Profesor ITS menjadi korban begal saat gowes seorang diri di Kenjeran, Surabaya. Sebelum dibegal, ia merasa diintai selama sepekan.
Begitulah pengakuan korban bernama Prof Dr Ir Udisubakti Ciptomulyono MEngSc. Ia merupakan Guru Besar di Manajemen Bisnis dan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.
Ia dibegal sekitar pukul 07.00 WIB. Ia merasa diintai tak hanya beberapa saat sebelum dibegal. Tetapi sudah dalam sepekan terakhir.
Iya, ada perasaan gitu sih (diintai beberapa hari ini), lebih ke minggu-minggu terakhir,” kata Prof Udi saat dihubungi detikcom, Rabu (18/11/2020).
“Saat hendak pulang setelah gowes, ia beristirahat sejenak di depan Kenpark, Kenjeran. Ia duduk-duduk lalu mengeluarkan HP karena mau mengirim sebuah artikel. Tanpa disangka, tiba-tiba ada dua orang menggunakan motor dengan kecepatan tinggi, mengambil ponsel miliknya.
“Tadi itu sudah ada perasaan begitu, kok ini sepeda motor muter-muter aja. Saat saya duduk gitu sudah ngawasi. Ketika saya duduk tenang buka HP dia mengatur strategi bagaimana memepet saya dengan cepatnya,” jelasnya.
Sebenarnya, ia juga sempat merasa waswas karena mendengar informasi begal terhadap goweser di Jakarta. Biasanya Prof Udi gowes pukul 04.15 WIB saat masih gelap dan memburu sunrise di Kenjeran. Namun karena mendengar berita tersebut, ia menunggu agak terang baru gowes.
Tapi akhir-akhir ini saya sudah menunggu sabar dulu sampai matahari agak terang. Tapi konsekuensinya nggak dapat sunrise. Jadi ada perasaan waswas akhir-akhir ini,” ujarnya.
Menurutnya, hal ini perlu direspons oleh petugas keamanan untuk mengintensifkan pengawasan di jalan. Karena setiap pagi ada goweser yang sudah di jalan mengejar sunrise.
“Kalau bisa jangan sendirian kalau bersepeda, bisa ramai-ramai tapi tetap jaga jarak. Biasanya kalau ramai los kontrol tapi harus tetap jaga protokol kesehatan,” pungkasnya.