DIREKTUR Utama PT PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) Royke Tumilaar mengatakan dalam rencana bisnis bank 2021, mereka telah mempertimbangkan kondisi ekonomi saat ini dan yang akan datang, baik makro dan mikro.
“Atas dasar pertimbangan tersebut, kredit akan kami dorong untuk tumbuh pada kisaran 6-9 persen, dengan DPK yang akan tumbuh 3-5%, serta marjin bunga bersih akan pada kisaran 4,6-4,8%,” kata Royke dalam paparan kinerja BNI kuartal I-2021, Senin (26/4).
Sasaran yang dituju diupayakan dengan beberapa langkah strategis. Pertama dengan meningkatkan kualitas kredit dengan perbaikan manajemen risiko. Kedua dengan meningkatkan kapabilitas digitalisasi untuk memenuhi kebutuhan nasabah.
Ketiga dengan ekspansi bisnis secara berkelanjutan menyasar jasa kesehatan, teknologi dan informasi, manufaktur hingga energi terbarukan. Keempat dengan meningkatkan dana murah (CASA) dan fee based income melalui transaksi.
“Kami juga akan mengoptimalkan jaringan BNI di internasional dengan memperkuat kerja sama dan meningkatkan kontribusi anak perusahaan,” kata Royke.
Percepatan Transformasi Layanan Digital
Direktur IT dan Operasi BNI Bapak YB Hariantono mengatakan, pandemi Covid-19 telah mengakselerasi perubahan perilaku masyarakat untuk mengalihkan transaksinya dari cabang dan channel konvensional seperti ATM kepada layanan digital.
Perseroan menyikapi hal ini dengan melakukan percepatan transformasi layanan digital yang berfokus pada tiga layanan champion, yaitu pertama, peningkatan kapabilitas mobile banking secara berkelanjutan (pada segmen konsumer).
Kedua, terus meningkatkan platform transactional banking yang kuat yaitu melalui produk BNI Direct dan solusi cash management terintegrasi (segmen korporasi).
Ketiga, memperluas layanan digital BNI melalui kerjasama dengan fintech, e-commerce, serta ekosistem bisnis lainnya melalui Application Programming Interface/ API Digital Service BNI.
“BNI Mobile Banking, yang disiapkan sebagai fasilitas layanan perbankan yang dominan untuk digunakan para nasabah ritel,” kata YB Hariantono.
Hingga kuartal 1 tahun 2021, jumlah penggunanya mencapai 8,56 juta atau tumbuh 58,4% dibandingkan kuartal 1 tahun 2020 yang sebesar 5,41 juta nasabah.
Dari sisi nilai transaksi tercatat Rp 138 triliun pada Maret 2021 atau tumbuh 33,2% dibandingkan Maret 2020 sebesar Rp 103 triliun. Adapun jumlah transaksi yang dilakukan melalui BNI Mobile Banking adalah sebanyak 95 juta pada kuartal I-2021 atau meningkat 50,4% dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai 63 juta transaksi.
Kedua, platform digital transactional banking atau BNI Direct, yang menawarkan solusi terintegrasi untuk layanan Payment Management, Collection Management, Liquidity Management, Value Chain Management, hingga Open Banking Solution.
Hingga Maret 2021, jumlah nasabah cash management BNI mencapai lebih dari 72 ribu, meningkat 24% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan volume transaksi di 3 bulan pertama tahun 2021 mencapai Rp 968 triliun yang meningkat 22,7% dibandingkan periode yang sama tahun 2020.
“Hal ini mempertegas inisiatif BNI untuk terus meningkatkan layanan digital tidak hanya kepada nasabah ritel, namun juga kepada nasabah korporasi dan UMKM yang jumlahnya mencapai 83,6% dari total kredit yang disalurkan. Investasi berkelanjutan di platform transactional banking akan terus menjadi prioritas, mengingat hampir separuh dari dana murah BNI berasal dari nasabah aktif pengguna BNI Direct,” kata YB Hariantono.
Ketiga, API Digital Service BNI yang mulai dikembangkan sejak 2018, dan kini sudah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Saat ini, BNI telah menyediakan 238 API services, terbanyak di antara bank-bank di Indonesia, dengan jumlah pengguna lebih dari 3.000 klien. (E-1)
Sumber : Media Network/MI