Ada beragam cara untuk mencapai kesuksesan, kembali pada pribadi masing-masing sejauh mana keteguhan hati untuk mau berusaha. Seperti halnya pengusaha bernama I Made Purwata, ST. yang sukses menggarap peluang bisnis jasa pengolahan dan penjualan beras. Meski bukan dari latar belakang pendidikan di bidang pangan namun berkat tekad yang kuat kini berhasil mengolah dan memasarkan produk beras lokal ke seluruh wilayah Bali.
Sempat mengecap pengalaman kerja di berbagai perusahaan swasta yang beroperasi di luar daerah Bali & Mancanegara, kerinduan terhadap keluarga dan kampung halaman membuat I Made Purwata, ST. Pulang kembali ke Negara, Kabupaten Jembrana. Meski menyadari tidak banyak peluang yang dapat digarap di desa kelahirannya, namun ia telah bertekad ingin mengembangkan usaha secara mandiri.
Akhirnya pria kelahiran Negara, 2 Agustus 1984 ini menyadari betapa menjanjikannya prospek usaha di bidang pertanian dan pangan yang ada di daerahnya. Kabupaten Jembrana merupakan salah satu lumbung beras di Bali masih eksis dalam hal usaha pertanian hingga sekarang. Oleh karena itu, Made Purwata pun percaya diri mengerjakan peluang yang ada dengan mengibarkan bendera usaha CV. Agro Mulyo Lestari.
Perusahaan CV. Agro Mulyo Lestari bergerak di bidang pengelolaan padi menjadi beras atau penggilingan padi (Rice Miling Unit). Selain memproduksi beras dari gabah hasil pertanian di Bali, perusahaan ini juga memasarkan langsung beras ke berbagai daerah di Bali dan telah bekerja sama juga dengan beberapa perusahaan swasta, BUMN dan beberapa instansi pemerintah di Bali. Perusahaan yang berlokasi di Kelurahan Sangkaragung, Negara, Kabupaten Jembrana ini memproduksi beras untuk konsumsi dengan merk dagang Dewi Sri. Target pasar yang dibidik selama ini masih di seputaran Jembrana dan sekitarnya.
Made Purwata menjelaskan pihaknya selama ini menyerap gabah hasil garapan petani dari berbagai desa yang ada di Kabupaten Jembrana & Kabupaten Sekitarnya. Jenis atau varietas gabah yang diserap adalah yang menghasilkan nasi yang pulen, memiliki butiran besar, dan memenuhi standar yang telah ditetapkan regulator pangan. Sehingga pada saat tahap produksi di pabrik menghasilkan beras yang berkualitas baik.
Jenis beras yang dibuat pun ada dua jenis yaitu beras medium dan premium. Perbedaannya terletak pada harga dan kualitasnya. Harga beras premium memiliki harga cenderung lebih tinggi namun dari segi kualitas merupakan yang terbaik. Sedangkan beras medium kualitasnya agak lebih rendah namun bukan berarti kualitasnya lebih buruk. Dari segi harga lebih rendah dari beras premium namun dengan selisih harga tak terpaut jauh.
Made Purwata lahir dan dibesarkan di lingkungan keluarga petani sehingga telah akrab dengan lingkungan persawahan sejak kecil. Anak kedua dari empat bersaudara ini memiliki tekad yang besar dalam memajukan kehidupan lewat pendidikan. Sehingga setelah menamatkan SMA di Negara, ia melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi ternama yang ada di luar Bali. Ia memilih Jurusan Teknik Sipil dengan harapan selepas lulus nanti dapat dengan mudah diterima di industri.
Setelah meraih gelar Sarjana Teknik dari Institut Teknologi Nasional Malang, ia bekerja di perusahaan swasta di bidang infrastruktur menara telekomunikasi. Kemudian sempat bekerja di perusahaan yang berkantor di Jakarta bergerak di bidang pembangunan pembangkit listrik tenaga air untuk menangani beberapa proyek di Indonesia maupun mancanegara. Pengalaman hidup di perantauan selama lebih dari 10 tahun ini menempa Made Purwata menjadi pribadi yang mandiri dan bekerja keras.
Demikian pula saat memutuskan kembali ke kampung halaman pada tahun 2015, ia ingin menggerakkan ekonomi sebagai pengusaha lokal. Saat itu ia melirik peluang usaha rice milling unit yang dimulai dari melanjutkan sebuah pabrik gabah yang mangkrak di desanya. Pabrik tersebut sebelumnya tidak beroperasi, di tangan Made Purwata kembali dihidupkan dengan melakukan pembenahan dan modernisasi.
Melalui bekal kemampuan dan pengalaman sebelumnya di bidang mesin dan kelistrikan, Made Purwata memperbaharui beberapa peralatan di pabriknya. Ia memutuskan menggunakan merk dagang Dewi Sri yang sudah ada lantaran melihat branding produk tersebut telah mengakar di kalangan konsumen. Selanjutnya ia tinggal memperbaiki sistem manajemen dan terus melakukan pembaharuan teknologi produksi.
Made Purwata memiliki visi yang cukup sederhana untuk ke depannya yaitu agar tetap mempertahankan usaha di tengah pandemi saat ini. Ia ingin agar gabah dari para petani terus terserap sehingga semangat untuk menggerakkan ekonomi lewat pertanian masih tetap menyala. Selain itu ia berharap agar pemerintah dapat membuat regulasi yang dapat membantu para pengusaha beras lokal di daerah-daerah agar dapat terus bertahan di tengah kompetisi usaha.