Tren minum jus seledri populer sejak 2018. Sejumlah publik figur dunia menyebut jus seledri murni tanpa apapun setiap pagi bisa cepat turunkan berat badan.
Selain itu minum jus seledri juga dianggap sebagai detoksberbagai racun di tubuh, hingga penyembuh berbagai penyakit seperti kolesterol, darah tinggi, dan beberapa penyakit lainnya.
Dokter selebriti Mike Varshavski, dikutip dari CNN Indonesia (26/12) menyebut tren ini sebetulnya belum bisa dibuktikan secara sahih. Tak ada penelitian ilmiah yang besar yang membuktikan jus seledri tanpa campuran apapun sangat ajaib hingga bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Saat ini kata Mike masih sangat sedikit penelitian yang secara spesifik membeberkan perihal manfaat kesehatan seledri, termasuk dengan jus seledri murni.
Seledri memang mengandung bahan kimia tertentu yang terbukti bermanfaat untuk sejumlah penyakit. Misalnya, Apigenin, yang telah terbukti anti-inflamasi dan melindungi dari kanker. Selain apigen, di dalam seledri juga terkandung luteolin yang disebut memiliki efek anti-inflamasi.
Mengutip Medical News Today, penelitian menunjukkan bahwa apigenin dan luteolin mengurangi peradangan dan dapat membantu mengobati berbagai penyakit inflamasi.
Sebuah studi tahun 2017 menyelidiki apakah luteolin dapat mengurangi peradangan dan menurunkan respons alergi pada tikus dengan kondisi ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa memberi tikus luteolin 30 menit sebelum memaparkan mereka pada alergen secara signifikan mengurangi tingkat peradangan dan alergi di dalam paru-paru dan saluran hidung mereka.
Namun, para ilmuwan masih perlu melakukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan apakah luteolin memiliki efek anti alergi yang serupa pada manusia.
Banyak yang mengklaim jus seledri memiliki banyak manfaat dan memiliki sifat penyembuh yang cukup ampuh. Misalnya menyembuhkan eksim, psoriasis, jerawat, sembelit, sindrom kelelahan kronis, migrain, tekanan darah tinggi, kecanduan, alergi, hingga kondisi autoimun.