Jakarta | Ketua MPR Bambang Soesatyo mengungkapkan isi pembicaraan para pimpinan MPR yang menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat pada Rabu (8/7/2020).
Mereka menemui Jokowi untuk mengundang ke acara sidang tahunan MPR pada 16 Agustus.
Dalam pertemuan tersebut, ungkap Bambang, dua Wakil Ketua MPR yakni Jazilul Fawaid yang merupakan politisi PKB dan Syarief Hasan yang merupakan politisi Demokrat bertanya soal reshuffle ke Jokowi.
“Presiden Jokowi hanya terkekeh-kekeh dan tidak menjawab secara langsung tentang isu reshuffle,” kata Bambang dalam keterangan tertulis, Kamis (8/7/2020).
Ia menambahkan pada intinya Presiden hendak mengingatkan para menterinya agar bekerja ekstra keras dan cepat dengan mengeluarkan ancaman reshuffle.
Bambang mengatakan, Presiden selalu memantau kinerja menterinya setiap saat, usai melontarkan wacana reshuffle saat membuka sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, pada 18 Juni.
Bahkan, lanjut Bambang, Presiden juga memantau kinerja kementerian hingga menghubungi para direktur jenderal (dirjen) dan sekretaris jenderal (sekjen) kementerian yang ia pantau.
“Kata Presiden, beliau setiap hari langsung turun ikut mengawasi. Sekarang ini, tidak hanya menteri yang ditanya. Tapi dikejar juga sampai ke sekjen dan dirjen kementerian,” ujar Bambang.
“Itu penjelasan Presiden. Artinya, Presiden tidak ingin ada menteri yang main-main,” kata dia.
Menurut Bambang, Jokowi tidak menyampaikan langsung secara eksplisit, apakah akan ada reshuffle atau tidak.
“Silakan tafsirkan sendiri pandangan Presiden tersebut,” ujar dia.
Wacana reshuffle sebelumnya dilontarkan Jokowi saat membuka sidang kabinet paripurna pada 18 Juni.
Jokowi kesal dengan para menterinya karena bekerja kurang optimal di masa krisis. Ia pun mengancam tak segan mengambil langkah reshuffle agar kabinetnya bekerja optimal.