I KADEK DWI PRADIPTA SARI | KUMARI’S COSMETIC
Cermat dalam memilih peluang bisnis kosmetik, mengantarkan pria bernama I Kadek Dwi Pradipta Sari pada kesuksesan di usia muda. Ia menepis anggapan bahwa bisnis dengan pangsa pasar didominasi oleh kaum hawa hanya bisa dikerjakan perempuan. Nyatanya peluang bisnis kosmetik dapat ditekuni oleh siapa saja asalkan mau berusaha dan pintar-pintar membaca tren. Selain itu inovasi dalam hal promosi gencar dilakukan membuat Dwi Pradipta sukses mengembangkan toko kosmetiknya yaitu Kumaris Cosmetic hingga mampu berekspansi ke daerah lain.
Usianya masih relatif muda, yakni 21 tahun. Hal Itu nyatanya tidak menghalangi Dwi Pradipta untuk terjun ke dunia usaha. Ia membangun usaha distributor kosmetik yang menyasar para pelaku profesi tata rias maupun kalangan individu. Dari nol, dia merangsek masuk ke bisnis ini dan bersaing dengan pengusaha lainnya yang telah lebih dahulu meniti karir di bisnis ini. Lewat bendera usaha Kumari Kosmetik ia memasarkan aneka produk kecantikan mulai dari perawatan tubuh, wajah, dan kosmetika lainnya.
Diakui Dwi Pradipta, peluang pasar penjualan kosmetik baik ritel maupun grosir sangat menjanjikan. Sebab, saat ini produk kosmetik tidak hanya diminati oleh kalangan tertentu saja. Contohnya produk perawatan wajah dan tubuh atau populer dengan sebutan skincare saat ini mulai digemari hampir semua rentang usia. Bahkan pelanggan produk skincare di Kumaris Cosmetic ada yang baru duduk di bangku sekolah dasar. Peluang inilah yang ditangkap oleh Dwi dengan menyediakan produk untuk segala kategori usia.
Peminat produk kosmetik juga banyak dari kalangan laki-laki. Ia menjelaskan bahwa konsumen dari gender pria umumnya membutuhkan produk untuk keperluan tata rambut. Tak sedikit pelanggan tokonya merupakan pelaku usaha barber shop yang biasanya datang untuk membeli gel rambut, shampo, maupun kebutuhan perawatan rambut lainnya. Demikian pula konsumen Kumaris Cosmetic yang berprofesi di bisnis salon dan spa, juga biasa membeli produk dengan spesifikasi perawatan tubuh maupun rambut.
“Bisnis penjualan kosmetik akan selalu eksis selama masyarakat masih tetap peduli untuk merawat diri guna meningkatkan kepercayaan diri mereka,” ujar Dwi Pradipta memaparkan
Lanjutnya menuturkan, awal mula ketertarikannya pada bisnis kosmetik lantaran diajak oleh kakak perempuannya. Sang Kakak yang awalnya berprofesi sebagai apoteker dan bekerja di pabrik kosmetik menawarkan kerja sama untuk membuka usaha penjualan kosmetik. Tanpa rasa ragu, Dwi menerima tawaran dari kakaknya. Pada tahun 2006 ia dan kakaknya merintis sebuah toko kosmetik di bilangan Gatot Subroto. Kediri Tabanan. Dipilihnya lokasi tersebut lantaran belum banyak kompetitor usaha di wilayah tersebut.
“Langkah awal yang saya lakukan dalam memulai usaha adalah mencari supplier untuk menyuplai barang dagangan di toko,” kenang Dwi.
Ia memilih menjual produk perawatan sehari-hari seperti shampo, sabun mandi, lulur, scrub, dan lainnya. Lambat laun semakin banyak permintaan produk jenis lainnya khususnya untuk keperluan make up seperti lipstik, bedak, alas bedak, perona mata, dan sebagainya. Dalam waktu satu setengah tahun, Dwi berhasil mengembangkan usahanya hingga membuka cabang di Kabupaten Gianyar. Alasannya memilih membuka cabang di daerah tersebut karena terdapat banyak pekerja seni dan pariwisata yang memerlukan produk kosmetika di sana. Selain itu Gianyar merupakan sentra bisnis untuk daerah Bali Timur membuat kawasan tersebut potensial untuk mengembangkan usaha.
Dwi merupakan pria lulusan Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Udayana. Sekilas memang disiplin ilmu yang dikuasai tidak berkaitan dengan dunia kosmetika. Namun agaknya latar belakang pendidikan di bidang manajemen bisnis cukup berpengaruh pada perkembangan usahanya. Dwi mengatakan usaha apa pun memerlukan tim manajemen yang profesional agar dapat memajukan usaha. Ditambah dengan kemampuan memahami produk (product knowledge), pastinya tantangan usaha apa pun akan mudah dihadapi.
Salah satu strategi yang dilakukan Dwi Pradipta yaitu terus memantau tren pasar terkini. Misalnya saja untuk saat ini tren produk skincare dari Korea tengah naik daun. Dwi pun dengan gesit menyediakan produk yang sedang diminati masyarakat tersebut. Walau harga produk perawatan dari Negeri Ginseng lebih tinggi dari produk lokal tak menyurutkan minat penggemar produk ini untuk berbelanja.
Dwi juga berupaya menyediakan produk terlengkap dengan rentang harga terendah hingga produk high end dengan harga fantastis. Dengan demikian target market yang dituju semakin bervariatif, mulai dari low, middle dan up. Terbukti dengan tidak mengandalkan satu jenis pangsa pasar saja ia mampu bertahan dalam persaingan usaha selama empat tahun belakangan ini.
Dalam setiap usaha tentunya ada masa pasang surutnya. Dikatakan Dwi bahwa selama pandemi covid-19, ia merasakan penurunan daya beli masyarakat yang berdampak pada bisnisnya. Namun hal itu tidak menyurutkan semangat usahanya. Dwi Pradipta berupaya menanggulangi dampak tersebut dengan meningkatkan promosi melalui media daring. Ia juga menjual produk kosmetik melalui berbagai e-commerce untuk menjangkau pasar di daerah-daerah lain. Strategi penjualan via online ini terbukti jitu menjaga stabilitas usaha di tengah situasi ekonomi saat ini.
Demikian sekelumit cerita dari kisah kesuksesan I Kadek Dwi Pradipta Sari. Semoga dapat menginspirasi insan muda lainnya untuk tidak takut menjajal peluang di luar zona nyaman.