meningkat 75% selama jam sibuk.Setiap orangtua harus menyempatkan waktu untuk berkumpul dan bercerita dengan anak-anak mereka. Meluangkan waktu khusus untuk berbagi cerita tentang apa saja. Hal ini tidak hanya akan mempererat ikatan keluarga, tapi juga melepaskan anak (dan orangtua) dari bermain HP atau gawai.Nika Cahyati dan Rita Kusumah (2020) dalam artikel ‘Peran Orangtua dalam Menerapkan Pembelajaran di Rumah saat Pandemi Covid-19’ menyimpulkan bahwa orangtua dapat meningkatkan kelekatan hubungan dengan anaknya, dan orangtua dapat melihat langsung perkembangan kemampuan anaknya dalam belajar.
Laura Di Giunta dan Liliana Maria Uribe Tirado (Sorbring dan Lansford: 2019) dalam bab buku berjudul Education and Parenting in Colombia menyimpulkan, berdasarkan banyak riset, bahwa para orangtua percaya, memiliki hubungan yang baik dengan orangtua, guru, dan teman-teman, penting bagi pencapaian akademik anak mereka di masa depan.Keterlibatan orangtua dalam pembelajaran daring akan menjaga motivasi belajar anak dan mengatasi kebosanan mereka. Menjaga semangat belajar saat berada di kamar sendirian lebih sulit daripada saat mereka berada di kelas dan bersama teman-teman yang memiliki beragam karakter.
Kenaikan kelas dan kelulusan siswa serta capaian prestasi lainnya di semester lalu bukan hanya hasil guru dan siswa, tetapi juga hasil kontribusi para orangtua yang mendampingi anak belajar. Semakin peduli orangtua pada pendidikan, akan semakin cemerlang prestasi anaknya. Kebijakan meneruskan pembelajaran daring harus diikuti dengan penguatan peran keluarga.
Sumber : media network/MI